By Republika Newsroom
Selasa, 10 Februari 2009 pukul 17:56:00
Selasa, 10 Februari 2009 pukul 17:56:00
Jumlah 196 diatas terbagi atas 66 bangunan permanent dan 130 lapak PKL. Pembongkaran rencananya akan dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Namun, pemilik bangunan dan lapak pada saat pembongkaran akan dilakukan pada pukul 10.00 pagi Selasa (10/2) berinisiatif membongkar sendiri bangunan dan lapak mereka.
"Karena itu, kami beri keempatan bagi pemilik bangunan untuk membongkar sendiri. Batas terakhir pembongkarannya tidak saya tentukan, tapi akan kami pantau terus," ujar Luthfie Syam yang dihubungi via telepon selasa kemarin.
Tidak adanya batas waktu selesainya pembongkaran swadaya dari pemilik ini, menurut Syam karena dagangan yang dijual di bangunan-bangunan tersebut termasuk dagangan "berat." Diantaranya adalah toko bahan-bahan pokok, toko obat, dan kios telepon selular.
"Mereka bilang minta waktu untuk membereskan terlebih dahulu dagangannya. Mereka juga berjanji akan melakukan pembongkaran sendiri hingga tuntas," ujar Syam menirukan para pedagang di pasar Leuwiliang.
Selain di Pasar Leuwiliang, Syam juga meminta para pemilik bangunan diatas dan dipinggir daaerah sempadan sungan Cigetet, Jalan Raya Leuwiliang untuk membongkar sendiri bangunannya.
"Saya minta maaf kepada pemilik bangunan tersebut. Kalau tidak dibongkar sendiri, maka akan kami bongkar secara paksa. Luthfie Syam juga mengatakan pihaknya ingin terlebih dahulu melakukan pendekatan secara persuasif sebelum melakukan pembongkaran paksa.
Seluruh bangunan diatas menurut keterangan Luthfie Syam harus dibongkar karena melanggar garis sempadan jalan dan garis sempadan sungai. - c82/ah
Link: http://www.republika.co.id/berita/30730/PKL_Bongkar_Lapaknya_Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar