02 November 2009

Pedagang Buku Bajakan di Pasar Senen Dirazia

Selasa, 3 November 2009

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan buku bajakan yang dipasarkan di Pasar Senen disita tim gabungan dari Polsektro Senen dan Ikatan Penerbit Indonesia, Senin (2/11). Buku yang disita sebagian besar berupa buku teks yang digunakan dalam perkuliahan atau sekolah.

Ketua Tim Penanggulangan Masalah Pembajakan Buku Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Harry mengatakan, razia dilaksanakan di tempat perdagangan buku di Lantai IV Pasar Senen. "Razia dilakukan karena pembajakan buku semakin marak sehingga merugikan penerbit," ucap Harry.

Saat razia sedang dilaksanakan, datang kiriman buku bajakan sebanyak satu dus yang berisi sekitar 300 buku. Penerima buku ini diperiksa dan diketahui bahwa ada satu truk yang membawa dus-dus buku bajakan di lantai bawah.

Truk itu pun langsung ditangkap oleh petugas razia gabungan. Polisi berhasil menyita tiga dus yang berisi buku bajakan. Buku-buku yang dibajak berasal dari berbagai penerbit, seperti Gramedia, Sinar Grafika, Salemba Empat, dan Bina Aksara. Seluruhnya adalah buku teks yang digunakan untuk perkuliahan atau sekolah.

Saat dirazia, sejumlah kios buku segera tutup sehingga tidak seluruh kios bisa dirazia. Herry mengatakan, razia ini merupakan terapi kejut bagi pedagang buku bajakan di Pasar Senen.

"Selama ini, Ikapi dikira takut turun ke lapangan. Kegiatan ini merupakan wujud langsung keinginan kami memberantas buku bajakan," kata Harry.

Kualitas buku bajakan ini, menurut Harry, termasuk rendah. Ada pula kesalahan cetak di buku. Kendati begitu, buku bajakan ini masih tetap dicari sebagian konsumen.

Kepala Polsek Senen Komisaris AL Tobing enggan berkomentar banyak soal razia ini. "Pemeriksaan belum selesai," ucap dia saat dihubungi lewat telepon seluler.

Dikembangkan

Razia pembajakan buku dilakukan Ikapi selama dua pekan terakhir di kawasan kampus. Di sejumlah kampus, tim Ikapi juga mendapati buku bajakan yang dijual bebas.

Harry mengatakan, razia akan dikembangkan juga ke sejumlah daerah, antara lain di Bandung. Beberapa penerbit juga sempat merazia buku bajakan di Bandung.

Dia mengakui, pembajakan buku teks semakin merajalela akhir-akhir ini. Selain kualitas yang buruk, penjualan buku bajakan juga dilakukan terang-terangan di berbagai tempat.

Kondisi ini merugikan penerbit buku. Apalagi, harga buku bajakan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga buku asli. Persoalan harga buku ini diperkirakan menjadi pertimbangan utama pembeli. (ART)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar