MATARAM, KOMPAS.com - Penderita gizi buruk di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama tiga bulan (Januari-Maret) 2009 tercatat 59 orang dari 73 kasus yang ditemukan, namun sembilan penderita di antaranya kondisinya sudah membaik setelah menjalani perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. H. Mochamaad Ismail, kepada wartawan di Mataram, Selasa, mengatakan, penderita gizi buruk itu akan dirawat dan diberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) agar kualitas gizinya semakin meningkat.
"Kita berupaya menekan angka kasus gizi buruk di NTB melalui berbagai cara, antara lain melalui program MP ASI dan menangani secara baik kasus non klinis agar tidak meningkat menjadi kasus klinis," katanya didampingi sejumlah Kepala Bidang (Kabid) di lingkungan Dinas Kesehatan NTB.
Selama tahun 2008 kasus gizi bermasalah yang ditemukan tercatat 1.207 kasus dan setelah ditangani sebanyak 892 orang penderita sudah membaik dan sisanya sebanyak 270 orang termasuk 23 diantaranya merupakan kasus klinis atau "Marasmus Kwarshiorkor" atau busung lapar.
Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota selama tahun 2008 jumlah penderita gizi buruk yang meninggal dunia di NTB tercatat 45 orang dari total penderita sebanyak 1.207 orang, sebanyak 466 di antaranya merupakan kasus klinis dan 471 kasus non klinis.
Menurut Ismail, kalau dilihat tren kecenderungan kasus gizi buruk di NTB tertinggi tahun 2005 mencapai 3.950 kasus, sebanyak 17.254 kasus di antaranya merupakan kasus klinis dan 2.185 kasus non kilis.
Sementara mengenai persentase Universal Child Immunitation (UCI) di NTB, hingga kini masih ada desa yang belum mencapai UCI 100 persen di Pulau Lombok yang telah mencapai 100 persen baru Lombok Timur dan Lombok Tengah, sedangkan Lombok Barat baru 90 persen dan Kota Mataram 90,1 persen.
Sedangkan di Pulau Sumbawa belum ada yang mencapai UCI 100 persen, di Kabupaten Bima merupakan yang terendah, yakni baru 65,8 persen, Kota Bima 76 persen, Dompu 68,9 persen dan Sumbawa cukup tinggi mencapai 96,5 persen.
ABD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar