Jum'at, 23 Januari 2009 , 08:19:00
PONTIANAK – Sindikat pengemis yang dipasok dari luar Kalimantan terbongkar. Salah satu rumah di Jalan Hijas blok A digrebek Satuan Reskrim Poltabes Pontianak, Rabu (21/1) malam. Sebanyak 30 orang yang setiap harinya meminta-minta di sekitar Kota Pontianak berada di rumah tersebut. Tiga orang diantaranya pemilik rumah diboyong ke Poltabes. Setelah melakukan penyelidikan tentang adanya pengemis yang sengaja dipasok dari luar Kalimantan, polisi lantas melakukan penggerebekan di rumah no 80 RT 04 RW 06 Kelurahan Benua Melayu Darat. Hasilnya, sebanyak 30 pengemis berada di rumah tersebut. Sebagian besar dari mereka mengalami cacat fisik.
Polisi hanya membawa pemilik rumah Liham dan istrinya Masidah beserta Maski saudara sepupu Liham. Mereka diduga kuat sebagai pemasok 30 pengemis dari pulau jawa tersebut. Kasat Reskrim Poltabes Pontianak AKP Sunario mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan dan penggerebekan berawal adanya laporan masyarakat. Dari pemeriksaan sementara 30 pengemis yang ada di rumah Liham sengaja didatangkan dari Jawa, sebagian besar berasal dari Pulau Madura. "Kita juga melihat aktivitas mereka yang meminta-minta. Setelah diselidiki, memang mereka terorganisir dan sengaja dipasok ke Pontianak," jelasnya.
Para pengemis ini, kata dia, dipungut setoran oleh pemasok. Setiap bulannya mereka dibebankan membayar Rp50 ribu kepada pemilik rumah. Sedangkan, setiap harinya masing-masing menyetor uang sebesar Rp 10 ribu. Sehingga tiap bulan pengemis menyetor Rp350 ribu kepada penampung. "Pengemis ini juga harus menyetor hasil meminta-minta kepada pemasok," ucap Sunario yang juga mantan Kasat Restik Poltabes Pontianak ini. Kasat melanjutkan, untuk sementara hanya tiga orang yang diduga kuat sebagai pemasok pengemis ditahan. Tidak menutup kemungkinan akan ada lagi tersangka lain sesuai hasil pemeriksaan. Bagi pengemis yang cacat fisik, ungkapnya, akan dikoordinasikan kepada Dinas Sosial. "Apakah dibina atau dipulangkan ke kampung halamannya. Kita akan koordinasikan kepada instansi terkait," paparnya.
Ketua RT setempat Samsoni mengutarakan, dirinya tidak tahu ada warganya yang memasok pengemis. Menurut pendataan, di rumah Liham hanya ada enam orang, termasuk mertuanya. Liham tinggal di rumah tersebut, lanjutnya, sudah dua tahun. Pekerjaan Liham diketahui Samsoni sebagai tukang ojek. Sementara istrinya Masidah sehari-harinya bekerja sebagai tukang masak. "Mengenai puluhan pengemis di rumah itu saya tidak tahu. Data saya juga sama dengan kelurahan," katanya. Maski saudara sepupu Liham, mengungkapkan, dirinya baru sebulan di Pontianak dari Madura. Datang ke Pontianak ia memang bekerja sebagai peminta-minta. Namun, katanya, tidak ada paksaan dari Liham agar dirinya melakukan hal demikian. "Saya tidak tahu dengan yang lain. Baru sebulan saya di Pontianak," ujarnya. (hen)
Link: http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=13490
Tidak ada komentar:
Posting Komentar