13 Desember 2009

Korban Kebakaran Tambora Butuh Pakaian

Korban Kebakaran Tambora Butuh Pakaian

Jum'at, 11 Desember 2009 | 16:08 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta - Korban kebakaran di Jembatan Besi kekurangan pakaian. Sebagian besar sumbangan yang diterima berupa bahan makanan.

"Kebanyakan warga tak sempat menyelamatkan barang-barangnya," kata Estiningsih, istri Ketua Rukun Warga 08 Kelurahan Jembatan Besi, di posko kebakaran, Jumat (11/12).

Kamis (10/12) petang, kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Kali Anyar, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora. Seorang petugas pemadam kebakaran, Sulistyo Purwanto, meninggal karena tertimpa bangunan yang runtuh. Seorang warga yang tinggal di wilayah rukun warga 08 dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras. "Ibu Nok kakinya bengkak. Mungkin patah karena loncat," kata Esti.

Api diduga berasal dari korsleting listrik dari sebuah rumah kontrakan di wilayah rukun tetangga 05/08. Angin kencang dan hawa panas, ujar dia, mempercepat penyebaran api. Apalagi, sebagian besar rumah di kawasan kumuh itu terbuat dari papan dan seng. Selain itu, bahan-bahan kimia dan kain usaha konveksi dan sablon merupakan media yang mudah terbakar. "Hanya satu dari tujuh RT yang nggak terbakar," ujarnya.

Sebagian besar warga yang bisa menyelamatkan perabot maupun pakaiannya. Bantuan yang diterima sejak Jumat pagi umumnya bahan makanan. Padahal, warga juga membutuhkan pakaian dan selimut/sarung. "Memang yang terpenting pakaian dan sembako. Di samping itu, bahan bangunan untuk memperbaiki rumah," katanya.

Sejak pagi, posko kebakaran RW 08 Kelurahan Jembatan Besi menerima bantuan bahan makanan dari Vihara dan kelompok warga keturunan Cina Kalimatan. Sebuah mobil boks datang usai salat Jumat. Puluhan kardus mie instan, minyak goreng, dan beras diturunkan dari mobil.

Pengurus rukun warga sengaja membatasi petugas pengurus posko. Seluruh petugas mengenakan kaos sama yang disumbang seorang warga. Tujuannya, membatasi arus manusia yang keluar masuk posko tersebut. Estiningsih pun mengenakan kaos putih dengan lengan merah yang berlogo produk semen. "Yang boleh masuk hanya petugas yang berseragam ini," ujarnya.

Posko juga didirikan partai politik dan kader partai politik. Misalnya, posko yang dirikan Effendi Simbolon, anggota DPR dari PDI Perjuangan, dan posko Partai Keadilan Sejahtera. Bahkan, seorang perempuan anggota Partai Amanat Nasional yang pernah menjadi aktris sinetron memajang foto dan lambang partainya di dekat posko warga. Sayangnya, posko partai-partai tersebut tak berkoordinasi dengan posko warga. "Mereka kayanya jalan sendiri saja," ujarnya.

Kebakaran yang terjadi di Jembatan Besi menghanguskan 177 bangunan di RW 08, dua bangunan di RW 09, dan 12 bangunan di RW 010. Sekitar 243 keluarga (1.578 jiwa) kehilangan tempat tinggal. Korban kebakaran tinggal sementara di delapan tenda di lapangan bola Persima. Tempat penampungan sementara itu terletak tak jauh dari pemukiman yang terbakar. Dapur umum rencananya aktif selama sepekan.

Pengurus rukun warga mengimbau warganya yang kehilangan surat-surat seperti kartu keluarga dan ijasah segera mendata ke Ketua RT masing-masing.


KURNIASIH BUDI

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2009/12/11/brk,20091211-213301,id.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar