19 Maret 2009

Presiden Hadiri Pertemuan Informal KTT Ke-14 ASEAN

Sen, Mar 2, 2009


Berita Sore


Hua Hin,Thailand ( Berita ) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan informal Kepala Negara/Pemerintahan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dalam rangkaian Pertemuan Puncak (KTT) ke-14 ASEAN di Hua Hin, sebuah kota peristirahatan yang terletak 200 km selatan Bangkok, Thailand, Minggu [01/03] pagi.


Pertemuan informal yang dimulai sekitar pukul 08.30 WIB itu berlangsung selama lebih kurang 2,5 jam dan diikuti oleh Kepala Negara/Pemerintahan 10 negara anggota ASEAN.


Sebelumnya, Direktur Jenderal ASEAN Deplu RI Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa pertemuan itu dijadwalkan membahas empat topik utama.


"Keempat topik yang akan dibahas adalah penerapan Piagam ASEAN, pertukaran pandangan mengenai isu regional dan internasional, memperkuat kerjasama regional dan hal-hal yang berkaitan dengan East Asia Summit," katanya.


Pada topik penerapan Piagam ASEAN, lanjut dia, akan dipastikan bahwa dua cetak biru Komunitas ASEAN –cetak biru Komunitas Politik dan Keamanan serta cetak biru Sosial dan Budaya– dapat diadopsi.


Dalam cetak biru Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN terangkum sejumlah isu antara lain demokratisasi, perlindungan HAM, pemberantasan korupsi, ekstradisi, penanganan penangkapan ikan ilegal, dan konvensi perdagangan manusia.


Sedangkan cetak biru Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN merangkum isu-isu mengenai perlindungan dan promosi hak-hak pekerja migran, lingkungan hidup dan perubahan iklim, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, toleransi antar umat beragama, serta pelestarian dan promosi warisan budaya.


Kemudian, lanjut dia, pada topik pertukaran pandangan tentang isu-isu kawasan dan internasional akan dibahas antara lain konflik Israel-Palestina, kasus Myanmar, normalisasi hubungan dua Korea, dan Inisiatif Chiang Mai.


Seusai pertemuan informal para Kepala Negara/Pemerintahan dijadwalkan menandatangani Deklarasi Peta Jalan Menuju Komunitas ASEAN 2009-2015. "Deklarasi tersebut berisi tiga cetak biru Komunitas ASEAN," katanya seraya menambahkan bahwa Deklarasi itu mencerminkan upaya ASEAN untuk menjawab tantangan secara lebih konkrit dan tepat waktu.


Pertemuan puncak ke-14 merupakan kesempatan baik bagi ASEAN untuk menunjukkan pada dunia bahwa ASEAN masih sangat relevan. Sepuluh negara anggota ASEAN adalah suatu kesatuan yang utuh dari Komunitas Asia Timur yang lebih luas, yang telah dan akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia.


ASEAN beranggotakan 10 negara yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Filipina, Singapura, Laos, Kamboja dan Vietnam. Pertemuan puncak ke-14 ASEAN seharusnya diselenggarakan di Thailand pada penghujung Desember 2008 namun akibat gejolak politik di dalam negeri Thailand maka Pertemuan Puncak itu ditunda hingga Febuari 2009.

ASEAN Tandatangani Deklarasi Komunitas Asean 2015


Kepala Negara/Pemerintahan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Minggu, menandatangani Deklarasi Peta Jalan Menuju Komunitas ASEAN 2009-2015 berdasarkan Piagam ASEAN.


Acara penandatanganan itu merupakan penutup Pertemuan Puncak ke-14 ASEAN di Hua Hin, sebuah kota peristirahatan yang terletak 200 km selatan Bangkok, Thailand.


Dalam jumpa pers dengan media Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan KTT ke-14 ASEAN, 27 Febuari- 1 Maret 2009 mengatakan bahwa inti dari KTT ASEAN kali ini adalah untuk menggalang sinergi regional mengenai upaya meminimalkan dampak dari krisis perekonomian global dewasa ini, selain tentu saja upaya mewujudkan masyarakat tunggal ASEAN 2015 sebagaimana mandat Piagam ASEAN.


Menurut Presiden, dengan pemberlakuan Piagam ASEAN maka ASEAN diharapkan lebih berdasarkan hukum dan lebih terstruktur sehingga kerjasama antar negara ASEAN dapat lebih efektif. "Tentu saja diperlukan transisi dan penyesuaian tapi kita yakin dengan piagam baru ini maka kerjasama intra ASEAN dan ASEAN dengan organisasi regional yang lain akan lebih efektif," katanya seraya menambahkan bahwa Piagam ASEAN sesungguhnya memperluas interaksi intra ASEAN.


Kepala Negara yang pada kesempatan itu didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menlu Hassan Wirajuda, Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Mensesneg Hatta Rajasa menjelaskan bahwa apabila dahulu kerjasama ASEAN lebih diletakkan pada kerjasama antar pemerintah negara maka kini ASEAN memiliki tiga komunitas yang harus dikembangkan yaitu politik dan keamanan, ekonomi serta sosial dan budaya.


"Maka disamping pemerintah, dalam hal ini juga lebih banyak melibatkan dunia usaha dan swasta dan masyarakat madani secara lebih luas lagi. Ini sejalan dengan konsep yang telah kita tetapkan …, dalam hal ini pemerintah menjadi penjuru," katanya.


Presiden menilai bahwa yang harus lebih aktif menjalankan unsur-unsur kerjasama itu adalah kelompok masyarakat madani,


"Tapi nampaknya ini diperlukan transisi, penyesuaian yang sifatnya fundamental dan barangkali struktural karena kita ingat spirit atau semangat dari para pendiri ASEAN., ASEAN Way, untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil, sejahtera dan membawa manfaat bagi kawasan," katanya.


Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa sekalipun ASEAN telah memiliki Piagam ASEAN namun ke depannya ASEAN masih berpeluang untuk berubah.


"Dalam Deklarasi itu (terdapat cara) bagaimana kita mengimplementasikan Piagam ASEAN, kita punya keyakinan pada saatnya nanti setelah kita implementasikan Piagam yang baru ini maka masing-masing anggota akan lebih kuat lagi. Dan tentunya reformasi yang kita lakukan baik masing-masing negara maupun bersama-sama pada tingkat ASEAN tentulah ini akan meningkatkan daya saing, kapasitas, meningkatkan kekuatan kita untuk bisa menghasilkan kemajuan ekonomi masing-masing negara yang bisa menghasilkan manfaat bersama yang dirasakan oleh ASEAN," katanya.


Saat ditanya mengenai bagaimana Piagam ASEAN dapat secara efektif mendorong ASEAN menangani krisis secara kolektif, Kepala Negara yang bersiap untuk bertolak menuju Jakarta, mengatakan bahwa hal itu akan dibahas lebih lanjut pada tingkat teknis.


"Itulah pentingnya forum menteri bekerja sangat intensif sekarang ini dan bahkan pada tingkat direktur jenderal, agar semua terbiasa dengan (ASEAN) yang 'rules based' ini. Dengan demikian, yang tadinya mungkin 'lack of coordination', ada tumpang tindih, ada kevakuman itu bisa dihindari semua. Tetapi bagaimana pun perlu waktu. Uni Eropa itu puluhan tahun, yang ingin kita lakukan mempercepat proses itu. Saya tetap optimis bahwa pada saatnya kita akan lebih efektif lagi kebersamaan kita," ujarnya.

http://beritasore.com/2009/03/02/presiden-hadiri-pertemuan-informal-ktt-ke-14-asean/

Presiden Yudhoyono yang mengikuti rangkaian KTT ke-14 ASEAN meninggalkan Hua Hin pada Minggu siang sekitar pukul 13.00 WIB. Presiden dijadwalkan tiba di Jakarta sekitar pukul 17.30 WIB.ASEAN terdiri dari 10 negara yaitu Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam dan Myanmar. ( ant )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar