Jum'at, 23 Januari 2009 | 19:25 WIB
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur:Sekitar 400 ribu orang, atau 10 persen dari total buruh migran asal Indonesia yang bekerja di Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Timur Tengah terancam dipecat akibat krisis keuangan global yang menghantam banyak perusahaan di negara-negara tersebut. "Saat perusahaan memangkas jumlah pekerjanya, buruh asing akan jadi yang pertama dipecat," kata Direktur Eksekutif Malaysian Institute of Economic Research Mohamed Ariff, Jumat (23/1).
Sekitar 2 juta orang, atau seperlima pekerja legal di Malaysia, berasal dari negara asing seperti Indonesia, Myanmar, dan India. Sedangkan lebih dari 500 juta buruh asing ilegal diperkirakan juga mencari penghasilan di Malaysia. Mohamed meramalkan 40 ribu pekerjaan di Malaysia akan lenyap tahun ini. Salah satu perusahaan yang akan memecat banyak pekerja ialah produsen cip komputer Intel Corp., yang akan menutup dua pabriknya di Penang. Enam ribu buruhnya akan menjadi pengangguran.
Kabinet Malaysia kemarin (22/1) telah mengumumkan akan membekukan rekrutmen pekerja asing di industri jasa dan manufaktur. Menteri Sumber Daya Manusia S. Subramaniam mengatakan, pekerjaan akan lebih ditawarkan terlebih dahulu kepada warga negaranya sendiri.
Sementara itu, ekonom Credit Suisse Group Cem Karacadag dan Kun Lung Wu memperkirakan pada tahun ini hingga 2010, 300 ribu pekerjaan di Singapura akan lenyap. "Dua per tiganya, atau sekitar 200 ribu orang, ialah pekerja asing," ujar mereka.
Menurut analis Standard Chartered Fauzi Ichsan, eksodus buruh migran Indonesia tersebut akan memangkas kiriman devisa sebesar US$ 3 miliar tahun ini.
BLOOMBERG | BUNGA MANGGIASIH
Link: http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2009/01/23/brk,20090123-156669,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar