16 Februari 2009

Krisis Global Tak Tambah Angka Kemiskinan

Senin, 16 Februari 2009

Sholla Taufiq - Okezone
foto: sindo

JAKARTA - Departemen Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) menegaskan krisis keuangan global tidak menambah angka kemiskinan, selama program stimulus fiskal berjalan konsisten.

Hal tersebut diungkapkan Menkominfo Muhammad Nuh, di ruang OPS Room, di Gedung Menkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (16/2/2009).

Dia menanggapi tentang data kemiskinan dalam pemberitaan sejumlah media per 13 Februari 2009, terkait jumlah kemiskinan yang melonjak 33,714 juta lebih tinggi dari target yang diinginkan pemerintah pada level 32,28 juta.

Dalam pemberitaan tersebut, dirinya perlu menanggapi beberapa hal. Pertama, bahwa data tersebut benar berdasarkan asumsi perkiraan pemerintah, seandainya laju inflasi pada level sembilan persen dan pertumbuhan ekonomi pada level 4,5 persen. "Tapi perlu diperhatikan kondisi tersebut, terjadi sebagai dampak ekonomi global yang tidak melanda Indonesia," jelasnya.

Kedua, prinsip ekonomi secara makro menyebutkan bahwa angka kemiskinan ekuivalen dengan tingkat daya beli masyarakat, di mana variabel utamanya berupaya ada pengurangan keuangan akibat adanya konsumsi masyarakat terhadap tingkap pendapatan yang ada.

Ketiga, secara komparatif, perhitungan jumlah penduduk miskin menurut data survei sosial ekonomi nasional (susenas) yang dilakukan tiap Maret dari 2005-2008 sebagai berikut, jumlah kenaikan penduduk miskin per Maret 2009 sebesar 39,30 juta, dibandingkan data jumlah penduduk sebelumnya pada Februari 2005 sebesar 35,10 juta yang ekuivalen dengan tingkat inflasi sebesar 17,95 persen. "Ini terjadi karena adanya kenaikan tinggi harga barang-barang kebutuhan pokok," ungkapnya.

Sedangkan, pada 2007 mengalami penurunan menjadi 37,17 juta dengan inflasi 16,58, sedangkan pada 2008 terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin menjadi 41,7 juta, dengan inflasi pemerintah 15,42, akibat kebijakaan kenaikan harga BBM.

Pada tahun 2009, diperkirakan menjadi 33,714 juta, dengan tingkat inflasi sembilan persen inflasi. "Angka inflasi ini dipengaruhi oleh kondisi krisis keuangan global, dan kebijakkan penurunan harga BBM," ujarnya.

Keempat, data komparatif tersebut menunjukkan bahwa sesungguhnya, jumlah penduduk miskin sebesar 33,714 juta per Maret 2009 dengan tingkat inflasi sembilan persen, merupakan suatu penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kesimpulan bahwasanya krisis keuangan global tidak menambah angka kemiskinan, sejauh terlaksananya program stimulus fiskal. Dengan demikian, tidak benar kalau jumlah angka kemiskinan bertambah, jika angka kemiskinan bertambah sebagaimana diberikan," pungkasnya.

Hal ini disebabkan karena indikator peningkatan angka kemiskinan mengacu pada target inflasi APBN 2009 (6,2 persen yang diprediksi menjadi sembilan persen, dan pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen, yang diprediksi menjadi 4,5 persen). Inflasi tersebut diharapkan tetap dapat ditekan jika program stimulus fiskal dapat ditekan seandainya seluruh program stimulus dapat dijalankan dengan mulus dan konsisten. (css) (ade)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar