19/02/2009 14:56 wib - Daerah Aktual 309 Balita Purworejo Menderita Gizi Buruk
Purworejo, CyberNews. Hingga akhir tahun 2008, jumlah balita di Kabupaten Purworejo yang masih menderita gizi buruk sebanyak 309 anak. Kendati masih cukup banyak, namun jika dibandingkan tahun 2007 relatif menurun. "Tahun 2007 sebanyak 364 anak. Meski belum signifikan tapi kasus gizi buruk trennya mulai menurun. Tahun ini gizi buruk masuk dalam prioritas utama. Kami berupaya jangan sampai ada yang tidak terlayani, terutama yang sudah kronis," ujar Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Purworejo, dr Kuswantoro MKes kepada wartawan, Kamis (19/2). Dia menjelaskan, kasus gizi buruk banyak menimpa balita usia dua hingga empat tahun. Dinas Kesehatan biasanya menangani balita gizi buruk ini dengan memberikan susu dan makanan tambahan selama sembilan bulan. Jika penderita masuk kategori kronis dengan hasil diagnosa disebabkan karena penyakit, Dinkes merekomendasikan untuk rawat inap di rumah sakit. Menurut Kuswantoro, ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk. Yakni faktor ekonomi keluarga dan juga faktor kurangnya intake ke tubuh balita yang kurang mendapatkan asupan gizi. "Gizi buruk juga bisa dipicu penyakit yang tengah diderita. Misalnya saja infeksi saluran pencernakan atau lainnya yang pada akhirnya membuat nutrisi tidak terserap sempurna," jelasnya. Selain itu, sambungnya, gizi buruk juga bisa disebabkan adanya penyakit peserta seperti pneumonia. Karena sakit dalam jangka waktu lama, balita pun akhirnya kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan drastis. Jika hal ini berlangsung selama tiga bulan atau lebih, otomatis balita tersebut mengalami kondisi gizi buruk. Kuwantoro mengimbau masyarakat membiasakan diri menyusun skala prioritas pemenuhan kebutuhan pangan dengan mempertimbangkan aspek gizi. Tidak harus mahal, menyesuaikan kemampuan ekonomi keluarga. Masyarakat bisa mendayagunakan pekarangan atau lahan sekitar rumah sebagai media sumber pangan nabati. "Untuk pemenuhan karbohidrat saya rasa tidak bermasalah, namun untuk protein ini yang memang perlu ditingkatkan. Padahal gizi buruk bisa disebabkan kekurangan keduanya atau salah satu di antaranya. Kami juga mengimbau agar tak mudah tergiur dengan iklan produk pangan yang belum tentu mengandung nilai gizi," tambahnya. Sementara, data di Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes menyebutkan, penemuan kasus gizi buruk tersebar di hampir semua kecamatan dengan jumlah penderita tertinggi di Kecamatan Loano, disusul Kecamatan Gebang, dan Grabag. Data itu didasarkan pada laporan rutin UPTD Puskesmas meliputi jumlah penderita lama, baru termasuk penderita kambuhan. "Untuk data tahun 2009 masih terus diupadate," tandasnya. (Nur Kholiq /CN05)
http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=23256 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar