10 Februari 2009
Jakarta (SIB)
Penculikan dengan cara disuntik bius menjadi modus baru penculikan anak-anak remaja. Orangtua maupun sekolah diminta waspada.
"Dulu modusnya hanya diiming-imingi pekerjaan. Tetapi, sekarang sudah menggunakan kekerasan dengan cara dibius atau disuntik," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, di kantor KPA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (9/2).
Menurut Arist, perlu disosialisasikan sekolah dan orangtua untuk waspada. "Harusnya pelaku mendapat pasal berlapis," ujar Arist.
Kisah penculikan dengan cara dibius menimpa 4 orang perempuan. Mereka berinisial S (15), H (13), A (18), dan D (30) yang akhirnya dijual dan dipaksa menjadi PSK di Malaysia.
Kisah 4 ABG Diculik, Dibius Lalu Dijual ke Malaysia
Malang benar nasib 4 anak baru gede alias ABG ini. Lari dari rumah, mereka dibius orang tidak dikenal, diculik lalu dijual ke Malaysia. ABG ini dipaksa menjadi pekerja seks komersil (PSK).
Kisah 4 ABG ini disampaikan Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Senin (9/2).
Dalam kesempatan itu, Arist menceritakan kisah S (15) yang kabur dari rumah saat punya masalah. S lalu lari ke Terminal Raja Basa, Lampung.
"Dia bertemu dengan orang yang bernama Rustam. Rustam lalu mengajak ke rumahnya dan diiming-imingi untuk disekolahkan," kata Arist.
Setelah didaftarkan sekolah dan hendak berangkat sekolah, kata Arist, S diculik 5 orang yang bertopeng dengan cara disuntik.
"Kemudian, dia tidak sadar. Tiba-tiba sudah ada di bandara Pontianak.
Dia ditampung di Entikong kemudian dikirim ke Kuching, Malaysia.
Ada 3 anak lainnya. Mereka dibawa dengan mobil dan disembunyikan di kolong jok," ujarnya.
4 ABG itu berada di Malaysia selama 2,5 bulan. Mereka dipekerjakan sebagai PSK.
"Dia dipercaya oleh pihak di sana (pengelola prostitusi) untuk memegang handphone dan berusaha menelepon saudaranya di Lampung. Akhirnya diberikan nomor telepon KBRI di Malaysia kemudian KBRI menghubungi polisi. Ketika didatangi di sana sudah tidak ada siapa-siapa," beber Arist.
LSM Anak Bangsa, Arsinah Sumitro, menambahkan anak-anak ini dijual dengan nilai 5.000 ringgit.
"Di sana dijadikan PSK. Setelah berhasil dibebaskan oleh Konsulat Jenderal pada 21 Agustus 2008 diserahkan kepada kami," kata Arsinah.
Menurut Arsinah, ABG itu ingin pelaku ditangkap. "Kemudian, kita bawa ke kantor polisi kurang lebih 1 bulan, pelaku masih belum ditemukan.
Beberapa waktu lalu, 2 dari 5 orang pelaku sudah ditangkap. Nurdin dan Kamseng dan sudah disidangkan," beber Arsinah.
Dalam sidang itu, lanjut dia, muncul nama Eka yang saat ini sedang ditelusuri. (detikcom/f)
Link: http://hariansib.com/2009/02/10/kisah-4-abg-diculik-dibius-lalu-dijual-ke-malaysia/
Jakarta (SIB)
Penculikan dengan cara disuntik bius menjadi modus baru penculikan anak-anak remaja. Orangtua maupun sekolah diminta waspada.
"Dulu modusnya hanya diiming-imingi pekerjaan. Tetapi, sekarang sudah menggunakan kekerasan dengan cara dibius atau disuntik," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, di kantor KPA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (9/2).
Menurut Arist, perlu disosialisasikan sekolah dan orangtua untuk waspada. "Harusnya pelaku mendapat pasal berlapis," ujar Arist.
Kisah penculikan dengan cara dibius menimpa 4 orang perempuan. Mereka berinisial S (15), H (13), A (18), dan D (30) yang akhirnya dijual dan dipaksa menjadi PSK di Malaysia.
Kisah 4 ABG Diculik, Dibius Lalu Dijual ke Malaysia
Malang benar nasib 4 anak baru gede alias ABG ini. Lari dari rumah, mereka dibius orang tidak dikenal, diculik lalu dijual ke Malaysia. ABG ini dipaksa menjadi pekerja seks komersil (PSK).
Kisah 4 ABG ini disampaikan Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Senin (9/2).
Dalam kesempatan itu, Arist menceritakan kisah S (15) yang kabur dari rumah saat punya masalah. S lalu lari ke Terminal Raja Basa, Lampung.
"Dia bertemu dengan orang yang bernama Rustam. Rustam lalu mengajak ke rumahnya dan diiming-imingi untuk disekolahkan," kata Arist.
Setelah didaftarkan sekolah dan hendak berangkat sekolah, kata Arist, S diculik 5 orang yang bertopeng dengan cara disuntik.
"Kemudian, dia tidak sadar. Tiba-tiba sudah ada di bandara Pontianak.
Dia ditampung di Entikong kemudian dikirim ke Kuching, Malaysia.
Ada 3 anak lainnya. Mereka dibawa dengan mobil dan disembunyikan di kolong jok," ujarnya.
4 ABG itu berada di Malaysia selama 2,5 bulan. Mereka dipekerjakan sebagai PSK.
"Dia dipercaya oleh pihak di sana (pengelola prostitusi) untuk memegang handphone dan berusaha menelepon saudaranya di Lampung. Akhirnya diberikan nomor telepon KBRI di Malaysia kemudian KBRI menghubungi polisi. Ketika didatangi di sana sudah tidak ada siapa-siapa," beber Arist.
LSM Anak Bangsa, Arsinah Sumitro, menambahkan anak-anak ini dijual dengan nilai 5.000 ringgit.
"Di sana dijadikan PSK. Setelah berhasil dibebaskan oleh Konsulat Jenderal pada 21 Agustus 2008 diserahkan kepada kami," kata Arsinah.
Menurut Arsinah, ABG itu ingin pelaku ditangkap. "Kemudian, kita bawa ke kantor polisi kurang lebih 1 bulan, pelaku masih belum ditemukan.
Beberapa waktu lalu, 2 dari 5 orang pelaku sudah ditangkap. Nurdin dan Kamseng dan sudah disidangkan," beber Arsinah.
Dalam sidang itu, lanjut dia, muncul nama Eka yang saat ini sedang ditelusuri. (detikcom/f)
Link: http://hariansib.com/2009/02/10/kisah-4-abg-diculik-dibius-lalu-dijual-ke-malaysia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar