Kasus Gizi Buruk Anak Kembali Merebak Rabu, 25 Februari 2009 | 17:30 WIB Laporan wartawan Yoga PutraWATES, RABU - Kasus gizi buruk pada anak kembali merebak di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta . Selama dua bulan terakhir, puluhan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk, bahkan salah seorang di antaranya sampai dirawat di rumah sakit daerah karena kondisinya kritis.
Di Kecamatan Kokap, misalnya, terdapat 23 anak yang menderita gizi buruk. Camat Kokap Santoso, Rabu (25/2), mengatakan angka itu diperoleh dari hasil laporan petugas Puskesmas Kokap I sebanyak 16 anak dan Puskesmas Kokap II sebanyak tujuh anak. Sementara itu di Kecamatan Sentolo, terutama di Desa Demangrejo, Srikayangan, Tuksono, dan Salamrejo, sebanyak delapan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk. Selain itu, masih ada 32 anak lain yang saat ini berstat us rawan gizi buruk. Keempat desa tersebut merupakan wilayah dengan jumlah warga miskin terbanyak di Sentolo. Seorang penderita gizi buruk dari Kecamatan Girimulyo bahkan sampai harus dilarikan ke RSUD Wates karena kondisi tubuhnya terus melemah. Sejak Jumat pekan lalu, Aan Nugroho (5) , warga Dusun Ngesong, Desa Purwosari, dirawat di ruang isolasi Bangsal Cempaka RSUD Wates karena sakit demam dan berat tubuhnya hanya 9,2 kilogram. Tidak hanya itu, Aan juga menderita sariawan akut yang menyebar di bi bir hingga rongga dalam mulut. Staf perawat RSUD Wates Yogo mengatakan sariawan itu membuat Aan sulit makan. Kami juga sudah berupaya memberi makan pasien dengan memasang selang melalui hidung. Akan tetapi, pasien terus melawan, sehingga saat ini pemenuhan nutrisinya murni mengandalkan cairan infus, kata Yogo. Ayah Aan, Parjiyo (40), mengaku tidak mampu memenuhi gizi anaknya karena pendapatannya sebagai pemulung sampah sangat tidak mencukupi. Sehari-hari, Parjiyo hanya mendapat uang kurang dari R p 10.000. Uang itu hanya cukup untuk membeli nasi dan sayur dengan lauk seadanya. Parjiyo dan Aan pun hanya makan 1-2 kali sehari. Direktur RSUD Wates Bambang Haryatno menjamin seluruh biaya perawatan Aan hingga ia sembuh. Menurut Bambang, ia akan menggunakan dana dari pos pembiayaan pasien miskin yang tidak terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan masyarakat . Tahun 2009, pemerintah daerah menganggarkan Rp 600 juta dalam APBD untuk pos tersebut. Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat sepanjang tahun 2008, dari jumlah 26.852 anak berusia di bawah lima tahun, sebanyak 704 di antaranya menderita kekurangan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Lestaryono mengatakan pihaknya sudah berusaha mengantisipasi peningkatan jumlah penderita gi zi buruk dengan mengintensifkan program pemberian makanan tambahan melalui posyandu-posyandu di setiap dusun. Penanganan kasus gizi buruk atau kekurangan gizi, lanjut Lestaryono, harus dilakukan bertah ap. Sebab, bisa jadi gizi buruk merupakan akibat dari penyakit lain yang diidap oleh anak tersebut. Jika benar demikian, maka penyakit itu harus disembuhkan terlebih dulu, baru kemudian anak diberikan makanan yang bergizi cukup dan seimbang. Faktor kemiskinan keluarga juga berpengaruh. Namun, apabila orangtua memiliki pengetahuan yang cukup akan cara pemenuhan gizi anak dari berbagai sumber makanan yang ada di lingkungan sekitar rumahnya, maka anak akan terhindar dari ancaman gizi buruk, kata Lestaryono.
|
26 Februari 2009
Kasus Gizi Buruk Anak Kembali Merebak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar