JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) saat ini berupaya menjajaki peluang penempatan TKI ke beberapa negara di Afrika antara lain Sudan, Mesir, Aljazair, dan Libya. Sejumlah pejabat BNP2TKI tengah berkunjung ke negara-negara tersebut mulai 2-12 Oktober 2009 dalam rangka perluasan pasar kerja TKI sektor formal.
Demikian dikatakan Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Selasa (6/10 ). Pejabat BNP2TKI yang berkunjung ke Afrika yaitu Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi Ramli Saud, Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi KLN Agusdin Subiantoro, Direktur Promosi Kerjasama Luar Negeri Endang Sulistyaningsih, Direktur Kerjasama Kawasan Timur Tengah, Eropa dan Afrika Siswatiningsih, dan Direktur Perlindungan dan Advokasi Kawasan Timur Tengah, Afrika dan Eropa Syaiful Idhom.
Menurut Jumhur, selain bertemu pihak terkait penempatan TKI di sana seperti agen penyalur tenaga kerja asing, rombongan BNP2TKI juga bertemu dengan kalangan pemerintah serta perwakilan RI seperti Kedutaan Besar RI dan Konsulat jenderal RI.
"Dengan perwakilan RI akan didiskusikan tentang skema penempatan TKI formal maupun perlindungan TKI, termasuk membahas masalah perlindungan TKI yang juga tersebar di antaranya di Aljazair dan Mesir. Sedangkan dengan agensi asing tentu membicarakan kerjasama peluang penempatan khususnya untuk TKI formal ke negara-negara Afrika yang kini dijajaki," jelas Jumhur.
Peluang kerja formal di negara-negara kawasan Afrika antara lain sektor konstruksi, pertambangan, kesehatan, jasa (perawat, tenaga administrasi rumah sakit, restoran, perhotelan), sopir, pengelasan, tenaga teknologi informasi, dan lain-lain.
Jumlah TKI yang dibutuhkan ribuan orang dengan upah bervariasi dari ratusan hingga ribuan dollar AS, imbuh Jumhur. Hal ini pernah disampaikan Duta Besar Sudan di Jakarta, Ibrahim Bushra Mohamed Ali saat berkunjung ke BNP2TKI beberapa waktu lalu.
Menurut Dubes Sudan, negaranya sedang giat-giatnya membangun sekaligus mendorong para investor dari negara maju untuk berinvestasi di Sudan sehingga memerlukan sejumlah besar tenaga kerja asing atau pun TKI terampil.
Sementara itu, di Aljazair sudah banyak TKI yang bekerja di sektor konstruksi dan perkantoran. Untuk Mesir, umumnya TKI bekerja di bidang infrastruktur sosial dan perhotelan.
KOMPAS Hamzirwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar