31/03/2009
Cilacap, CyberNews. Masyarakat disarankan agar tidak terlalu bangga menjadi seorang tenaga kerja Indonesia. Sebaliknya, mereka diminta untuk berkarya dan membangun potensi di dalam negeri sendiri. Hal itu bertujuan agar seluruh potensi yang ada di tanah air dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Kalau berbondong-bondong pergi ke luar negeri, siapa yang mengurus negeri sendiri," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Dr Ir Erman Suparno MBA MSi saat mengikuti doa bersama bagi TKI dan Pemilu Damai oleh Cahaya Muda Indonesia (CMI), di Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.
Selama ini TKI tergiur oleh upah yang jauh lebih tinggi daripada ketika bekerja di dalam negeri. Akibatnya, banyak sumberdaya manusia yang tersedot ke luar negeri. Padahal, tidak semua TKI bernasib baik. Apalagi bagi mereka yang bekerja ke luar negeri melalui cara-cara yang ilegal.
Oleh karenanya, dia menekankan agar calon TKI harus menaati prosedur pemerintah ketika hendak menjadi TKI. Jika melalui cara ilegal, mereka sendiri yang akan dirugikan. Pemerintah akan sulit untuk memberi perlindungan secara maksimal terhadapnya.
Bupati Cilacap H Probo Yulastoro mengutarakan agar masyarakat lebih bersemangat dan bekerja keras untuk bersama membangun potensi daerah. Hal itu dia umpamakan dalam peribahasa lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang.
Sementara itu, Ketua CMI Syaiful Anam, mengatakan doa bersama merupakan salah satu wujud ikhtiar kepada Yang Maha Kuasa. TUjuannya untuk memohon petunjuk dan pertolongan agar terlepas dari berbagai problematika. Selain itu juga ditujukan kepada para TKI mendapatkan keselamatan. "Kami juga mendoakan proses Pemilu 2009 di Indonesia berjalan dengan damai, khususnya Kabupaten Cilacap," katanya.
Menurutnya, nasib TKI seakan dilupakan. Padahal, mereka adalah salah satu pahlawan devisa terbesar Indonesia. Hampir 30 juta orang Indonesia pernah menjadi TKI di luar negeri. Beberapa diantara mereka memang mendapatkan upah yang lebih baik daripada di dalam negeri.
Namun, berbagai perlakuan harus mereka terima di negara asing. Diantaranya berupa pelecehan hingga penyiksaan. Bahkan, tahun 2008 lalu tercatat sebanyak enam orang TKI dari Cilacap meninggal dunia. Padahal, Cilacap merupakan salah satu penyumbang TKI terbesar di negara ini. Kondisi itu membuat pihaknya merasa sangat prihatin. "Kami mengadakan doa bersama agar seluruh pihak ikut memanusiakan manusia. Bukan cuma mencari dukungan masa sebanyak-banyaknya," sindirnya.
(Kholid Yogi /CN05)
Link: http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=25574
Tidak ada komentar:
Posting Komentar