14 Oktober 2009

TKI Asal Banyuwangi Diduga Dibunuh Tenaga Kerja Thailand

12 Oktober 2009

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Suprihatin (38), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang meninggal di Taiwan, diduga dibunuh oleh teman dekatnya yang bernama Prong Prom Tanik dari Thailand, yang juga bekerja di Taiwan.


Aktivis Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Banyuwangi Sugito, Senin (12/10), mengatakan, hasil otopsi jenazah Suprihatin di RS di Taiwan menyebutkan almarhum meninggal akibat hantaman benda tumpul yang menyebabkan luka parah di bagian kepala.


"Almarhum diduga dianiaya oleh teman dekatnya hingga meninggal dunia," katanya.

Informasi yang diterima SBMI Banyuwangi menyebutkan, proses hukum tersangka Tanik yang diduga membunuh TKI asal Banyuwangi ini dilakukan oleh aparat penegak hukum di sana. "Kasus yang menimpa Suprihatin sudah dalam proses persidangan, namun kami belum mendapat informasi yang jelas terkait dengan motif tersangka membunuh almarhumah," katanya.


Aktivis SBMI lainnya, M Hariyadi, mengatakan, aparat penegak hukum di sana sedang memproses kasus tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku di sana. "Kami berharap tersangka Tanik dihukum yang seberat-beratnya karena telah membunuh," katanya.


Suami Suprihatin, Sohibullah atau akrab disapa Syaiful, mengaku pasrah dengan peristiwa yang menimpa istrinya di Taiwan. "Saya sudah ikhlas dengan kejadian yang menimpa istri saya, namun saya berharap kepada aparat penegak hukum di sana memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada tersangka Tanik," katanya.


Ia menuturkan, istrinya berangkat ke Taiwan pada tahun 2005 lalu melalui PT Sekar Tanjung di Jakarta. Beberapa kali almarhum sempat mengirimkan uang kepada keluarganya yang tinggal di Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono. "Almarhum tidak pernah bercerita tentang masalahnya di sana sehingga kami kaget mendengar berita kematiannya di Taiwan," katanya.


Suprihatin dikabarkan meninggal dunia pada 31 Juli 2009, tetapi jenazahnya baru diberangkatkan dari Taiwan menuju ke Bandara Juanda beberapa hari lalu dan tiba di Juanda pada Sabtu (10/10).


Jenazah Suprihatin sempat telantar selama dua hari di Terminal Kargo Bandara Juanda di Surabaya karena pihak keluarganya tidak memiliki dana untuk menjemput jenazah yang bersangkutan. Almarhumah Suprihatin meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yang bernama Linda dan Ika di Banyuwangi.

 

KSP
Sumber : Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar