Jum'at, 27 Maret 2009 | 14:26 WIBTEMPO Interaktif , Jakarta: Rumah Sakit Persahabatan Rawamangun membantah adanya tagihan biaya kepada pasien miskin. "Sesuai peraturan pemda, sampai hari ini pasien keluarkan biaya apa-apa," ujar Cleimens Manjokasi, Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, di kantornya, Jumat (27/3). Setelah empat jam di Unit Gawat Darurat, Lukman dirawat di ruang perawatan. Melihat kondisi anaknya terus menurun, Rohim meminta perawatan lebih intensif. Namun, dia melanjutkan, rumah sakit menolak merawat Lukman di Ruang Perawatan Intensif. "Saat itu ICU sedang penuh," ujar Lucie Melanie, dokter spesialis syaraf yang ikut menangani Lukman. Kini, dia menambahkan, kondisi Lukman sudah membaik. Walaupun belum sadar, pasien yang tersambung dengan selang infus itu, sudah memberikan respon terhadap rangsangan mata. Tangan dan kakinya juga sudah bisa bergerak. "Sebelumnya kaku," ujar Lucie. Tim dokter belum bisa memastikan kapan Lukman diizinkan pulang atau pun berapa biaya yang akan dikenakan. Menurut Cleimens, pasien tidak mampu diberi keringanan dengan membayar 25 atau 50 persen total biaya. "Tapi kalau menurut survei lapangan dia benar-benar tidak mampu, bisa dibebaskan," katanya. Sebelumnya, Rohim sudah membayar Rp 4 juta lebih untuk perawatan selama 6 hari pertama. Saat itu dia belum mengajukan surat keterangan tidak mampu. "Yang sebelum kasih surat tidak bisa diganti," katanya. http://www.tempointeraktif.com/hg/layanan_publik/2009/03/27/brk,20090327-166833,id.html |
29 Maret 2009
Rumah Sakit Persahabatan Bantah Ada Tagihan Pasien Miskin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar