23 Februari 2009

Prostitusi di Ibukota Dikendalikan Mucikari Remaja

Prostitusi di Ibukota Dikendalikan Mucikari Remaja

"Saya baru enam kali menjual wanita muda" (Tionita Tersangka Mucikari)

Kejahatan prostitusi dengan korban gadis di bawah umur di Ibukota kian membahayakan lingkungan. Aksi itu selain menggunakan jasa internet sebagai sarana transaksi seks, juga modus baru, yakni dikendalikan mucikari remaja atau berusia muda.

Ironisnya, korban prostitusi remaja belia itu tidak saja akibat masalah ekonomi, namun ada remaja yang terjerumus ke lembah hitam tersebut karena salah pergaulan atau dinilai sebagai bagian dari gaya hidup. Lokasi hiburan seperti diskotek, live music, sampai pusat perbelanjaan adalah di antara lokasi transaksi jual beli seks itu.

Di antara ratusan wanita muda warga Ibukota korban kejahatan adalah menimpa dua gadis dengan nama samaran bunga (13) warga Johar Baru dan Putri (14) tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Mereka menjadi korban perdagangan manusia diawali dari sebuah transaksi seks di Hotel Istana Ratu Jl Johar Baru Jakarta Pusat, Jumat (20/2) dini hari.

Adanya transaksi itu langsung dilaporkan warga ke Polres Jakarta Pusat. Kanit Perlindungan Remaja, Wanita dan Anak, Polres Jakarta Pusat AKP Sentike Bottayor kepada SP mengatakan, sebelum penggerebekan di hotel itu petugas menerima laporan warga dan didukung fakta lainnya. Petugas datang ke lokasi dan berhasil diamankan sejumlah orang yang diduga bagian dari kejahatan tersebut.

Menurut Sentike, seorang bernama Ahmed (35) diduga yang menginginkan Bunga dan Putri untuk bisa diajak pesta seks di hotel itu.

Pengembangan selanjutnya, petugas menangkap dua orang bernama Suretno alias Revo (20) dan Tionita (15). Revo disebut-sebut sebagai mucikari atau yang menawarkan Bunga dan Putri ke Ahmed, sedangkan Tionita disinyalir sebagai pemburu perempuan muda untuk bisa dijual.

"Modus Revo cs dalam kasus tersebut diduga menggunakan jasa internet selain HP sebagai sarana menjaring konsumen," kata Sentike.

Kelompok mucikari muda Ibukota itu tidak segan menawarkan harga atau sekali booking perempuan muda senilai Rp 500.000 sampai Rp 1 juta.

Tionita saat diperiksa mengaku baru enam kali terlibat penjualan wanita belia ke pelanggan tertentu. Namun, dia juga mengaku sebenarnya menjadi korban prostitusi terselubung itu.

"Saya baru enam kali menjual wanita muda, tapi saya juga pernah sebagai korban," kata Tionita.

Dia mengaku masih banyak teman seusianya yang berprofesi serupa atau sebagai gadis panggilan.Tionita juga tercatat sebagai siswi sebuah SMU di Jakarta.

Hingga saat ini, Tim penyidik Polres Jakarta Pusat masih terus memeriksa Revo dan Tionita dengan pertimbangan korban kejahatan itu diperkirakan banyak. [G-5]


Last modified: 21/2/09

http://202.169.46.231/spnews/News/2009/02/21/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar