Pemkot Jakarta Barat Tertibkan Kios di Tanjung Duren http://www.mediaindonesia.com/read/2009/02/02/62622/37/5/Pemkot_Jakarta_Barat_Tertibkan_Kios_di_Tanjung_Duren_UtaraUtaraJAKARTA--MI: Pemerintah Kota Jakarta Barat membongkar kios dan bangunan tempat usaha yang didirikan di atas aset Pemprov di Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Kamis (26/2). Pembongkaran secara paksa di bekas kantor RW 03 Tanjung Duren Utara tersebut dilakukan karena pemilik bangunan tidak menghiraukan larangan mendirikan bangunan di atas lahan sengketa yang telah disampaikan berkali-kali oleh pihak kecamatan setempat. Sekitar 60 petugas gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP yang dikerahkan ke lokasi, langsung membongkar seluruh bangunan yang ada di lahan tersebut. Setidaknya delapan bangunan semi permanen yang terdiri dari tujuh tempat usaha dan satu bangunan posko penjagaan diratakan dengan tanah. Penertiban berlangsung lancar tanpa ada perlawanan. Puluhan orang berpakaian serba hitam, dengan mengatasnamakan organisasi masyarakat tertentu yang sudah berjaga-jaga sejak pagi terlihat hanya mengawasi, saat petugas merobohkan bangunan yang selama ini mereka jaga tersebut. "Kami telah memberi tiga kali peringatan sejak akhir Januari lalu, tapi tidak digubris," ujar Zeri Ronazy Wakil Camat Grogol Petamburan. Menurut Zeri, bangunan yang didirikan diatas lahan eks RW 03 itu tidak memiliki ijin. Hal ini tentu menyalahi Peraturan Daerah (perda) No 7 tahun 1991, tentang pendirian bangunan. Selain itu, pendirian bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha ini juga melanggar perda No 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum. "Pembongkaran ini didasarkan atas hal-hal tersebut," katanya. Zeri menegaskan, setelah dibongkar pihaknya akan terus mengawasi lahan tersebut agar tidak kembali disalahgunakan pihak-pihak tertentu. "Saya tidak akan membiarkan kembali ada bangunan di lahan ini sebelum proses sengketa selesai," tandasnya. Roso, salah seorang pemilik warung ayam bakar mengaku tidak mengetahui lahan yang disewanya seharga Rp 700 ribu per bulan tersebut adalah lahan sengketa. "Sejak tiga bulan lalu, saya menyewa tempat ini kepada orang bernama Dedi, dan tidak pernah diberi tahu kalau lahan ini bermasalah," ujarnya. Ia mengatakan tak pernah menyangka tempat usahanya akan diratakan dengan tanah. Roso mengaku sedih melihat warungnya dibongkar, menurut penuturannya, selama tiga bulan berdagang di lokasi tersebut ia belum kembali modal karena sepinya pengunjung. Hal yang sama disampaikan Alung, pemilik usaha pencucian mobil dan motor. Bahkan Alung harus mengeluarkan biaya sewa sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan. Belum lagi modal untuk membeli terpal dan tenda besi serta mesin penyedot air yang dikeluarkanya. "Saya menyesal menyewa di sini," katanya. Syahruddin, koordinator penjaga eks RW 03, yang juga penanggung jawab pedagang mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab terhadap pedagang dan berjanji akan mengembalikan uang milik pedagang yang menyewa tempat itu. "Saya akan kembalikan uang mereka," tuturnya. Pernyataan yang mengejutkan datang dari Syahruddin, dia bertekat kembali mendirikan bangunan di atas lahan itu. Hal tersebut karena pemilik sah tanah Suzi Natarahardja telah memberinya kuasa untuk menempati dan memanfaatkan lahan. "Kita nggak perduli, dan akan tetap menempati lahan karena ini adalah hak kita," pungkasnya. Lahan eks kantor RW 03 seluas 865 meter persegi milik Pemprov DKI di klaim oleh Suzi Natarahardja sejak Mei 2008. Tak ingin asetnya kembali jatuh ke tangan pihak lain, Pemkot Jakarta Barat kemudian menyampaikan gugatan melalui PN Jakbar. Sejak tiga bulan lalu, dia atas lahan yang masih berada proses sengketa tersebut didirikan tempat usaha berupa bangunan permanen dan semi permanen, mulai dari tempat pencucian mobil dan motor, warung makan, agen bus, warung rokok, serta posko penjagaan ormas tertentu. (Jui/OL-03) |
26 Februari 2009
Pemkot Jakarta Barat Tertibkan Kios di Tanjung Duren Utara
Pedagang Pun Minta Perlindungan KPK Oleh Jonder Sihotang BEKASI - Nasib pedagang di negeri ini masih tetap diwarnai aksi teror para pemilik modal. Setidaknya itulah yang kini dialami sekitar 320 pedagang Pasar Pusat Pertokoan Bekasi. Demi kepentingan penguasa dan pengusaha, pedagang di sana digempur teror. “Kami tidak ingin menjadi korban kesewenang-wenangan penguasa dan pengusaha. Jangan sampai terjadi tragedi Pasar Pondok Gede jilid dua. Kami tidak mau jadi korban. Jangan jadikan pedagang Pasar Pusat Pertokoan Bekasi ini sengsara hanya untuk kepentingan penguasa dan pengusaha. Hentikan intimidasi yang terus meneror pedagang sejak April 2008 ketika kami diminta tanda tangan di atas meterai tanpa melalui proses musyawarah.” Demikian ungkapan hati sekitar 320 pedagang Pasar Pusat Pertokoan Bekasi dalam suratnya terkait rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi yang akan merenovasi pasar tradisional yang berlokasi di Jalan Juanda Kota Bekasi itu. Surat pengaduan ratusan pedagang tadi ditujukan kepada Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad. Mereka kecewa dan memprotes kebijakan pemkot setempat yang sangat merugikan para pedagang kecil. Tidak tanggung-tanggung, surat pengaduan tersebut ditembuskan ke Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Surat pengaduan yang juga ditembuskan kepada Ketua DPRD Kota Bekasi itu ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Perwakilan Rukun Warga Pasar Pusat Pertokoan Bekasi, Ny Hj Yarnis dan Erwin Sinarta. Terkait protes dan rasa kecewa, ratusan pedagang Pasar Pusat Pertokoan Bekasi, Senin (23/2) siang, menggelar aksi unjuk rasa di dalam pasar. Aksi itu, menurut H Wardi, juru bicara pedagang, sebagai tanda protes mereka atas kebijakan Pemkot Bekasi yang merugikan pedagang. “Bukan kami tidak setuju dilakukan renovasi Pasar Pusat Pertokoan Bekasi ini kendati masih ada masa hak guna pakai (HGP) hingga 2015. Tetapi, yang kami sesalkan dan protes, pedagang sama sekali tidak dilibatkan dalam musyawarah untuk menentukan harga kios, termasuk pembagian lokasi. Tiba-tiba, lewat SK Wali Kota Bekasi, harga kios sudah dipatok mulai harga Rp 20-35 juta per meter,” ungkapnya. Hal itu, katanya, sama sekali tidak adil. Penentuan harga kios per meter hanya untuk kepentingan penguasa dan pengusaha dengan mengorbankan pedagang yang sudah puluhan tahun berdagang di pasar ini. “Kami ini jangan dijadikan sebagai korban seperti yang dialami ribuan pedagang di Pasar Pondok Gede,” ungkap H Wardi yang diaminkan pedagang lainnya. Janji Wakil Wali Kota Para pedagang ini juga mengakui, awal Januari 2009 lalu, pihaknya sempat mendatangi Kantor Pemkot Bekasi dan bertemu Wakil Wali Kota Rahmat Effendi. Setelah pedagang mengadukan keluhan, Rahmat Effendi menjanjikan akan mengundang pedagang untuk membahas masalah ini. Ternyata, hingga saat ini, sudah dua bulan, sama sekali tidak ada undangan dari Rahmat yang saat ini berjanji akan mengundang para pedagang. “Inilah yang menambah rasa kecewa kami sebagai pedagang, selain sikap pemerintah yang sama sekali tidak melibatkan pedagang dalam menentukan harga. Kalau ada pejabat yang mengaku sudah ada musyawarah soal harga dengan pedagang, itu bohong. Yang ada hanya sosialisasi yang tiba-tiba sudah ada penetapan harga dan bukan musyawarah, “ tegas Wardi. Terkait rencana renovasi Pasar Pusat Pertokoan Bekasi itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkot Bekasi Supriyanto kepada SH mengakui, pemerintah daerah sebagai pemilik pasar akan melakukan renovasi dengan pihak ketiga dari PT Aneka Sumber Daya Energi dalam bentuk kerja sama investasi. Soal tuntutan pedagang yang tidak diajak musyawarah dalam penetapan harga, dia mengaku kurang tahu. “Silakan tanya kepada Dinas Perekonomian yang membidangi pasar,” katanya. Yang membuat miris, mereka diintimidasi melalui surat dari Kepala Unit Pasar tersebut yang berisi agar semua pedagang selambatnya, tanggal 9 Januari 2009 lalu, mendaftarkan diri dan membayar uang booking Rp 2 juta. Jika tidak mendaftar dan membayar uang booking, dianggap mengundurkan diri dan semua haknya hilang. “Ini yang membuat kami miris dan ketakutan,” kata pedagang itu. Ya, nasib wong cilik di negeri ini memang tidak pernah mulus! n
|
218 Keluarga TKI Ikut Transmigrasi
SUARA PEMBARUAN DAILY218 Keluarga TKI Ikut Transmigrasi[JAKARTA] Lokasi transmigrasi Simanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur dihuni sekitar 620 keluarga, 218 keluarga diantaranya merupakan eks TKI asal Tawau, Malaysia. Kini, para transmigran, yang kebanyakan berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, bekerja di perkebunan sawit di lokasi transmigrasi. "Para eks TKI yang pernah bekerja di Malaysia sangat antusias menyambut program transmigrasi ini. Bahkan, mereka meminta saya selaku Mennakertrans memperjuangkan agar lahan di kawasan transmigrasi dapat diperluas dan dikembangkan," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Erman Suparno, kepada SP, lewat telepon dari Nunukan, Kalimantan Timur, Kamis Rabu (25/2). Sepanjang Rabu itu, Erman bersama rombongan meninjau lokasi transmigrasi Simanggaris, yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Erman mengatakan, salah satu langkah nyata yang telah dilakukannya adalah menempatkan eks TKI Malaysia untuk ikut program transmigrasi di kawasan perbatasan tersebut. Erman Suparno bertekad mengembangkan program transmigrasi di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menegakkan kedaulatan bangsa dan negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta memberdayakan potensi sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat transmigran dan masyarakat lokal di sekitar lokasi transmigrasi. "Kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar yang dimiliki Indonesia harus tetap kita jaga kedaulatannya agar tidak diincar dan diklaim oleh negara lain. Oleh karena itu, saya akan menggalakkan program transmigrasi di wilayah-wilayah itu, yang kebanyakan kondisinya tertinggal dan terbengkalai agar dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Erman. Dengan adanya program transmigrasi di kawasan perbatasan ini, tambah Menakertrans, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menampung TKI asal Malaysia yang terkena PHK akibat krisis ekonomi global. "Dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Depnakertrans, para eks TKI itu bisa dilatih untuk menambah keahlian ataupun alih profesi, sehingga mereka tidak perlu pulang ke kampung halamannya," kata Menakertrans. Dalam kunjungannya kerjanya ke lokasi transmigrasi Simanggaris, Erman mengadakan dialog langsung dengan transmigran dan meninjau sekolah bagi anak-anak transmigran. [E-8] Last modified: 26/2/09 |
6 TKI di Singapura Dapat Santunan Rp 2,4 Miliar
6 TKI di Singapura Dapat Santunan Rp 2,4 MiliarSP/Elly Burhaini Faizal Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia, Teguh Wardoyo (kiri), menyerahkan santunan kepada salah satu keluarga enam WNI yang mengalami kecelakaan kerja di Singapura. Santunan sebesar Rp 2,4 miliar diterima oleh ahli waris TKI. [JAKARTA] Sebanyak enam tenaga kerja Indonesia (TKI) di Singapura yang mengalami kecelakaan kerja, mendapat santunan yang berasal dari asuransi sebesar 326.469 dolar Singapura atau sekitar Rp 2,4 miliar. Pemberian santunan diharapkan dapat menopang kehidupan keluarga mendiang. Secara lebih khusus, santunan diharapkan dapat menopang biaya pendidikan anak-anak mereka. Harapan tersebut disampaikan oleh Dubes RI untuk Singapura Wardana, dalam penyerahan santunan asuransi kepada para ahli waris enam TKI yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Singapura, di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI), Departemen Luar Negeri RI, Jakarta, Rabu (25/2). Enam WNI yang meninggal dunia di Singapura tersebut adalah dua pekerja sektor domestik, yakni Gustati dan Lili Sudiyana, serta empat pelaut yakni Hasanudin, Didik Prasetyo Edi, Edi Sulistyo, Tri Mulyono, dan Agustinus Manurung. Selain Singapura, ikut diserahkan pula klaim asuransi kematian bagi Sunaidi bin Carwiyah, seorang WNI yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Doha, Qatar. Jumlah santunan asuransi bagi enam WNI yang mengalami kecelakaan kerja di Singapura tersebut mencapai 326.496 dolar Singapura atau lebih dari Rp 2,4 miliar. Sementara santunan bagi almarhum TKI di Doha tidak disebutkan atas permintaan keluarga.
Insiden Rusia Sementara itu, Pemerintah Indonesia dalam hal ini KBRI di Moskwa sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Rusia untuk meminta kejelasan nasib satu WNI anak buah kapal Tiongkok bernama New Star berbendera Sierra Leone yang hingga kini belum diketahui, pascainsiden penembakan oleh aparat Rusia beberapa waktu lalu. "Kami juga meminta jaminan bagi lima anak buah kapal yang merupakan warga Indonesia yang selamat agar diberi perlakuan dengan semestinya," kata Teguh. "Hingga kini, komunikasi kami terus berlanjut. Pada Selasa (24/2), Direktorat Perlindungan WNI dan BHI menerima staf dari Kedubes Tiongkok di Jakarta untuk melakukan upaya-upaya perlindungan. Sebab musibah itu akibat tindakan di lapangan yang membutuhkan langkah-langkah penanganan secara bersama untuk mencapai solusi yang lebih baik," ujar Teguh lebih baik. Lima WNI yang selamat hingga kini berada di Nakhodka, Rusia. "Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah, supaya ada kejelasan. Setelah selesai masalah hukum dan hak-hak mereka, kami akan upayakan kepulangan," ia menandaskan. [E-9] Last modified: 26/2/09 http://202.169.46.231/spnews/News/2009/02/26/index.html |
Kasus Gizi Buruk Anak Kembali Merebak
Kasus Gizi Buruk Anak Kembali Merebak Rabu, 25 Februari 2009 | 17:30 WIB Laporan wartawan Yoga PutraWATES, RABU - Kasus gizi buruk pada anak kembali merebak di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta . Selama dua bulan terakhir, puluhan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk, bahkan salah seorang di antaranya sampai dirawat di rumah sakit daerah karena kondisinya kritis.
Di Kecamatan Kokap, misalnya, terdapat 23 anak yang menderita gizi buruk. Camat Kokap Santoso, Rabu (25/2), mengatakan angka itu diperoleh dari hasil laporan petugas Puskesmas Kokap I sebanyak 16 anak dan Puskesmas Kokap II sebanyak tujuh anak. Sementara itu di Kecamatan Sentolo, terutama di Desa Demangrejo, Srikayangan, Tuksono, dan Salamrejo, sebanyak delapan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk. Selain itu, masih ada 32 anak lain yang saat ini berstat us rawan gizi buruk. Keempat desa tersebut merupakan wilayah dengan jumlah warga miskin terbanyak di Sentolo. Seorang penderita gizi buruk dari Kecamatan Girimulyo bahkan sampai harus dilarikan ke RSUD Wates karena kondisi tubuhnya terus melemah. Sejak Jumat pekan lalu, Aan Nugroho (5) , warga Dusun Ngesong, Desa Purwosari, dirawat di ruang isolasi Bangsal Cempaka RSUD Wates karena sakit demam dan berat tubuhnya hanya 9,2 kilogram. Tidak hanya itu, Aan juga menderita sariawan akut yang menyebar di bi bir hingga rongga dalam mulut. Staf perawat RSUD Wates Yogo mengatakan sariawan itu membuat Aan sulit makan. Kami juga sudah berupaya memberi makan pasien dengan memasang selang melalui hidung. Akan tetapi, pasien terus melawan, sehingga saat ini pemenuhan nutrisinya murni mengandalkan cairan infus, kata Yogo. Ayah Aan, Parjiyo (40), mengaku tidak mampu memenuhi gizi anaknya karena pendapatannya sebagai pemulung sampah sangat tidak mencukupi. Sehari-hari, Parjiyo hanya mendapat uang kurang dari R p 10.000. Uang itu hanya cukup untuk membeli nasi dan sayur dengan lauk seadanya. Parjiyo dan Aan pun hanya makan 1-2 kali sehari. Direktur RSUD Wates Bambang Haryatno menjamin seluruh biaya perawatan Aan hingga ia sembuh. Menurut Bambang, ia akan menggunakan dana dari pos pembiayaan pasien miskin yang tidak terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan masyarakat . Tahun 2009, pemerintah daerah menganggarkan Rp 600 juta dalam APBD untuk pos tersebut. Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat sepanjang tahun 2008, dari jumlah 26.852 anak berusia di bawah lima tahun, sebanyak 704 di antaranya menderita kekurangan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Lestaryono mengatakan pihaknya sudah berusaha mengantisipasi peningkatan jumlah penderita gi zi buruk dengan mengintensifkan program pemberian makanan tambahan melalui posyandu-posyandu di setiap dusun. Penanganan kasus gizi buruk atau kekurangan gizi, lanjut Lestaryono, harus dilakukan bertah ap. Sebab, bisa jadi gizi buruk merupakan akibat dari penyakit lain yang diidap oleh anak tersebut. Jika benar demikian, maka penyakit itu harus disembuhkan terlebih dulu, baru kemudian anak diberikan makanan yang bergizi cukup dan seimbang. Faktor kemiskinan keluarga juga berpengaruh. Namun, apabila orangtua memiliki pengetahuan yang cukup akan cara pemenuhan gizi anak dari berbagai sumber makanan yang ada di lingkungan sekitar rumahnya, maka anak akan terhindar dari ancaman gizi buruk, kata Lestaryono.
|
Pemeriksaan TKI
Pemeriksaan TKI http://images.kompas.com/detail_news.php?id=16750 http://images.kompas.com/detail_news.php?id=16750 |
Deportasi TKI
Deportasi TKI http://images.kompas.com/detail_news.php?id=16752 |
Belum Ada Anggaran untuk "Trafficking"
PERDAGANGAN ORANG Belum Ada Anggaran untuk "Trafficking" Jumat, 27 Februari 2009 | 00:52 WIB Jakarta, Kompas - Meski Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang sudah terbentuk, hingga saat ini belum ada anggaran yang solid untuk mengatasi perdagangan orang atau trafficking. Padahal, korban perdagangan orang kian bertambah. "Gugus Tugas belum ada penganggaran yang solid. Setiap pekerjaan ada dananya. Departemen Sosial menyediakan dana untuk trafficking sebesar Rp 2 miliar tahun 2008 dan Rp 3 miliar tahun 2009," kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta Swasono seusai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Perdagangan Orang di Jakarta, Kamis (26/2). Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyatakan, pemerintah memiliki sikap politik jelas, yakni melindungi warga negaranya yang ada di luar negeri. "Kami berunding dengan Malaysia dan menjelaskan hukum-hukumnya. Harus dibedakan TKI ilegal dengan perdagangan orang," katanya. Berdasarkan laporan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) tahun 2005-2007, mereka memulangkan 3.127 korban perdagangan orang baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Arab Saudi, Jepang, Kuwait, Suriah, Taiwan, dan Jordania. Dari 3.127 korban, lima orang adalah bayi, 801 anak, 2.321 dewasa, dan sebagian besar korban adalah perempuan (88,9 persen). Akar permasalahan perdagangan orang adalah kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. Oleh karena itu, upaya penghapusan perdagangan perempuan dan anak harus sejalan dengan upaya penanggulangan kemiskinan, peningkatan pendidikan dan keterampilan, serta perluasan kesempatan kerja dan lapangan kerja. Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Irjen Hadi Atmoko menyebutkan, jumlah kasus perdagangan orang terus meningkat. Tahun 2004 ada 76 kasus, 2005 sebanyak 71 kasus, 2006 ada 84 kasus, 2007 ada 177 kasus dan sudah divonis 84 kasus, tahun 2007 ada 199 kasus, divonis 74 kasus. Pada umumnya mereka memalsukan data-data pribadi para korban. (LOK) |
Malaysia Usir 152 TKI Ilegal
Malaysia Usir 152 TKI Ilegal KUALA LUMPUR, KAMIS - Pemerintah Malaysia mengusir 152 TKI ilegal melalui Pelabuhan Pasir Gudang, Malaysia, menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Kamis (26/2), sekitar pukul 13.30 WIB. TKI ilegal tersebut terdiri dari pria sebanyak 94 orang, perempuan 56 orang dan dua bayi. Sumber : Antara http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/02/27/0406163/Malaysia.Usir.152.TKI.Ilegal |
Kios di Lahan Sengketa Tanjung Duren Dibongkar
Kios di Lahan Sengketa Tanjung Duren DibongkarKamis, 26 Februari 2009 | 13:07 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejumlah delapan kios dan satu tempat cucian motor dan mobil di Jalan Tanjung Duren Utara IV, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dibongkar Satuan Polisi Pamong Praja Grogol Petamburan, Kamis (26/2) siang. Penyewa kios tidak bisa berbuat apa-apa."Semalam memang sudah diingatkan lagi, tapi saya pikir masih ada toleransi," kata Roso Mulyoto, salah satu pedagang ikan bakar di tempat itu, kepada wartawan, Kamis (25/2) siang. Untuk berjualan di kios tersebut, dia harus membayar uang sewa sejumlah Rp 700 ribu per bulan kepada pengurus organisasi Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi). Padahal, menurut dia, lokasi itu sepi. "Dari jam 10 pagi sampai 10 malam rata-rata dapat Rp 500 ribu," ujarnya. Menurut Wakil Camat Grogol Petamburan Zeri Ronazy bangunan tersebut tidak memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sehingga dibongkar. Dia membantah pembongkaran ini terkait sengketa lahan antara pemilik, Suzy Nataraharja, dengan Dinas Pertamanan yang masih dalam proses peradilan. "Saya tidak mempermasalahkan tanah, tapi bangunannya," Zery menegaskan. Salah satu anggota Forum Komunikasi Anak Betawi, Syahrudin, akan protes melalui jalur hukum menanggapi aksi pembongkaran siang ini. "Ini bentuk arogansi aparat, katanya mau merapikan kok jadi pembongkaran?" kata dia kepada Tempo di lokasi. Menurut Syahrudin, Forum Komunikasi Anak Betawi menjadi pengelola lahan itu atas izin Suzy berdasarkan surat yang jelas. "Kalau diklaim milik Dinas Pertamanan, tunjukkan surat-suratnya," dia menjelaskan dengan nada tinggi. Mengenai nasib para pedagang, kata dia, Forkabi akan memindah tempat usaha mereka ke tempat lain. "Mungkin ke lahan UKM (Unit Kegiatan Masyarakat)," kata dia. http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2009/02/26/brk,20090226-162170,id.html |
Sumbar Kirim TKI Hanya ke Malaysia dan Brunei
Propinsi | Rabu, 25/02/2009 13:08 WIBSumbar Kirim TKI Hanya ke Malaysia dan BruneiPadang, (ANTARA) – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar melalui Kepala Bidang Penempatan dan Pengembangan, Zulkifli N SE, mengatakan untuk penggirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Sumbar hanya mengirim ke Malaysia dan Brunei Darussalam.Permintaan tenaga kerja asal Sumbar setiap tahun terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena kedua negara merupakan satu rumpun, satu ras, satu agama dengan orang Minang. TKI Sumbar umumnya berkerja pada perusahaan sebagai operator dan perusahaan elektronik. Sebelum berangkat, semua tenaga kerja yang akan diberangkatkan diberi pelatihan dan pembekalan bagaimana cara etika dalam bekerja, kata Zulkifli kepada antara-sumbar.com, kemarin. Di Malaysia, jumlah tenaga kerja asal Sumbar sebanyak 9.000 orang. Tersebar di provinsi bahagian negara Malaysia. Kelebihan posisi kerja dari tenaga kerja asal Sumbar, mereka tidak ditempatkan pada pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga dan buruh perkebunan. Kata dia, untuk Negara Brunei Darussalam, pengiriman terhenti pada tahun 2003, akibat belum ada MoU baru. Pada tahun 2007 baru ada penanda tangganan MOU lanjutan. "Negara Brunei sangat makmur, dan perusahaan di daerah tersebut tidak terlalu banyak," kata Zulkifli. Selain ke dua negara tersebut, Pemprov tidak melakukan kerja sama. Hanya kerjasama magang ke Negara Jepang dan Korea. Untuk pengiriman TKI keluar negri, ada lembaga yang menggurus keberangkatannya. Lembaga keberangkatan seperti Perusahaan Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PPJTKI) setiap tahunnya mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri, kata Zulkifli. (cpw3,cpw10/wij). http://www.antara-sumbar.com/id/index.php?mod=berita&d=1&id=17071 |
Petugas Gabungan Karawang Kembali Bongkar Warung PKL
26/02/09 03:45 Petugas Gabungan Karawang Kembali Bongkar Warung PKLKarawang (ANTARA News) - Petugas gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polres Karawang, dan TNI, Rabu, kembali membongkar warung permanen milik pedagang kaki lima (PKL) di beberapa titik jalan Ahmad Yani, Kecamatan Karawang Barat hingga Warung Bambu, Kecamatan Karawang Timur. Sejumlah PKL sempat menolak aksi pembongkaran yang dilakukan petugas gabungan tersebut, karena merasa telah membayar retribusi ke Dinas Bina Marga dan Pengairan setempat. "Saya sudah bayar mahal ke Dinas Bina Marga dan Pengairan untuk mendapatkan izin berjualan di pinggir jalan. Tapi, kenapa dibongkar," kata seorang pemilik warung permanen di Warung Bambu, Kecamatan Karawang Timur, Elin Rosnia (39), di Karawang, Rabu. Elin yang sehari-hari berjualan berbagai jenis bunga di pinggir jalan raya Klari, Desa Warung Bambu, mengaku, telah membayar retribusi ke Dinas Bina Marga dan Pengairan sebesar Rp300 ribu per tahun. Selain itu, ada lagi retribusi yang harus dibayar setiap bulan, karena Elin menggunakan tanah seluas 1.000 m2 di pinggir jalan. Namun, ketika petugas Satpol PP meminta agar memperlihatkan surat izin, Elin tidak bisa menunjukkannya. Ia mengaku surat izin itu disimpan di rumahnya. Atas hal tersebut, petugas gabungan langsung membongkar warung permanen milik Elin. Di lokasi tempat berjualan, Elin mendirikan bangunan permanen dan digunakan sebagai tempat tinggal sehari-hari. Dengan begitu, petugas menilai bangunan tersebut merupakan bangunan liar karena tidak bisa menunjukkan surat izin. Kepala Satpol PP Karawang, Acep Jamhuri, mengatakan, aksi pembongkaran yang dilakukan itu bertujuan untuk menciptakan suasana tertib, bersih dan indah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Karawang Nomor 3 tahun 1988 tentang Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban.(*) http://www.antara.co.id/arc/2009/2/26/petugas-gabungan-karawang-kembali-bongkar-warung-pkl/ |
18 Bangunan Lokalisasi di Cileungsi Dibakar
BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor sedang getol membersihkan daerahnya dari sarang prostitusi. Hari ini yang menjadi sasaran operasi penertiban adalah lokalisasi di Desa Situsari Cileungsi. |
Trafficking Meningkat, Pemerintah Didik TKI untuk
Kamis, 26/02/2009 20:23 WIB Trafficking Meningkat, Pemerintah Didik TKI untuk Pencegahan Iif Rahmat Fauzi - detikNews Jakarta - Perdagangan orang (trafficking) yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah pun mengutamakan pencegahan dengan mendidik para TKI. "Bagaimana melakukan pencegahan antara lain melalui sosialisasi pendidikan pada masyarakat. Mereka (TKI) yang dikembalikan ke Indonesia kita berikan pendidikan yang baik," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie. Aburizal menyampaikan hal itu dalam jumpa pers usai Rakor Kesra di Kantor Menko Kesra di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (26/2/2009). Sedangkan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan perlindungan sosial para TKI yang terjebak trafficking, aturannya masih dirumuskan. Perundingan pun masih berlangsung dengan negara tujuan TKI yang rawan praktek trafficking seperti Malaysia dan Suriah. "Sikap politik kita sudah jelas. Perdagangan orang itu tentu dilarang, memang dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan," ujar dia. Susah Diungkap Sementara itu Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Irjen Pol Hadiatmoko mengatakan kasus trafficking merupakan kasus yang susah diungkap, karena perbedaan pandangan hukum antara Indonesia dan negara tujuan TKI. "Pengungkapan kasus ini susah, karena aturan yang dipakai kedua negara berbeda. Di sini dianggap melanggar hukum, di sana tidak. Di sini digaji, di sana tidak. Hingga untuk memprosesnya sulit," ujar Hadiatmoko. Dia pun memaparkan data trafficking yang meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2004 terdapat 76 kasus, tahun 2005 terdapat 71 kasus, kemudian meningkat menjadi 86 kasus di tahun 2006. Kasus itu melonjak dua kali lipat menjadi 177 kasus pada tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi 88 kasus pada tahun 2008. "Tahun 2007, 88 kasus sudah divonis. Tahun 2008, 74 kasus sudah divonis, dan kasus yang lainnya tersangkanya tidak jelas ke mana," ujar Hadiatmoko. (nwk/nwk) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! http://www.detiknews.com/read/2009/02/26/202308/1091273/10/trafficking-meningkat,-pemerintah-didik-tki-untuk-pencegahan |
Angka Trafficking Terus Meningkat
JAKARTA --- Kasus trafficking atau perdagangan manusia di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat. Berdasarkan paparan Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polri saat Rapat Koordinasi di Menteri Koordinator Kesejahteraan di Jakarta, Kamis (26/2), tercatat dari tahun 2004 hingga 2008 terus meningkat. ''Sampai saat ini kasus trafficking memang terus meningkat,'' kata Wakil Kepala Bareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Hadiatmoko, kepada wartawan. Kenaikan signifikan terjadi antara tahun 2006 hingga 2007. Jika pada tahun 2006 tercatat 84 kasus maka pada 2007 menjadi 177 kasus. Sedangkan untuk tahun 2008 tercatat 199 kasus.. Untuk menangani kasus perdagangan manusia ini,pemerintah di bawah koordinasi Menko Kesra telah membuat gugus tugas pusat dan daerah dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan manusia sesuai Perpres No.69 tahun 2008. Sebagai tindak lanjut pencegahan terhadap perdagangan manusia yang sudah berlangsung selama lima tahun,pemerintah kembali berkomitmen dalam dalam implementasi rencana aksi nasional 2009-2013 berkaitan dengan hal ini. ''Program memang sudah terlaksana sejak lima tahun lalu meski masih ada hambatan.Tapi karena kasus semakin meningkat dan permasalahan semakin kompleks maka kami berkomitmen kembali mensolitkan bidang yang terkait,'' jelas Menko Kesra,Aburizal Bakri saat jumpa pers. Gugus tugas meliputi Departemen Hukum dan HAM, Departemen Sosial,Departemen Pendidikan Nasional dan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan. fia/ism http://www.republika.co.id/berita/34141/Angka_Trafficking_Terus_Meningkat |
Singapore court confirms life sentence for Indonesian maid
Singapore - The Singapore High Court confirmed on Thursday a life imprisonment for an Indonesian maid who killed her employer's 75-year-old mother in 2005, media reports said. The maid, who was identified as Barokah, 29, pushed Wee Keng Wah from their ninth-floor flat after the elderly woman scolded her for sneaking out to meet a man. In 2007, the maid was sentenced to life imprisonment and appealed. However, a re-hearing into the case did not change the judge's mind, the online edition of the Straits Times newspaper reported. The second hearing was ordered to evaluate if the life sentence was appropriate. Barokah, had escaped the death sentence when the original murder charge was reduced to manslaughter after she was diagnosed by psychiatrists to be moderately depressed. In the re-hearing the judge noted that Barokah's depression was largely self-induced by her choice to have affairs with men and that she had created the situation leading to the crime by sneaking out of her employer's flat that fateful night. http://www.earthtimes.org/articles/show/257561,singapore-court-confirms-life-sentence-for-indonesian-maid.html |
Deplu Koordinasi Lindungi TKI Korban Pasutri Asal RI
Jumat, 27/02/2009 08:02 WIB Eksploitasi TKI Ilegal di AS Deplu Koordinasi Lindungi TKI Korban Pasutri Asal RI Nograhany Widhi K - detikNews Ilustrasi (Foto: phaseloop.com) "Saya akan koordinasi dulu dengan KBRI di sana (AS). Karena belum tentu KBRI kita diberi tahu. Kita tunggu klarifikasi dari pemerintah AS, karena belum tentu data yang ada di paspor itu data dia (TKI)," ujar Direktur Perlindungan WNI Deplu Teguh Wardoyo saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/2/2009). Jika memang ada korban TKI, maka Deplu akan memberikan perlindungan. Tak hanya kepada korban, bantuan Deplu juga akan diberikan kepada Siti Chadidjah Siregar yang masih tercatat menjadi warga negara Indonesia (WNI). "Perlindungan (kepada Siti Chadidjah) itu bukan berarti menghapuskan tindak pidananya, tetapi menjamin bagaimana hak-haknya (sebagai tersangka) tetap berlaku, bukan berarti membebaskan," tegas Teguh. Sebelumnya, seperti dilansir dari AFP, berdasar data Departemen Kehakiman AS, pasangan Soripada Lubis-Siti Chadidjah Siregar mengaku bersalah karena mengeksploitasi TKI wanita sejak tahun 2000. Mereka mengeksploitasi 6-24 orang TKI yang ditempatkan di bawah basement tempat tinggal mereka yang sempit, di Falls Church, Virginia, di luar Washington. Para TKI itu sehari-harinya dipekerjakan di keluarga kaya di Washington, dan dijemput kembali untuk ditaruh di basement pasutri itu pada akhir pekan. Pasutri itu kemudian memeras para TKI US$ 375 atau Rp 4,5 juta per bulan per orang, untuk digunakan sebagai sewa tempat tinggal, membayar pajak dan mengirimkan uang pada keluarga pasutri itu di Indonesia. Selama lebih dari 5 tahun mengeksploitasi, pasutri itu mengumpulkan US$ 90 ribu atau sekitar Rp 1 miliar. (nwk/nrl) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! http://www.detiknews.com/read/2009/02/27/080216/1091357/10/deplu-koordinasi-lindungi-tki-korban-pasutri-asal-ri |
Pererat Hubungan Indonesia-Malaysia Lewat Media Malindo
|
Sekolah Khusus Anak TKI di Malaysia
27/02/2009 06:52 - Pendidikan Sekolah Khusus Anak TKI di Malaysia Liputan6.com, Kinabalu: Anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (YKI) yang bekerja di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, kini dapat menikmati pendidikan dengan layak. Sebuah sekolah khusus warga Indonesia berdiri di kota tersebut. Sekitar 274 siswa dan tujuh pengajar aktif mengadakan proses belajar-mengajar setiap harinya. Semangat dan kebanggaan para siswa Indonesia itu semakin bertambah ketika mereka dapat menyanyikan lagu "Indonesia Raya" di negeri orang. Terbukti, walau jauh dari negeri sendiri para siswa ini tetap menyimpan rasa cinta terhadap Indonesia. Hingga kini, masih ada sekitar 340 calon murid yang mengantre untuk bersekolah. Beberapa guru saat ini tengah diusahakan datang dari Indonesia.(OMI/Noviar Jamal) http://www.liputan6.com/news/?id=173522&c_id=9 |
24 Februari 2009
Ratusan Ribu TKI Jalani Pemutihan Dokumen
Sarjana Menganggur di Indonesia Hampir Sejuta
Sarjana Menganggur di Indonesia Hampir SejutaSelasa, 24 Februari 2009 | 17:06 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Berdasarkan data di Departemen Pendidikan Nasional terhitung Agustus 2008 terdapat 961 ribu penganggur terdidik di Indonesia. Jumlah itu, kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal, turun dari periode Februari 2008 lalu yang mencapai 1.146 juta orang. Jumlah penganggur yang 961 ribu itu, kata Fasli, terbagi dari 598 ribu penganggur sarjana dan 362 ribu penganggur diploma. Jumlah penganggur, kata dia, sangat tergantung pada perkembangan ekonomi, struktur investasi, dan kreativitas perguruan tinggi. "Harus ada pendidikan keterampilan yang diajarkan terus menerus kepada mahasiswa," kata dia saat ditemui di sela Rembuk Nasional Pendidikan 2009, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pendidikan Nasional, Depok (24/2). REH ATEMALEM SUSANTI http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2009/02/24/brk,20090224-161806,id.html |
Tiga Balita Menderita Gizi Buruk di Depok
|
Tiga Balita Menderita Gizi Buruk di Depok
DEPOK - Gizi buruk tidak hanya terjadi di daerah-daerah pelosok saja. Dekat dari Ibu Kota Jakarta, tepatnya Depok, tiga bayi juga menderita gizi buruk. http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/24/1/195869/tiga-balita-menderita-gizi-buruk-di-depok |
TKI Asal Sumbar Harus Berbasis Keahlian
Propinsi | Selasa, 24/02/2009 22:37 WIBTKI Asal Sumbar Harus Berbasis KeahlianPadang , (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar melalui Kepala Bidang Penempatan, Zulkifli N mengatakan proses pengiriman TKI dari Sumbar ke luar negeri akan diperketat agar tenaga kerja yang dikirim lebih berkualitas.Hal itu dikatakan Zulkifli N kepada antara-sumbar.com, Selasa(24/2). Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan, TKI yang dikirimkan tersebut harus mengetahui bahasa negara tujuan, mempunyai disiplin kerja yang tinggi dan paham budaya setempat karena jika hal ini tidak dimiliki maka akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. "Ke depan para calon TKI harus memeliki sertifikasi keahlian di bidang tertentu, misalnya keahlian menjahit, membordir dan bertukang karena Depnakertrans tidak hanya mengirim untuk pembantu rumah tangga tapi tenaga kerja profesional pada bidangnya," katanya. Lanjutnya, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi oleh TKI yang akan dikirim ke luar negeri, diantaranya mempunyai pengetahuan yang luas, mempunyai keahlian pada bidang tertentu dan mempunyai etika kerja yang baik. Hal itu bertujuan agar tenaga kerja tesebut lebih produktif. Keberadaan TKI di luar negeri sangat menguntungkan karena usaha sektor rill akan meningkat, pendapatan negara naik dan pengangguran berkurang, paparnya. Terkait dengan pemulangan TKI dari negara Malaysia merupakan dampak krisis global yang melanda negara tersebut. Keputusan itu juga akan dilakukan ketika Indonesia mengalami hal serupa, kata Zul mengakhiri. http://www.antara-sumbar.com/id/index.php?mod=berita&d=1&id=17043 |
Banyak Pihak “Peras” PKL
Banyak Pihak "Peras" PKL
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/23/jab06.html |
“Mesin Uang” Itu Bernama PKL
"Mesin Uang" Itu Bernama PKL
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/23/jab05.html |
“Bunga Trotoar”, Anak Tiri di Ibu Kota
"Bunga Trotoar", Anak Tiri di Ibu Kota
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/23/jab04.html |
23 Balita di Kulon Progo Menderita Gizi Buruk
23 Balita di Kulon Progo Menderita Gizi BurukSenin, 23 Februari 2009 | 18:35 WIB TEMPO Interaktif, Yogyakarta: 23 anak balita di Kecamatan Kokap, Kulonprogo, dilaporkan menderita gizi buruk, sementara 139 balita lainnya masuk kategori memiliki berat badan di bawah garis merah (BGM)."Rinciannya, Puskesmas I Kokap ada 16 orang dan Puskesmas II ada tujuh orang," kata Santoso, Camat Kokap, Kulon Progo, saat dihubungi, Senin (23/2). Untuk kasus bayi dengan kategori di bawah garis merah di Puskesmas I sebanyak 45 orang, sedangkan bayi di bawah garis merah di Puskesmas II lebih banyak lagi. "Ada 94 balita," kata Santoso. Menurutnya, kegiatan posyandu khusus di kecamatannya dilakukan seminggu sekali di 68 lokasi. Terkait penyebab gizi buruk dan BGM itu, Santoso mengatakan masih akan mengevalusinya. "Mungkin kurang konsumsi susu, nanti kami evaluasi," ujarnya. Informasi soal gizi buruk ini diungkapkan anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, Noor Harish, kepada wartawan. Noor Harish mengatakan penderita gizi buruk itu tersebar di tiga desa, yakni Desa Hargorejo, Kalirejo, dan Hargotirto. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak para penderes gula kelapa. "Kehidupan keluarga penderes memang masih memprihatinkan," ujarnya. Kasus gizi buruk yang sebagian besar terjadi di pedesaan itu, menurut Noor Harish, membuktikan bahwa program pembangunan kawasan pedesaan hanya terhenti pada dokumen kebijakan umum Rancangan Anggaran Pemerintah Belanja Daerah. "Kegiatan anggaran untuk pedesaan sangat kecil. Ini harus diubah kalau tidak ingin penderita gizi buruk terus bertambah," kata dia. Di tempat yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DI Yogyakarta Setyoso Hardjowisastro mengatakan akan meneliti lebih lanjut penyebab terjadinya gizi buruk di Kulonprogo itu. Menurut dia, ada beberapa faktor yang kerap menjadi penyebab gizi buruk. "Ada faktor ekonomi tidak mampu membeli makanan yang bergizi," ujarnya. Faktor lainnya si anak kena flek (paru-paru basah) sehingga makannya sulit. "Sehingga terkena gizi buruk," ujarnya. http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/02/23/brk,20090223-161659,id.html |
23 Februari 2009
Korsel Beri Kuota 5.000 TKI Untuk 2009
23/02/09 11:45 Korsel Beri Kuota 5.000 TKI Untuk 2009Banyuwangi (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberi kuota sebanyak 5.000 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk ditempatkan ke negeri ginseng itu dalam tahun 2009. "Kuotanya menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam dialog dengan para calon TKI ke Korsel di Banyuwangi, Jatim, Senin. Jumhur menyebutkan Korsel pada 2006 memberi kuota sebanyak 8.000 TKI dan yang ditempatkan ke negeri itu sebanyak 1.243 orang. Pada 2007 Korsel memberi kuota sebanyak 8.500 orang TKI dan yang bisa ditempatkan sebanyak 4.304 orang. Sementara pada 2008 Korsel memberi kuota sebanyak 9.000 orang TKI dan yang bisa ditempatkan melonjak tinggi mencapai 11.885 orang. Sedangkan untuk 2009, kata Jumhur, kuota yang diberikan Korsel turun lagi karena Korsel terkena dampak krisis ekonomi global. "Kuotanya `drop` (menurun) karena industri di sana harus mengurangi jumlah tenaga kerjanya," kata Jumhur. Ia juga menyatakan sekitar ratusan TKI yang bekerja di sektor industri di Korsel terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2008 tetapi mereka bisa dipekerjakan lagi di perusahaan lain di Korsel. "Sampai sekarang saya belum mendengar ada TKI yang terkena PHK di Korsel dipulangkan ke Indonesia," katanya. Jumhur mengatakan, Korsel pada April mendatang akan menyelenggarakan tes kemampuan berbahasa Korea sebagai syarat utama kelulusan bagi calon TKI yang ingin bekerja di Korsel. Nilai yang harus dipenuhi untuk lulus bahasa Korea adalah 120, kata Jumhur, sedangkan nilai kelulusan kemampuan teknis untuk bekerja di berbagai perusahaan di Korsel rata-rata 80. Penempatan TKI ke Korsel merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korsel (government to government). Para TKI yang bekerja di Korsel rata-rata menerima gaji sebesar Rp8,5 juta per bulan belum termasuk uang lembur. Jumhur juga mengingatkan kepada masyarakat terutama calon TKI yang berminat bekerja di Korsel untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak tertentu yang mengaku kenal dekat dirinya atau yang memiliki foto dengan dirinya. "Nama dan foto saya banyak `dijual` untuk menipu. Tolong lapor ke saya atau kantor BNP2TKI bila ada orang yang mengaku dekat dengan saya dan memungut uang untuk mengurus kerja ke Korsel," katanya. (*) |
Menaker RI dan Mendagri Malaysia Bahas Pemulangan TKI
23/02/09 15:33 Menaker RI dan Mendagri Malaysia Bahas Pemulangan TKIKuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno dan Menteri Dalam Negeri Malaysia Syed Hamid Albar bertemu dan membahas dampak dari krisis ekonomi global dan PHK terhadap TKI, di Putrajaya, Senin. "Kami memahami kebijakan pemerintah Malaysia yang terkena dampak krisis ekonomi global dan memprioritaskan serta melindungi warga dan pekerjanya jika ada pengurangan pekerja," kata Menaker Erman Suparno didampingi Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar. Menteri Dalam Negeri Malaysia Syed Hamid Albar mengatakan, dampak krisis ekonomi belum begitu dirasakan di Malaysia. Jadi belum banyak warga dan pekerja Malaysia kehilangan pekerjaan. Tapi banyak warga Malaysia yang bekerja di Singapura terkena PHK. "Oleh sebab itu, kami akan mencarikan lapangan kerja bagi mereka. Jika ada pekerja asing yang kontraknya sudah habis maka tidak akan diperpanjang kemudian digantikan pekerja Malaysia. Ini kebijakan pemerintah Malaysia dan tuntutan dari berbagai macam organisasi serikat pekerja," katanya. Sementara itu, Mendagri Malaysia Syed Hamid Albar menegaskan pemerintah Malaysia membolehkan TKI atau pekerja asing yang berada di bawah naungan perusahaan outsourcing bekerja di perusahaan lain jika perusahaan pertama memutuskan kontrak kerja karena krisis ekonomi. "Jika kontrak kerja habis tapi perusahaan outsourcing masih mencarikan peluang kerja dan mendapatkan dukungan atau legalitas dari imigrasi Malaysia maka bisa saja pekerja asing atau TKI beralih profesi atau tempat kerjanya," kata Syed Hamid. Menaker Erman Suparno juga mengatakan, bahwa tidak semua negara mengurangi pekerja Indonesia karena krisis. "Beberapa negara Timur Tengah malah perlu tambahan pekerja Indonesia misalnya Arab Saudi, Qatar, Uni Emirates yang kini sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur ekonominya, eksploitasi minyak, pariwisata atau perhotelan," katanya. "Kami bertemu dengan PM Kuwait. Mereka perlu satu juta pekerja Indonesia. Arab Saudi perlu 5.000 TKI untuk membangun pembangkit listriknya. Jadi masih banyak negara lain perlukan pekerja Indonesia," katanya. Oleh sebab itu, "Kami telah menyiapkan pelatihan-pelatihan untuk TKI yang kena PHK kemudian berminat kerja di negara tersebut. Kapasitas balai latihan kami sekitar 200.000 hingga 300.000 orang per tahun," katanya. Menurut Menaker Erman, pemerintah telah mengirim TKI baru ke mancanegara pada tahun 2008 sebanyak 2,2 juta orang.(*) http://www.antara.co.id/arc/2009/2/23/menaker-ri-dan-mendagri-malaysia-bahas-pemulangan-tki/ |
South Korea lowers Indonesian worker quota
South Korea lowers Indonesian worker quotaThe Jakarta Post , Jakarta | Mon, 02/23/2009 1:16 PM | National Hidayat added that in 2008 and 2007, the South Korean government had allotted 9,000 and 8,500 placements for Indonesian laborers, respectively. "As of April, all candidates will need to pass a language exam in Korean. This applies to everyone seeking work in South Korea," he said. He added that the average monthly salary of an Indonesian laborer in Korea is Rp 8.5 million, not inclusive of overtime bonuses. http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/23/south-korea-lowers-indonesian-worker-quota.html |
Fire engulfs house in Pisangan Baru
Fire engulfs house in Pisangan BaruThe Jakarta Post , Jakarta | Mon, 02/23/2009 2:49 PM | Jakarta A house in Pisangan Baru, East Jakarta, burned down Monday afternoon. http://www.thejakartapost.com/news/2009/02/23/fire-engulfs-house-pisangan-baru.html |
Korsel Beri Kuota 5.000 TKI Untuk 2009
Korsel Beri Kuota 5.000 TKI Untuk 2009Posted: Mon, 23 Feb 2009 17:45 +0700 TERKINI – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberi kuota sebanyak 5.000 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk ditempatkan ke negeri ginseng itu dalam tahun 2009. http://terkini.com/2009/02/23/korsel-beri-kuota-5000-tki-untuk-2009.html |
Ratusan TKI di Malaysia Menganggur
|