16 Februari 2009

Pengasong di Candi Borobudur Berbenah

14/02/2009 


Suara Merdeka Cyber News

Magelang, CyberNews. Pengasong di Zona II dalam atau pintu keluar Taman Wisata Candi Borobudur, sekarang berbenah. Mereka membentuk kelompok dan membuat aturan tatacara berjualan di lokasi tersebut.

Mereka mencoba bangkit dan ingin memperbaiki image yang selama ini melekat, mengejar wisatawan dan terlihat kurang sopan. Sikap seperti yang selama ini dianggap mengganggu kenyamanan para wisatawan.


Ketua Paguyuban Pedagang dan Pengasong, Chairul Anwar, mengatakan pembenahan pengasong di Zona II untuk membangun image yang lebih baik. Hal itu bertujuan menjadikan wisatawan lebih nyaman sehingga pengunjung Borobudur Meningkat.


''Sesuati dengan target Komisaris Utama, sepuluh tahun dikunjungi sepuluh ribu wisatawan manca. Ini kami mencoba sesuatu yang lebih baik dalam bersikap kepada wisatawan,'' katanya.


Dia menyadari budaya selama ini terjadi karena perbandingan jumlah wisatawan dengan pedagang tidak sebanding. Jumlah pedagang di sini ada 3.272 orang, tentu tidak sebanding dengan pengunjung yang datang dalah satu saat kunjungan. ''Akhirnya sering terjadi konflik horizontal pedagang serta persaingan yang tidak sehat,'' katanya.


Persoalan mendasar yang harus dirubah, menurutnya, adalah adalah mental dan etika pedagang. Ia mengakui sebagian besar pengasong terkesan memaksa wisatawan. ''Ini merupakan langkah awal untuk mengubah perilaku pengasong dan pedagang sedikit-demisedikit. Namum memang butuh waktu, kami targetkan dalam satu tahun sudah lebih baik,'' katanya.


Pengurus Paguyuban lainnya, Widodo, mengatakan belum semuanya pengasong masuk dalam pembinaan kali ini. Kami pihaknya akan terus mengupayakan adanya kesepakatan untuk berbenah.


Dikatakannya, saat ini baru terbentuk tiga kelompok yang sudah sepakat dengan aturan baru ini. Mereka dibentuk kelompok sesui dengan komoditas jualannya. Sedikitnya ada delapan kelompok berdasarkan komoditas, dengan jumlah pegasong 290 orang.


Komoditas pedagang kartu pos (69 orang), perunggu (36 orang), wayang/ topeng (42 orang), kerajinan centong/kipas (17 orang), batik dan kaos (40 orang), miniatur candi (38 orang), miniatur sepeda (8 orang) dan asbak fiber (39 orang).


Dikatakannya, mereka dilengkapi identitas berbentuk pin yang dipasang di dada, lengkap dengan foto dan tercantum namanya. Setiap kelompok memiliki aturan main sendiri.


Untuk menghindari kerumunan pengasong, lanjut dia, setiap kelompok diberlakukan shift. Untuk shift pertama 06.00-12.00. Shift kedua mulai pukul 12.00-18.00. ''Kelompok komoditas juga melakukan penyeragaman harga. Setiap pedagang hanya diperbolehkan menetapkan harga maksimal 20 persen di bawah harga yang ditetapkan agar tak terjadi persaingan,'' katanya.

(Sholahuddin Al-Ahmed /CN08)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar