19 November 2009

Pemadaman Listrik Diprotes


Rabu, 18 November 2009
Berita Kota

PEMADAMAN listrik secara bergilir di wilayah Bogor yang dilakukan setiap hari hingga Maret 2010, menuai protes keras dari masyarakat atau para pelanggan. Puluhan warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bogor menyampaikan protes keras dengan mendatangi Kantor PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Bogor di Jl Raya Pajajaran, Bogor, Selasa (17/11) siang.

Mereka menganggap pemadaman listrik secara bergilir sangat merugikan. Apalagi, selama pemadaman dilakukan, pihak PLN belum memperbaiki Gardu Induk (GI) Cibinong hanya karena tidak tersedianya suku cadang (spare part).

Menurut Andri Iswara selaku koordinator unjuk rasa, kemarin, selama ini pemadaman listrik secara bergilir selain menghambat aktivitas warga juga sangat mengganggu jalannya sejumlah usaha. Akibatnya, kerugian cukup besar dialami oleh para pengusaha kecil. "Hingga saat ini pihak PLN tidak dapat memberikan penjelasan sampai kapan pasokan listrik kembali normal. Kondisi seperti ini sangat mengecewakan," ujar Andri.

Sambil berorasi secara bergantian, sebagai protes dan bentuk kekecewaan terhadap PLN, warga menyalakan lilin di depan Kantor APJ PLN Bogor. "PLN berubah nama saja menjadi Pembangkit Lilin Nasional. Kami mendesak PLN memberi penjelasan, sampai kapan pemadaman bergilir berlangsung. Jika memang ada kerusakan di gardu induk, harusnya segera diatasi," teriak sejumlah pengunjukrasa.

Pada kesempatan itu, Nurhayati (35), ibu rumah tangga asal Cimanggu, mengeluhkan pemadaman bergilir yang tidak menentu. "Setiap bulan kami membayar rekening listrik tepat waktu, tapi pelayanan dari PLN kok seperti ini," sesalnya.

Sementara itu, Asisten Manajer Perencanaan Konstruksi PT PLN APJ Bogor Widodo berdalih, pemadaman listrik bergilir tidak hanya di Bogor, tetapi juga daerah lain di Jabodetabek. "Pemadaman karena kerusakan sistem listrik di daerah Jawa, Bali dan Madura yang merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Kalau sistem di salah satu daerah terjadi masalah atau kerusakan, daerah lain akan terkena dampaknya," jelasnya.

Secara terpisah, manajemen PT PLN Cabang Bekasi mengaku menderita kerugian 450 juta KWH senilai Rp234 miliar akibat pencurian listrik pada Januari hingga Oktober 2009. Menurut Asisten Manajer PLN Cabang Bekasi Hari Santoso kepada Berita Kota, Selasa, kerugian terbesar akibat pemasangan 2.000 titik penerangan jalan umum (PJU) liar oleh warga dengan cara mengambil arus listrik langsung dari kabel listrik dan dengan cara menyambung listrik tanpa meteran.

Dikatakan, untuk menekan dan menghindari pencurian listrik, pihaknya melakukan pengawasan secara maksimal, seperti menggelar operasi penertiban listrik (Opal). Pencurian arus listrik hanya bisa dihentikan, kata dia, jika masyarakat sudah sadar. O sid/hem
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar