08 Juni 2009

Capres Tidak Peduli Isu Buruh Migran


Senin, 8 Juni 2009

Kompas.com

Palembang, Kompas - Para calon presiden dan wakil presiden belum ada yang menunjukkan kepedulian terhadap persoalan buruh migran atau tenaga kerja Indonesia.


Demikian kesimpulan dalam diskusi bertema "Potret Buruh Migran dalam Pilpres 2009" yang diselenggarakan Sekolah Demokrasi Banyuasin, Sabtu (6/6). Sebagai pembicara adalah aktivis Tati Krisnawati, Kepala Balai Pelayanan dan Penempatan TKI (BP2TKI) Sumsel Sri Haryati, serta Kepala Biro Sumsel Harian Seputar Indonesia Aina Rumiyati Aziz.


Menurut Tati, para buruh migran membutuhkan pemimpin yang benar-benar memerhatikan nasib para buruh migran. Buruh migran tidak perlu janji-janji calon presiden, tetapi perlu tindakan nyata.


Tati mengungkapkan, pemerintah menunjukkan ketidakpedulian terhadap buruh migran dengan membiarkan perlakuan buruk terhadap buruh migran.


"Pemerintah membiarkan para agen TKI melakukan pungutan kepada TKI dengan jumlah begitu besar," kata Tati.


Tati menuturkan, dari ketiga pasang calon presiden, hanya pasangan Megawati-Prabowo yang menunjukkan sedikit kepedulian kepada buruh migran. Namun, bagi buruh migran, konsep ketiga pasang calon presiden terhadap persoalan buruh migran masih belum jelas.


Sri Haryati menuturkan, jumlah TKI dari Sumsel sampai Mei 2009 mencapai 478 orang. Sementara itu, pada 2008 tercatat 2.426 TKI dari Sumsel.


"Banyak TKI dari Sumsel yang berangkat dari Jakarta, Batam, atau Medan sehingga tidak terdata oleh BP2TKI Sumsel," ujarnya.


Menurut Sri Haryati, persoalan yang paling banyak dihadapi TKI asal Sumsel adalah dipulangkan meskipun kontraknya belum habis.


Aina Rumiyati Aziz menuturkan, presiden yang terpilih harus berkomitmen terhadap persoalan buruh migran. Pemerintah harus mempunyai data jumlah buruh migran. (WAD)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar