KUCHING, KOMPAS.com — Negara bagian Sarawak di Malaysia memerlukan banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit, pabrik, dan konstruksi guna menunjang pembangunan ekonomi mereka yang maju pesat.
"Setiap komunikasi dengan beberapa perusahaan perkebunan, mereka menyatakan perlu 700 hingga 1.000 TKI per perusahaan. Hal yang sama juga dikemukakan beberapa pabrik dan konstruksi," kata Acting Konjen RI Kuching Rafael Walangitan, kepada pers, di Kuching, Senin (12/10).
Ia mengatakan hal itu di sela-sela kunjungan Dubes RI untuk Malaysia, Da'i Bachtiar, ke Kuching untuk menghadiri HUT Kemerdekaan ke-52 Malaysia, meninjau perbatasan Entikong-Tebedu, meninjau buruh pabrik kayu Limshamhao, dan Kantor KJRI Kuching yang baru serta para TKI di penampungan sementara Kuching.
"Ada sekitar 60 persen dari sekitar 200.000 TKI di Kuching bekerja di perkebunan kelapa sawit, pabrik, dan konstruksi, sisanya sekitar 20 persen merupakan pembantu rumah tangga," katanya.
Dalam kunjungan Dubes Da'i Bachtiar ke Gubernur Sarawak Abdul Taib Mahmud, Senin pagi, dikemukakan keperluan negara bagian Malaysia di Borneo terhadap TKI yang tinggi pada masa mendatang terkait rencana pembangunan kawasan industri elektronik di perbatasan.
Rencananya, negara bagian ini akan membangun kawasan industri elektronik di perbatasan dan pekerja serta buruhnya merupakan warga Indonesia. "Jadi keperluan TKI di sini sangat tinggi," katanya.
KSP
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar