Serang (ANTARA News) - Jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) Ahmad Syafiin Syaifulah (33) asal Kampung Cikadoya RT 03 RW 05 Desa Banjarsari, Anyer, Serang Banten, yang meninggal di Sarawak Malaysia, sekitar pukul 23.16 WIB tiba di kampung halamannya.

Kedatangan peti jenazah disambut isak tangis sanak saudara almarhum yang telah menunggu selama sembilan hari sejak kabar kematian Syafiin yang di terima pihak keluarga Rabu (24/6).

"Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu membawa jenazah ke sini," kata paman almarhum H Syafei yang membawa peti berisi jenasah Syafiin di Serang, Kamis malam.

H Syafei mengatakan sampai sampai kedatangan jenazah pihak keluarga belum mengetahui penyebab kematian Syafiin.

Dia mengatakan keluarga mengikhlaskan kematian almarhum, namun apabila penyebab kematiannya tidak wajar pihak keluarga akan menyerahkan kepada pihak yang berwajib.

Selembar kertas yang di rekatkan di peti jenazah mengenai hasil pemeriksaan terhadap jenazah Syafiin yang di keluarkan Pejabat Kesehatan Bahagian Tingkat 5 Wisma Persekutuan Blok 3 Persiaran Broke 96000 SIBU-Sarawak Hospital Betong menerangkan almarhum meninggal dunia akibat adanya pendarahan dan retaknya tengkorak.

Nining Budi Ningsih yang memberangkatkan Syafiin ke Sarawak, Malaysia melalui sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di daerah Tanjung Priuk Jakarta Utara mengatakan pihak perusahaan menanggung seluruh biaya untuk membawa jenazah ke Indonesia.

"Saat di Sarawak saya sempat menanyakan penyebab kematian Syafiin ke orang Konsul Indonesia disana, jawabannya Syafiin kemungkinan berkelahi dengan temannya di tempat kerjanya," kata dia.

Nining mengatakan dari keterangan ada beberapa teman Syafiin saat ini di tahan di kepolisian setempat.

"Untuk asuransi pihak perusahaan akan bertanggung jawab, namun pengurusannya perlu waktu beberapa bulan," katanya.

Dia menjelaskan Syafiin berangkat ke Sarawak bulan Oktober tahun lalu bersama 35 orang TKI lainnya untuk di tempatkan di perkebunan kelapa sawit.

Mengenai nama perusahaan yang mengirim para TKI itu ke Sarawak ia lupa, karena ada orang lain yang membawa mereka ke Jakarta.

"Saya hanya mengantar di daerah sini ada yang mau jadi tki ke Sarawak, yang menjemput mereka yaitu ibu Santi, dari para TKI yang berangkat saya mendapatkan upah Rp100.000 per orang," katanya.

Keluarga menerima kabar kematian Syafiin Rabu (24/6) dari teman sekerja almarhum yaitu Hmn melalui pesan singkat

Menurut Syafei dalam pesan singkatnya teman almahum menyatakan bahwa sebelum meninggal, muka Syafiin babak belur seperti habis di pukul. Dia menjelaskan isi pesan singkat yang diterima menceritakan bahwa kelima orang yang tinggal satu kamar dengan almarhum saat ini di tahan pihak kepolisan setempat.

Dalam pesan singkatnya disebutkan lima orang teman Syafiin yang ditahan yaitu Ibrohim, Komarudin, Bukhori Antasa, Teguh dan Safa.(*)