Minggu, 12 Juli 2009
TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Pertamina siap melanjutkan proses pembangunan zona penyangga atau buffer zone di Depo Plumpang, Jakarta Utara. Perusahaan minyak milik negara itu tengah mengkaji sejumlah opsi relokasi warga.
Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Pertamina Waluyo mengatakan salah satu opsi adalah tetap menyediakan lahan di sekitar depo sebagai pemukiman warga. "Tentu dengan jarak aman," ujar Waluyo kepada Tempo di Jakarta, Minggu (12/7).
Menurut Waluyo, Pertamina memiliki lahan seluas 151 hektare di Plumpang. "Sebagian besarnya dihuni warga (secara liar)," kata Waluyo.
Pertamina, lanjut Waluyo, mengklaim lahan itu atas dasar surat-surat kepemilikan yang lengkap. "Sekarang sedang verifikasi luasnya," kata dia.
Waluyo mengatakan selain tetap memfungsikan sebagai pemukiman, tanah di sekitar Depo Plumpang juga akan dibuat kanal selebar 50 meter, waduk, dan lahan buat bagian perawatan. "Sehingga jarak pemukiman sudah cukup jauh," ujar dia.
Usulan membangun zona penyangga di Depo Pertamina Plumpang kembali menguat setelah salah satu tanki meledak dan terbakar pada Januari lalu. Satu orang anggota satuan pengamanan Pertamina meninggal dunia.
Sebelumnya, terdapat berbagai opsi relokasi warga. Salah satunya adalah dipindahkan ke rumah susun Marunda yang sudah terbangun. Namun sebagian warga Plumpang menolak rencana itu karena jarak yang terlalu jauh. Opsi lainnya adalah Pertamina mencari lahan baru untuk dijadikan hunian warga.
TITO SIANIPAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar