Senin, 06 Juli 2009
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Tragedi pilu kembali menimpa tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Kali ini lima pahlawan devisa tersebut, terseret ombak pantai Morib daerah Banting, Port Klang Selangor Malaysia. Dari kelima korban, dua orang selamat, dua ditemukan meninggal dan seorang lagi masih dalam tahap pencarian.
Aslih 35 tahun, salah satu korban selamat menceritakan bahwa mereka memang terbiasa mengisi waktu luang setelah bekerja dengan mencari ikan dipantai. "Bukan hanya untuk dimakan, tapi sebagai penawar penat setelah bekerja seharian," katanya, dalam logat Madura kental.
Samuji, Dahri, Aslih, Rawi dan Sahari semuanya warga desa Karang Penang Oloh Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Madura, telah sekitar 3 bulan menjadi buruh bangunan di pantai yang menghadap selat Melaka tersebut.
"Pukul sembilan malam, kami berlima berangkat mencari ikan," cerita Aslih, "Sekitar pukul 11.30 malam, kami berlima sudah berniat pulang, karena waktu sudah malam," imbuhnya. Naas bagi mereka berlima, belum sampai ke bibir pantai, tiba-tiba ombak datang menggulung kelimanya. "Semula kami berpegang tangan, namun karena besarnya ombak pegangan kami terlepas."
Aslih dan Sahari cukup mujur, karena keduanya terhempas ke bibir pantai. Sedangkan 3 orang sahabatnya yang lain terseret ganasnya ombak pantai Morib.
Dari hasil pencarian tim penyelamat, Dahri dan Samuji ditemukan kemarin. "keduanya ditemukan tim penyelamat tidak jauh dari tempat mereka terseret ombak," terang H. Rofik, salah seorang keluarga korban.
Musibah tersebut sendiri terjadi sekitar 4 hari yang lalu, namun tak ada satu pihakpun yang mengetahui dan mengangkatnya. Tempo biro Kuala Lumpur yang dihubungi salah seorang keluarga korban langsung mendatangi kongsi (rumah penampungan sementara) para TKI yang terletak sekitar 300 meter dari bibir pantai. Beberapa satgas Perlindungan WNI (PWNI) KBRI Kuala Lumpur yang dihubungi Tempo, mengaku belum mendapatkan informasi musibah tersebut."kami belum dapat informasi, dari rumah sakit, maupun kepolisian" jawab Susapto Anggoro yang dihubungi via telpon.
SAFWAN AHMAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar