Kamis, 09 Juli 2009 |
JAKARTA, BK Instruksi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo agar seluruh aparat wilayah menertibkan portal tak direspons pihak Kecamatan Cengkareng. Berdasarkan pemantauan Berita Kota, hingga kini tak satu pun portal yang tersebar di wilayah itu ditertibkan. Misalnya portal di pintu masuk Perumahan Cengkareng Elok. Portal itu tampaknya sengaja dibuat petugas RW untuk mendapatkan uang. Buktinya sengaja ditunggui petugas hansip selama 24 jam secara bergantian. Sasarannya setiap pengangkut barang dan buah yang melebihi ukuran portal harus menyetor uang paling tidak Rp2.000 kepada hansip. "Uang sebesar itu hanya untuk truk ukuran kecil. Sedangkan truk besar bisa dikenakan Rp5.000," ujar Hidayat (43), pengemudi truk pengangkut pisang, Rabu (8/7). Sopir pengangkut buah, sayuran, dan barang ke dalam pasar merasakan portal itu sengaja dibuat demi keuntungan pribadi. Mereka tak habis pikir, karena pihak kecamatan maupun kelurahan setempat terkesan tutup mata meski merugikan orang lain. "Kami menduga ada konspirasi antara petugas kecamatan, kelurahan, dan pengurus RW setempat. Sudah jelas menyalahi aturan karena jalan tersebut adalah jalan besar, kok dibiarkan," katanya. Kondisi yang sama di Jl Pelita RT 006/01 Kelurahan Cengkareng Timur sudah belasan tahun dibuat. Dengan alasan menjaga keamanan, hansip setempat justru memanfaatkannya untuk mendapatkan uang. Mengingat keberadan portal di Kecamatan Cengkareng sangat banyak dan tak satu pun ditertibkan, warga dan pengemudi truk meminta Walikota Jakbar tidak tinggal diam. Dia diminta menegur bawahannya yang menutup mata atas masalah tersebut. O oan |
08 Juli 2009
Di Cengkareng Belum Ada Portal Dibongkar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar