PSK Doakan Calon Menteri Senin, 19 Oktober 2009 02:05 "Kami berharap, pemerintahan yang akan dibentuk Pak SBY dapat lebih memperhatikan nasib wong cilik." SUTINI Mucikari di Lokalisasi Kremil BK/EKO SISWONO/ANTARA TES KESEHATAN: Sebanyak 14 dari 16 calon menteri yang telah menjalani proses seleksi di Cikeas pada Sabtu (17/10), menjalani tes kesehatan di RSPAD Jakarta, Minggu (18/10). (kiri-kanan) mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Djoko Suyanto, mantan Rektor ITS Muhammad Nuh, dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto. (Foto bawah) lima dari 14 calon menteri yang menjalani seleksi di Cikeas pada Minggu kemarin (kiri-kanan) Darwin Saleh, Linda Agum Gumelar, Gusti Muhammad, MS Hidayat, dan Suharna Surapranata. Doa dipanjatkan di area lokalisasi Kremil, Surabaya. Mereka berharap, SBY tak salah memilih para menteri yang kini digodok sebab di tangan para menteri itu lah nasib bangsa ini berada untuk lima tahun ke depan. PROSES audisi calon menteri yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI terpilih untuk periode 2009-2014, dalam dua hari ini di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, diam-diam mendapat perhatian serius dari para warga dan wanita pekerja seks komersial (PSK) di komplek lokalisasi Tambak Sari atau yang lebih dikenal lokalisasi Kremil di Surabaya, Jawa Timur. Perhatian itu diwujudkan dalam bentuk doa bersama yang digelar di Balai RT 29, Jl Tambak Asri 340, Surabaya, Minggu (18/10). Mereka sengaja menggelar doa bersama untuk kelancaran proses audisi calon menteri yang tengah dilakukan Presiden SBY dalam tiga hari ini. Selain dihadiri belasan warga setempat, sejumlah wanita PSK, doa bersama itu juga dihadiri mucikari, perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus partai, dan karang taruna. Mereka tampak khusyuk berdoa. Bahkan ada peserta yang sampai berlinang air mata. "Kami berharap agar pemerintahan yang akan dibentuk Pak SBY dapat lebih memperhatikan nasib wong cilik (rakyat kecil) seperti kami ini," ujar Sutini (55), salah satu mucikari, seraya terisak usai doa bersama. Doa bersama itu digelar agar SBY-Boediono sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk periode 2009-2014, tidak salah memilih para menteri yang nanti akan menjadi pembantunya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II. "Karena masa depan bangsa ini untuk lima tahun ke depan, ada di tangan mereka," ujar humas Persatuan Warga Kremil (PWK) Daniel Lukas Rorong, sebagaimana dilansir detik.com, Minggu kemarin. Menurut Daniel, siapapun yang nantinya dipilih SBY-Boediono menjadi menteri, harus berkomitmen kuat untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, sejahtera, dan berkeadilan. "Dan yang terpenting tidak korupsi," tegas Daniel. Bisa Berubah Proses penjaringan calon menteri itu sendiri masih terus dilangsungkan di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor. Sepanjang Minggu (18/10), tercatat 14 calon menteri yang mengikuti seleksi yang dilakukan oleh SBY. Dengan demikian, sejak proses audisi calon menteri ini digelar Sabtu (17/10), sudah 30 kandidat yang menjalani proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang dilakukan SBY. Masih ada sejumlah kandidat yang belum sempat menjalani proses seleksi di Puri Cikeas itu. Menurut jurubicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, proses seleksi oleh SBY itu akan dilanjutkan Senin (19/10) hari ini. "Hari ini (Minggu kemarin, red) selesai fit and proper test. Memang lebih pendek dari kemarin (Sabtu). Hari ini ada 14 calon, kemarin 16. Maka masih ada yang belum fit and proper test, ada waktu dilanjutkan besok," kata Andi di Puri Cikeas, Bogor Barat, Minggu kemarin. Andi menjelaskan, Senin hari ini Presiden SBY harus menghadiri agenda pelantikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga presiden perlu mengatur jadwal yang pas agar semua calon menteri bisa mengikuti fit and proper test tepat waktu sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden pada Selasa (20/10) besok. Terkait siapa saja yang akan mengikuti audisi besok, Andi mempersilakan untuk melihat sendiri siapa-siapa saja yang datang Senin ini ke Cikeas. Yang jelas, katanya, proses fit and proper test calon menteri akan berakhir Senin hari ini. Sementara itu, Presiden SBY dalam wawancaranya dengan wartawan di Cikeas memberikan isyarat bahwa sejumlah calon menteri yang dipanggilnya masih bisa saja berubah posisi. "Ini kan uji seleksi, kita lihat masih ada besok, tanggal 20 dan 21. Jadi masih ada tiga hari," kata SBY ketika ditanya mengenai kepastian para calon menteri yang dipanggil akan masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Menurut dia, proses wawancara para calon menteri yang berjumlah 34 orang, belum akan selesai pada hari Minggu meski sudah dimulai sejak Sabtu (17/10). "Besok (Senin hari ini, red) masih ada gelombang terakhir," kata SBY. Namun, ia memastikan bahwa calon yang dipanggil adalah calon menteri, serta pejabat-pejabat utama menteri seperti Kepala BKPM. SBY juga mengatakan bahwa dari wawancara sejak Sabtu, hasilnya cukup menggembirakan sesuai keinginannya. "Hasil wawancara boleh dikatakan `meet the standard` (memenuhi standar). Tetapi ini belum rampung dan akan jalan terus," katanya. Keempat belas orang yang menjalani proses fit and proper test di Cikeas pada Minggu kemarin adalah Menteri PU Djoko Kirmanto, Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Ekonomi Darwin Zahedy Saleh, Ketua Kadin Indonesia MS Hidayat, Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Gusti Muhammad Hatta, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PKS Suharna Surapranata, Ketua Kowani Linda Agum Gumelar, politisi PAN Patrialis Akbar, dr Nila Djuwita Moeloek, Komisaris Pertamina Gita Wirjawan, Sekjen PAN Zulkifli Hasan, Wakil Sekjen PKB Helmy Faisal Zaini, Dirut Bulog Mustofa Abubakar, politisi PPP Soharso Monoarfa, dan politisi Partai Demokrat EE Mangindaan. Tes Kesehatan Di tempat terpisah, 14 dari 16 calon menteri yang menjalani proses fit and proper test di Cikeas pada Sabtu (17/10) menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Minggu (18/10). Dua calon menteri lainnya, yaitu Andi Mallarangeng dan Hatta Rajasa, tak bisa menjalani tes kesehatan itu pada Minggu kemarin lantaran masih membantu SBY di Cikeas. Hasil tes kesehatan akan menjadi bahan pertimbangan sepenuhnya bagi Presiden, apakah calon bersangkutan akan tetap menjadi menteri atau diganti dengan calon lain. Tim penguji kesehatan calon menteri ditunjuk langsung oleh Presiden SBY berdasarkan Keppres RI Nomor 29/2009 tentang Pembentukan Tim Penilaian Kesehatan Calon Menteri. Tim penguji kesehatan calon menteri berjumlah 45 orang terdiri atas 29 dokter pemeriksa dan 16 dokter pendukung. Dokter pendukung di antaranya berkedudukan sebagai ketua, wakil ketua, koordinator tim pemeriksa, koordinator tim pengamanan dan koordinator tim protokoler. "Protokoler diperlukan karena di antara calon menteri yang dites ada menteri yang masih menjabat. Jadi, kita atur protokolernya," kata Kepala RSPAD Jakarta Brigjen Surprianto, kemarin. Dokter pemeriksa terdiri atas spesialis kesehatan jiwa, spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis THT, spesialis syaraf, spesialis jantung, spesialis paru-paru, spesialis bedah, spesialis saluran kencing, spesialis kebidanan, spesialis radiologi, dokter gigi dan mulut, spesialis patologi klinik, dan spesialis patologi anatomi. Ke-14 calon menteri yang menjalani tes kesehatan itu adalah mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Pur) Djoko Suyanto, Sudi Silalahi, Sri Mulyani, Mari Elka Pangestu, Muhammad Nuh, Suryadharma Ali, Agung Laksono, Jero Wacik, Gamawan Fauzi, mantan Kapolri Jenderal Pol (pur) Sutanto, Syarif Hassan, Tifatul Sembiring, Asegaf Salim Al Jufrie, dan Muhaimin Iskandar. O dtc/ant/rap/has http://www.beritakota.co.id/berita/berita-utama/17346-psk-doakan-calon-menteri.html |
18 Oktober 2009
PSK Doakan Calon Menteri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar