15 Oktober 2009
Menurut Kepala Klinik Voluntary Consulting Test (VCT) Rumah Sakit Umum Daerah dr Soebandi Jember, dr Justina Evi Tyaswati Sp.Kj, kepada TEMPO, Kamis (15/10) siang, mereka datang dan memeriksakan diri dalam kondisi stadium III hingga stadium IV. "Malah ada yang mengaku sempat dideportasi dari Malaysia, terus kembali lagi ke Hongkong, kemudian sakit dan pulang," kata dia.
Justina menambahkan, kebanyakan mereka baru mengetahui dirinya terpapar virus mematikan itu setelah mengalami sakit atau kembali ke Indonesia untuk berlibur. Perilaku seksual para tenaga kerja Indonesia selama bekerja di luar negeri, diakui menjadi penyebab terbanyak. "Mereka mengaku tidak berhati-hati atau ceroboh dalam bergaul, terutama dengan orang asing di luar negeri," kata Justina.
Kasus HIV/AIDS di Jember, pertama kali ditemukan pada 1997. Kemudian baru ditemukan lagi pada 2004 dan meningkat secara signifikan seiring dengan keberadaan klinik VCT. "Pada tahun 2006 hanya ditemukan empat kasus HIV/AIDS, namun angka itu naik menjadi 74 kasus di tahun 2007 dan tahun 2008 ditemukan 114 kasus HIV AIDS," tutur dia.
Sampai dengan pekan pertama Oktober 2009, sudah tercatat 120 kasus baru HIV/AIDS. Sehingga jumlah total pasien HIV/AIDS yang ditangani oleh tiga klinik VCT di Jember ada 318 orang. Sebanyak 227 di antaranya hasil temuan klinik VCT RSD dr. Soebandi, sementara sisanya ditemukan oleh klinik VCT RSD Balung dan klinik VCT Puskesmas Puger.
MAHBUB DJUNAIDY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar