Minggu, 29 Maret 2009
Okezone SUKABUMI - Satu lagi kisah pilu menimpa yang tenaga kerja wanita (TKW). Ai Imas (25), seorang TKW asal Sukabumi, Jawa Barat, harus hidup dalam pasungan sejak lima tahun terakhir. Hal ini terjadi setelah Imas divonis mengalami gangguan jiwa akibat kepalanya pernah dipalu majikannya saat bekerja di Arab Saudi.
Kisah pilu ini berawal ketika warga Kampung Cibodas RT 37/7 Desa Pawenang, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di Arab Saudi, sekira tahun 2003. Tubuhnya yang mungil kerap diperlakukan kasar oleh sang majikan. Hingga akhirnya bagian belakang kepala Ai Imas hancur akibat dihantam palu.
Dalam kondisi sakit, anak kedua pasangan Acun, (55) dan Nining (52) ini dipulangkan ke tanah air. Karena kondisinya sangat memprihatinkan, Ai Imas yang sudah dua kali bekerja sebagai TKW di Arab Saudi ini tidak langsung dipulangkan, melainkan menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Kramat Jati, Jakarta.
"Selama bekerja di Arab Saudi, Imas tidak pernah bercerita soal majikannya yang kerap menyiksa. "Kami baru mengetahuinya setelah melihat kondisi Imas saat tiba di Jakarta. Bagian belakang kepalanya mengalami luka serius. Diduga akibat luka itu puila prilaku Imas jadi tidak normal," tutur Nining di rumahnya, Minggu (29/3/2009).
Lebih menyakitkan lagi, kata Nining, anaknya tidak memiliki cukup uang dari hasil jerih payahnya selama bekerja 18 bulan itu. Bahkan, untuk membiayai pengobatan anaknya, pihak keluarga terpaksa menjual sebidang sawah yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga.
Namun, itu pun dirasanya tidak cukup untuk menutup kebutuhan biaya pengobatan secara keseluruhan. Akibatnya Imas harus dipulangkan ke kampung halaman di Kabupaten Sukabumi.
"Dokter menyebutkan Imas bisa disembuhkan, karena itu kami terus berupaya memberikan yang terbaik buat Imas. Diperkirakan biaya pengobatan yang sudah dikeluarkan sudah mencapai lebih dari Rp10 juta. Jumlah ini termasuk biaya pengobatan di sejumlah dokter praktik di Sukabumi maupun pengobatan alternatif (Dukun). Tapi Imas tidak kunjung sembuh," tutur Nining.
Kian hari, prilaku Ai Imas semakin tidak terkendali. Wanita yang sudah empat kali gagal membina rumah tangga itu kerap meresahkan warga sehingga pihak keluarganya sepakat untuk menempatkan Imas di sebuah ruang berukuran 3M x 5M yang berada di belakang rumahnya. Namun Imas tetap menggila, dinding ruangan yang hampir seluruhnya terbuat dari bilik, rusak seolah-olah Imas ingin keluar dari ruang sekapannya.
Karena terus mengamuk, Nining dan Acun memutuskan mengikat salah satu kaki Ai Mas dengan sebuah rantai yang bagian ujungnya terikat pada paku yang ditanam pada lantai.
"Sebenarnya kami tidak tega menempatkan Imas di ruang itu, tapi sepertinya ini yang terbaik ketimbang meresahkan warga," papar Nining.
(Toni Kamajaya/Koran SI/ded)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar