11 Oktober 2009
Jember (ANTARA News) - Sebagian mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, positif terjangkit "human immunodeficiency virus and acquired immuno deficiency syndrome" (HIV/AIDS), kata Koordinator klinik "Voluntary Councelling and Testing" (VCT) RSUD dr Soebandi Jember, dr Justina Evi Tyaswati, Minggu.
Evi melanjutkan, jumlah penderita HIV/AIDS yang ditangani kliniknya sejak tahun 2006 hingga awal Oktober 2009 tercatat 227 orang yang 30 persen diantaranya mantan TKI yang sebagian besar tertular saat bekerja di luar negeri dan pulang ke Indonesia sudah terinfeksi virus HIV/AIDS.
"Biasanya TKI yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter karena keluhan penyakit yang tidak sembuh. Setelah darahnya dicek di laboratorium, hasilnya positif tertular HIV/AIDS sehingga dirujuk ke VCT RSUD dr Soebandi," katanya.
Menurut dia, banyak TKI yang tidak mengetahui terjangkit HIV/AIDS sehingga mereka tidak sadar virus tersebut menyerang daya tahan tubuhnya.
"TKI yang sudah positif tertular HIV/AIDS tidak bisa kembali bekerja ke luar negeri karena biasanya para TKI akan dicek kesehatannya sebelum berangkat ke luar negeri," katanya.
Sejauh ini, kata dia, sebagian mantan TKI melakukan konseling secara rutin di klinik VCT untuk berkonsultasi dan mendapatkan obat Anti Retroviral (ARV) untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
"TKI yang menderita AIDS pada stadium lanjut harus mengonsumsi obat ARV supaya daya tahan tubuhnya stabil," katanya.
Ia berharap, mantan TKI yang positif HIV/AIDS ini tidak menularkan virus mematikan tersebut ke orang lain.
"Jember merupakan daerah `merah` penyebaran HIV/AIDS di Jatim karena menduduki peringkat kelima setelah Surabaya, Malang, Banyuwangi dan Tulungagung," katanya. (*)
Jember (ANTARA News) - Sebagian mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, positif terjangkit "human immunodeficiency virus and acquired immuno deficiency syndrome" (HIV/AIDS), kata Koordinator klinik "Voluntary Councelling and Testing" (VCT) RSUD dr Soebandi Jember, dr Justina Evi Tyaswati, Minggu.
Evi melanjutkan, jumlah penderita HIV/AIDS yang ditangani kliniknya sejak tahun 2006 hingga awal Oktober 2009 tercatat 227 orang yang 30 persen diantaranya mantan TKI yang sebagian besar tertular saat bekerja di luar negeri dan pulang ke Indonesia sudah terinfeksi virus HIV/AIDS.
"Biasanya TKI yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter karena keluhan penyakit yang tidak sembuh. Setelah darahnya dicek di laboratorium, hasilnya positif tertular HIV/AIDS sehingga dirujuk ke VCT RSUD dr Soebandi," katanya.
Menurut dia, banyak TKI yang tidak mengetahui terjangkit HIV/AIDS sehingga mereka tidak sadar virus tersebut menyerang daya tahan tubuhnya.
"TKI yang sudah positif tertular HIV/AIDS tidak bisa kembali bekerja ke luar negeri karena biasanya para TKI akan dicek kesehatannya sebelum berangkat ke luar negeri," katanya.
Sejauh ini, kata dia, sebagian mantan TKI melakukan konseling secara rutin di klinik VCT untuk berkonsultasi dan mendapatkan obat Anti Retroviral (ARV) untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
"TKI yang menderita AIDS pada stadium lanjut harus mengonsumsi obat ARV supaya daya tahan tubuhnya stabil," katanya.
Ia berharap, mantan TKI yang positif HIV/AIDS ini tidak menularkan virus mematikan tersebut ke orang lain.
"Jember merupakan daerah `merah` penyebaran HIV/AIDS di Jatim karena menduduki peringkat kelima setelah Surabaya, Malang, Banyuwangi dan Tulungagung," katanya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar