12/10/2009
TKW Dibunuh di Taiwan
Irul Hamdani - detikSurabaya
Banyuwangi - Jenazah Suprihatin (37), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Umbulrejo Desa Bagorejo Kecamatan Srono,Banyuwangi, yang tewas di Taiwan akhirnya bisa dipulangkan.
Korban yang sebelumnya dikabarkan tewas akibat kecelakaan lalu lintas tersebut, ternyata menjadi korban pembunuhan tiba di Bandara International Juanda, Surabaya, Sabtu (10/10/2009) malam pukul 23.00 Wib.
Namun baru dijemput pihak keluarganya, Senin (12/10/2009) dan tiba di rumah duka petang tadi. Sebelumnya, jenazah terkatung-katung di Taiwan selama 3 bulan sejak kematiannya, akhir bulan Juli 2009.
Seiring kedatangan jenazah, terungkap pula misteri sebab musabab kematian korban. Sebelumnya, pihak keluarga mendapat kabar jika ibu dua anak tersebut tewas akibat kecelakaan lalu lintas, sepulang kerja. Namun fakta lain mengungkapkan jika korban tewas dibunuh oleh Prong Prom Tanik, rekan kerja korban asal Thailand.
Fakta itu dikuatkan dengan dua lembar surat hasil otopsi rumah sakit di Taiwan, Wei Gong Hospital, Toufen. Di surat itu tertera jika korban tewas akibat luka parah di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul. Selain itu, surat dari pihak polisi Taiwan menyebutkan dan menguatkan hal tersebut.
"Ini surat otopsi yang dikeluarkan pihak rumah sakit di Taiwan. Korban menderita luka parah di kepalanya, akibat pukulan benda tumpul" jelas Gito, aktifis Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, yang mendampingi pemulangan jenazah korban, saat ditemui detiksurabaya.com di rumah duka sambil menunjukan berkasnya.
Kini kasus pembunuhan tersebut sudah dalam proses persidangan. Motif dari aksi keji itu sendiri belum jelas. Hanya diketahui jika aksi pembunuhan terjadi setelah korban dan pelaku selisih paham yang berakhir dengan cekcok mulut hebat disertai penganiayaan.
Pihak keluarga berharap pada pemerintah Taiwan, agar memberikan hukuman setimpal bagi pembunuh korban. Meski begitu, kematian korban diterima secara lapang dada oleh keluarganya.
"Saya sangat berharap, pembunuh istri saya dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya," tegas Saifullah, suami korban dengan mata berkaca-kaca.
Suprihatin berangkat ke negeri ginseng melalui PT Sekar Tanjung Jakarta, pada tahun 2005 lalu. Menurut keluarganya, selama bekerja di Taiwan komunikasi berjalan lancar serta rutin mengirimkan uang hasil jerih payahnya ke kampung halamannya.
Bahkan sehari sebelum terbunuh, Suprihatin sempat menelpon suaminya untuk memberitahu jika dirinya akan mengirim uang. "Sehari sebelumnya istri saya telpon tanya kabar, dan mau kirim uang untuk biaya sekolah anak-anak saya," kenang saifullah.
Kepulangan jenazah terhambat lantaran menunggu proses hukum di kepolisian Taiwan rampung. Selain itu, dana pemulangan jenazah turut menjadi kendala. Dengan bantuan SBMI, BNP2TKI akhirnya jenazah dapat dipulangkan. Rencananya, jenazah akan dikebumikan Selasa (13/10/2009) pagi.
(gik/gik)
TKW Dibunuh di Taiwan
Irul Hamdani - detikSurabaya
Banyuwangi - Jenazah Suprihatin (37), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Umbulrejo Desa Bagorejo Kecamatan Srono,Banyuwangi, yang tewas di Taiwan akhirnya bisa dipulangkan.
Korban yang sebelumnya dikabarkan tewas akibat kecelakaan lalu lintas tersebut, ternyata menjadi korban pembunuhan tiba di Bandara International Juanda, Surabaya, Sabtu (10/10/2009) malam pukul 23.00 Wib.
Namun baru dijemput pihak keluarganya, Senin (12/10/2009) dan tiba di rumah duka petang tadi. Sebelumnya, jenazah terkatung-katung di Taiwan selama 3 bulan sejak kematiannya, akhir bulan Juli 2009.
Seiring kedatangan jenazah, terungkap pula misteri sebab musabab kematian korban. Sebelumnya, pihak keluarga mendapat kabar jika ibu dua anak tersebut tewas akibat kecelakaan lalu lintas, sepulang kerja. Namun fakta lain mengungkapkan jika korban tewas dibunuh oleh Prong Prom Tanik, rekan kerja korban asal Thailand.
Fakta itu dikuatkan dengan dua lembar surat hasil otopsi rumah sakit di Taiwan, Wei Gong Hospital, Toufen. Di surat itu tertera jika korban tewas akibat luka parah di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul. Selain itu, surat dari pihak polisi Taiwan menyebutkan dan menguatkan hal tersebut.
"Ini surat otopsi yang dikeluarkan pihak rumah sakit di Taiwan. Korban menderita luka parah di kepalanya, akibat pukulan benda tumpul" jelas Gito, aktifis Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, yang mendampingi pemulangan jenazah korban, saat ditemui detiksurabaya.com di rumah duka sambil menunjukan berkasnya.
Kini kasus pembunuhan tersebut sudah dalam proses persidangan. Motif dari aksi keji itu sendiri belum jelas. Hanya diketahui jika aksi pembunuhan terjadi setelah korban dan pelaku selisih paham yang berakhir dengan cekcok mulut hebat disertai penganiayaan.
Pihak keluarga berharap pada pemerintah Taiwan, agar memberikan hukuman setimpal bagi pembunuh korban. Meski begitu, kematian korban diterima secara lapang dada oleh keluarganya.
"Saya sangat berharap, pembunuh istri saya dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya," tegas Saifullah, suami korban dengan mata berkaca-kaca.
Suprihatin berangkat ke negeri ginseng melalui PT Sekar Tanjung Jakarta, pada tahun 2005 lalu. Menurut keluarganya, selama bekerja di Taiwan komunikasi berjalan lancar serta rutin mengirimkan uang hasil jerih payahnya ke kampung halamannya.
Bahkan sehari sebelum terbunuh, Suprihatin sempat menelpon suaminya untuk memberitahu jika dirinya akan mengirim uang. "Sehari sebelumnya istri saya telpon tanya kabar, dan mau kirim uang untuk biaya sekolah anak-anak saya," kenang saifullah.
Kepulangan jenazah terhambat lantaran menunggu proses hukum di kepolisian Taiwan rampung. Selain itu, dana pemulangan jenazah turut menjadi kendala. Dengan bantuan SBMI, BNP2TKI akhirnya jenazah dapat dipulangkan. Rencananya, jenazah akan dikebumikan Selasa (13/10/2009) pagi.
(gik/gik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar