09 November 2009

Revitalisasi Pasar Kebayoran Lama



November 9, 2009

poskota

DI tengah gempuran pusat perbelanjaan modern maupun mall yang beraksi di Ibukota termasuk di Jakarta Selatan, dampaknya sangat memukul pedagang yang selama ini berjualan di pasar tradisional.

Tidak sedikit pedagang di pasar tradisional yang akhirnya bangkrut karena kalah bersaing dengan pedagang di pasar modern karena didukung sarana dan prasarana memadai yang bertujuan menggaet pengunjung/pembeli sebanyak-banyaknya.

Belajar dari pengalaman tersebut, Manager Area 12 Cipulir Ruyani yang membawahi 7 pasar binaan salah satunya Pasar Kebayoran Lama tidak mau tinggal diam. Terlebih lagi selama belasan tahun citra Pasar Kebayoran Lama sangat melekat erat dengan kesemrawutan, kotor hingga rawan akan aksi kriminalitas.

Akibatnya, tidak sedikit pembeli yang 'ngeri' jika harus belanja ke pasar terbesar di Jaksel tersebut dan akhirnya terpaksa berpaling ke pasar lain.
Harap maklum, sebelumnya kesemrawutan khususnya dari serbuan pedagang kaki-5 mulai dari sepanjang Jl Ciledug Raya, Jl Kebayoran Lama, Jl Kramat hingga menerobos ke lingkungan pasar. Kemacetan lalu lintas nyaris berlangsung 24 jam setiap harinya.

Tak urung, keberadaan pedagang kaki-5 yang makin menggurita sangat menyulitkan ruang gerak pedagang formal untuk sama-sama berjualan.  Belum lagi akibat sampah yang ditimbulkan makin menambah kekumuhan pasar, padahal menjadi salah satu titik penilaian Adipura Bangunpraja bagi Kecamatan Kebayoran Lama.

Beruntung kondisi buruk itu kini secara bertahap tapi pasti mulai berubah. Hal ini seiring dengan habisnya masa pakai pedagang Pasar Kebayoran Lama pada tahun 2007 lalu. Semula pasar direncanakan akan diremajakan demi menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan maupun tuntutan jaman menyusul makin banyaknya dibangun pusat perbelanjaan modern.

Pasar Kebayoran Lama yang dibangun tahun 1987 di atas lahan sekitar 9 ribu meter persegi (M2) konstruksinya masih cukup kuat dan aman untuk digunakan 15 hingga 20 tahun mendatang. Artinya untuk sementara ini pasar tidak perlu dibangun ulang.

"Sesuai kesepakatan dengan para pedagang, Pasar Kebayoran Lama cukup direvitalisasi demi mendongkrak ruang usaha pedagang sekaligus meningkatkan mutu pelayanan bagi para pengunjung dan masyarakat pada umumnya," kata Ruyani, Manager Area 12 Cipulir didampingi Supervisor Pasar Kebayoran Lama Kartini, Senin (9/11).

Konsekuensinya,  Manager Area 12 bersama Supervisor Pasar Kebayoran Lama mengaku 'bertangan besi' agar program dapat berjalan mulus. Sasaran pembersihan pertama dan utama yakni 'menggulung' keberadaan kaki-5 mulai dari yang berjualan di atas saluran air serta areal parkir karena telah menutup fungsi pasar. Termasuk juga mengganggu kenyaman bagi para pengunjung ataupun pedagang pasar karena sulitnya lahan parkir.

Kerjasama juga dilakukan dengan jajaran Pemkot Jaksel khususnya Camat Kebayoran Lama Budi Wibowo beserta kelurahan terkait dalam 'menyikat' pedagang kaki-5 yang berjualan di jalanan hingga di kolong jembatan layang Kebayoran Lama. Usai malam takbiran lalu sampai sekarang, kawasan ini 'aman' dari sepak terjang pedagang kaki-5.
Gebrakan lainnya menutup 19 toko mulai dari lantai dasar dan lantai satu meski sangat ditentang keras oleh para pemilik toko. Walau sempat diiming-imingi ratusan juta rupiah oleh pemilik toko, tapi Ruyani tidak bergeming. Aksi tegas ini dilakukan mengingat setelah bertahun-tahun keberadaan 19 toko tersebut telah menciptakan kesemrawutan di dalam pasar yang menyebabkan pasar menjadi sumpek, pengap dan tidak teratur.
Sebaliknya, lahan bekas 19 toko tadi langsung dimanfaatkan sebagai ruang terbuka dengan ditempatkannya sejumlah pot kembang. Hal serupa juga dilakukan di bagian parkir dan berbagai sudut pasar lainnya yang digeber dengan penghijauan pohon pelindung yang berkisar 200-an pohon.

Revitalisasi atau renovasi lainnya mencakup penggantian keramik di seluruh lantai pasar kecuali di dalam toko. Perbaikan tampak muka pasar dengan digunakannya komposit panel yang berwarna-warni seperti merah, kuning dan biru. Penggantian kabel listrik, penambahan mesin diesel dan pompa hydran dan perangkat lainnya.

Tidak ketinggalan, renovasi Masjid Darussalam, pembuatan WC umum untuk pedagang dan pengunjung, perbaikan saluran air di lingkungan pasar dll. Alhasil kini Pasar Kebayoran Lama tampil 'pede' dan lebih 'cantik' dibandingkan sebelumnya dan siap bersaing dengan pasar tradisional lainnya yang sudah lebih dulu 'dipoles'.

Sayangnya, vitalisasi yang telah dikebut ini masih terkendala dengan belum terwujudnya tempat untuk pedagang kaki-5 binaan yang hingga kini masih berjualan di bagian belakang pasar (jalur Timur). Padahal pedagang binaan ini jika tidak tertata dapat berpengaruh besar terhadap pencitraan bagi Pasar Kebayoran Lama secara keseluruhan.

Ruyani berharap dengan dukungan dari Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis, pembangunan los bagi pedagang binaan dapat segera terwujud. Terlebih lagi pihaknya sudah mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sejak tahun 2006.

Jika pedagang binaan bisa dikumpulkan di satu bangunan di lantai 1 belakang pasar, lahan lama akan digunakan sebagai parkir sekaligus untuk menghidupkan pasar. (Rachmi/dms)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar