JAKARTA--Dalam menyambut 18 desember sebagai Hari pekerja migran internasional, Universitas Indonesia (UI) memandang perlunya membangun semangat untuk kembali mengangkat permasalahan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Oleh karena itu, Fakultas Ekonomi UI mengadakan seminar dengan tema 'Indonesia International Migrant Workers Day 2009', di Auditorium FEUI, Selasa (15/12). FEUI menghadirkan beberapa pembicara seperti, Dr Agung Laksono (Menteri koordiantor BIdang Kesejahteraan Sosial RI), Prof Dr der soz Gumilar R Somantri (Rektor UI), Teguh wardoyo (Dirjen direktorat Perlindungan WNIU dan badan hukum Indonesia), Dr Ir Nining I Soesilo MA (Kepala UKM Center FEUI).
Sebagai informasi, kondisi di Indonesia yang tak seimbang akan ketersediaan lapangan pekerjaan formal, menyebabkan maraknya tenaga produktif melenggang keluar negeri untuk mengadu nasib. Berdasarkan data Badan Nsional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) mencatat pada tahun 2008, jumlah TKI di luar negeri mencapai 4.5 juta orang dan menyumbang bagi devisa negara sebsar Rp 120 trilyun. Bahkan jika diperhitungkan dengan TKI yang masuk jalur non prosedural, diperkirakan jumlah sumbangan devisa sektor ini mencapai Rp 130 Trilyun. Sehingga istilah 'pejuang devisa' tak berlebihan jika disematkan pada para TKI di luar negeri tersebut.
Berdasarkan rilisnya, UI melalui Manajer Humas dan Media Center, Asty Setiautami, mengatakan bahwa tak dapat dipungkiri, upaya para TKI dalam memperoleh penghasilan di luar negeri telah meningkatkan kesejahteraan bagi dari sendiri, keluarga dan bangsa. Namun dalam situasi lain, kemirisan banyak melanda para pejuang ini. Sudah sangat sering terdengar berbagai kisah TKI di luar negeri, dari tindakan kekerasan, pelecehan, hingga melayangnya nyawa, merupakan berbagai kondisi yang menimpa mereka. Namun kondisi ini diperparah, dengan data yang diberikan oleh Komisi IX DPR RI bahwa 80 persen lebih sumber masalah TKi justru berasal dari dalam negeri seperti, penyaluran secara ilegal, pungutan liar dari penyalur, hingga dijadikannya para TKI sebagai komoditi.
Oleh karena berbicara mengenai permasalahan TKI takkan ada habisnya, maka perlu dibicarakan sisi lain tentang TKI itu sendiri. Melalui berbagai pengalaman yang didapat, para TKI tak sedikit yang menunjukkan 'kejayaan' mereka di berbagai bidang. Diantaranya upaya-upaya yang dilakukan berupa pembinaan dan pelatihan para calon TKI, hingga keberhasilan mantan TKI sangatlah perlu.mengingat TKI merupakan tenaga kerja yang juga memiliki hak untuk bersanding dengan tenaga kerja negara-negara lainnya.
Maka melalui seminar ini diharapkan para akademisi dan masyarakat dapat memahami peran dan kontribusi para pekerja migran Indonesia di uar negeri. Tidak hanya sekedar mendengar dan menutup mata dengan berbagai kondisi yang melanda TKi, masyarakat juga diharapkan mampu memahami dan menghargai mereka sebagai aset bangsa. Apresiasi tidak hanya dalam bentuk empati namun berupa penghargaan atau kontribusi yang mereka berikan pada keluarga, negara dan bangsa ini. c12/taq
14 Desember 2009
UI: TKI Punya Hak Atas Kesejahteraan dan Apresiasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar