10 Februari 2009

Perangi Gizi Buruk Dengan Edukasi

By Republika Newsroom
Selasa, 10 Februari 2009 pukul 16:41:00
 
Perangi Gizi Buruk Dengan EdukasiCORBIS.COM

KARBOHIDRAT,LEMAK & GULA: Berikan kalori dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula untuk mengobati anak dengan gizi buruk

JAKARTA - Dalam kurun waktu 59 tahun memerangi masalah gizi di Indonesia berbagai kemajuan dan keberhasilan sudah banyak dicapai. Penyakit seperti hunger oedema atau beri-beri, pellagra dan penyakit rakyat lainnya pada sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Hal tersebut disampaikan Budihardja, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan pada pembukaan seminar hari gizi nasional dengan tema "Pola Makan Gizi Seimbang Meningkatkan Kualitas Hidup" di Jakarta, Selasa (10/2).

"Meskipun telah banyak keberhasilan, kekurangan gizi makro dan mikro baik akut maupun kronis masih banyak ditemukan," ungkap Budihardja.

Kurang gizi makro atau kekurangan energi protein banyak ditemukan terutama pada masyarakat miskin, perdesaan dan wilayah timur Indonesia. Demikian pula kekurangan gizi mikro atau kekurangan vitamin mineral seperti anemia, gondok endemik, dan kekurangan zat besi masih ditemukan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui.

Lebih lanjut Budihardja mengatakan masalah kekurangan gizi dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang masih kurang. Masih banyak masyarakat yang belum paham bahwa jumlah dan mutu asupan gizi pada masing-masing orang berbeda.

"Dikeluarga, orang tua banyak yang lebih mementingkan asupan gizi ayah, padahal yang lebih penting itu untuk anak karena mereka mengalami masa pertumbuhan. Ayah lebih banyak membutuhkan karbohidrat sementara anak butuh lebih banyak protein. Itulah yang dimaksud gizi seimbang," papar Budihardja.

Perbaikan pola asuh sadar gizi masyarakat bukan hanya tanggung jawab Depkes saja tapi juga sektor lain seperti pertanian dan ekonomi juga masyarakat dan para kader. Pendekatan yang dilakukan melalui keluarga dan sekolah. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak yang mengalami gizi buruk dan kurang dapat diketahui dengan baik.

"Pemerintah harus paham petanya. Daerah mana saja yang prevalensi gizi buruknya tinggi, dengan begitu penanganan dapat tepat sasaran," imbuhnya.

Ia juga menekankan 4 sehat 5 sempurna yang sudah dicanangkan sejak dulu harus benar-benar diimplementasikan. Informasi tentang gizi seimbang harus disebar luaskan. Menurut Budiharja secara internasional pedoman 4 sehat 5 sempurna yang paling besar adalah karbohidrat sebagai sumber energi. Lalu diikuti  kelompok buah dan sayur  sebagai sumber vitamin dan mineral, kemudian kelompok lauk pauk sebagai sumber protein dan yang porsinya paling kecil adalah gula, minyak, lemak dan garam.

Dengan pahamnya keluarga akan pola sadar gizi seimbang. Budiharja meyakini kualitas kesehatan masyarakat Indonesia akan meningkat./cr1/it


Link: http://www.republika.co.id/berita/30727/Perangi_Gizi_Buruk_Dengan_Edukasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar