Rabu, 15 Juli 2009 14:30 Dicuekin, Warga Bekasi Pilih Gabung dengan DKI BEKASI – Merasa tidak diurus oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat (Jabar), sebagian warga Kota Bekasi memilih untuk bergabung dengan Pemda DKI Jakarta. Itulah yang tergambar dari sebuah survei yang dilakukan Agustus 2008 lalu. Jika Kota Bekasi bergabung dengan Pemda DKI Jakarta, yakinlah segala bentuk pembangunan, termasuk pelayanan kemasyarakatan di daerah pinggiran Ibu Kota itu, akan lebih cepat dan baik ketimbang saat ini. Lagi pula, aktivitas sebagian besar warga Kota Bekasi adalah di Jakarta. Lihat saja setiap hari, ratusan ribu orang warga Bekasi yang harus ke Jakarta untuk bekerja. Itu salah satu bukti bahwa antara Jakarta dengan Kota Bekasi yang berbatasan langsung sebenarnya sudah tidak dapat dibedakan lagi. Dari segi keamanan, di Kota Bekasi, Polres dan Kodimnya, bahkan Koremnya, adalah bagian dari Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya. Belum lagi dari segi pelayanan kesehatan, misalnya, warga Kota Bekasi lebih banyak menggunakan jasa kesehatan di rumah-rumah sakit yang ada di Jakarta. Bahkan, saat ini, banyak warga Kota Bekasi yang meninggal dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kepala dan Pondok Rangon Jakarta Timur. Tidak ada warga Kota Bekasi yang dimakamkan di Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat. Jadi, warga Kota Bekasi sehari-hari berakivitas di Jakarta. Bahkan, saat ini keberadaan Banjir Kanal Timur (BKT) yang merupakan proyek Pemda DKI Jakarta tidak lepas dari penataan tata ruang dan tata wilayah yang berpengaruh besar dan adanya keterkaitan dengan Kota Bekasi. Karena itu, tidaklah mengherankan jika Pemda Jakarta sebenarnya sejak tahun 1980-an sudah banyak membantu Pemerintah Bekasi, baik berupa bangunan, seperti gedung sekolah, gedung balai rakyat, dan puskesmas, sampai pembangunan jalan di perbatasan, maupun bantuan berupa dana buat kas daerah Kota Bekasi. Yang paling mencolok saat ini, keberadaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang seluas 110 hektare lebih menjadi milik Pemda akarta kendati berada di Kota Bekasi. Bahkan, belum lama ini kedua pemerintahan tersebut telah menandatangani perjanjian kerja sama penggunaan TPST itu hingga 20 tahun ke depan. Itu pertanda bahwa Kota Bekasi tidak dapat dipisahkan dengan Jakarta, demikian juga sebalikya. Itulah berbagai pertimbangan adanya wacana dan keinginan sebagian besar masyarakat Kota Bekasi lebih memilih bergabung dengan DKI Jakarta daripada tetap bertahan dengan Pemda Jabar. Pemda Jabar tidak banyak berbuat ke Kota Bekasi kendati pendapatan Pemda Jabar ditopang sebagian besar dari penghasilan Kota Bekasi, seperti pajak kendaraan bermotor rata-rata Rp 500 miliar per tahun masuk kas Pemda Jabar dari Kota Bekasi saja.
Lakukan Survei Pernyataan tentang adanya survei pada Agustus 2008 tentang keinginan masyarakat Bekasi bergabung dengan Jakarta disampaikan oleh Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad ketika ada tim penilai dari Jawa Barat terkait kelurahan terbaik di Bekasi, Senin (13/7). Sebenarnya, keinginan bergabung dengan Jakarta sudah ada sejak delapan tahun silam. Ketika itu, sudah ada sebuah kelompok dari tokoh-tokoh Bekasi mengusulkan penggabungan dua daerah yang berbatasan langsung itu, seperti diungkapkan tokoh Bekasi saat itu Muchtadi Muktar. Darmawan (52), seorang warga Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, yang rumahnya hanya beberapa ratus meter dengan wilayah Pondok Kopi, Jakarta Timur, mengakui lebih baik Bekasi menyatu dengan Jakarta. Salah satu alasannya, istrinya yang seorang guru SD di Jakarta setiap hari harus hilir-mudik ke Ibu Kota dari Bekasi. Demkian juga tiga anaknya semuanya bersekolah di Jakarta. "Kehidupan kami sehari-hari tak bisa lepas dari hiruk-pikuk Jakarta. Hanya masalah administrasi kependudukan saja yang berurusan dengan Pemkot Bekasi," tuturnya. Antara Bintara dan Pondok Kopi yang merupakan perbatasan Bekasi dengan Jakarta hanya dibatasi jalan raya. "Karena itu, tidak asing lagi jika warga dua daerah yang berbeda pemeritahan itu hidup berdampingan dan saling membantu," kata Darwaman. (jonder sihotang)
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/detail-cetak/article/dicuekin-warga-bekasi-pilih-gabung-dengan-dki/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar