15 Juli 2009

Warga Jakarta abai Terhadap Pencegahan Kebakaran



Warga Jakarta abai Terhadap Pencegahan Kebakaran Antara - Rabu, Juli 15

Jakarta (ANTARA) - Pakar bencana kebakaran Universitas Indonesia (UI) Depok, Fatma Lestari PhD, menilai masyarakat Jakarta kurang memiliki kesadaran untuk melakukan tindakan pencegahan kebakaran, akibatnya bencana itu sering terjadi.


Pakar bencana kebakaran Universitas Indonesia (UI) Depok, Fatma Lestari PhD, di Depok, Rabu mengatakan, tidak banyak warga yang memiliki alat-alat pencegahan kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR).

Mereka, katanya, juga tidak melatih diri untuk bertindak cepat mengatasi sedini mungkin bencana kebakaran.

"Kesadaran masyarakat berperan penting dalam mencegah kemungkinan bencana kebakaran," kata Fatma Lestari.

Pada beberapa pekan terakhir, kebakaran terjadi di beberapa dearah di Jakarta, seperti di Kawasan Pertokoan Pasar Baru, Restoran Soto Lamongan, Lapak Pedagang Kayu Jakarta Timur, sebuah kantor di Jalan Darmawangsa, Kebayoran Baru dan sebuah rumah di Salemba.

Ia mengatakan pemukiman padat penduduk, restoran, rumah sakit, dan tempat-tempat yang berpotensi terjadi kebarakan tinggi harus menyediakan APAR dan diberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menggunakannya, sehingga jika terjadi kebakaran bisa segera digunakan untuk memadamkan api.

Menurut Fatma masyarakat juga harus melatih diri untuk bertindak cepat jika terjadi bencana kebakaran, misalnya ada yang menggunakan APAR untuk memadamkan api serta ada yang menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar).

"No telepon damkar hendaknya ditempel di dekat pesawat telepon, sehingga jika terjadi kebakaran bisa segera menghubungi dengan cepat," katanya.

Kejadian kebakaran yang menghanguskan restoran soto Lamongan dan menewaskan tujuh orang karyawannya di Jalan Pilar Mas Kedoya, Jakarta Barat, Senin (13/7) dini hari, menurut Fatma, jika menyediakan APAR dan melatih karyawannya untuk bertindak cepat mungkin tidak sampai setragis yang terjadi.

Menurut Fatma, dari informasi yang diperolehanya dari media massa kebakaran di warung soto Lamongan tersebut disebabkan ada pegawai yang memasang tabung pada saat kompor di dekatnya sedang menyala.

"Ini menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap kemungkinan bencana kebakaran," katanya.

Menurut dia, berdasarkan teori tetrahedron ada empat penyebab kebakaran yakni panas, oksigen, bahan yang dapat terbakar, serta reaksi kimia.

"Seandainya pegawai restoran soto Lamongan tersebut mematikan dulu kompor pada saat memasang tabung gas, mungkin kebakaran tidak perlu terjadi. Karena dengan mematikan kompor ia sudah mematikan unsur panas, sehingga tidak memicu kebakaran," katanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar