Kompas cetak
Malang, Kompas - Sebanyak 5.420 anak berusia di bawah lima tahun di Kabupaten Malang hingga akhir tahun 2008 dilaporkan berada dalam status gizi di bawah garis merah sebagaimana ditunjukkan dalam kartu gizi anak.
Ini adalah status gizi standar Departemen Kesehatan yang didasarkan pada proporsi berat badan dan tinggi badan yang menggambarkan profil kecukupan gizi anak. Jika status anak berada di bawah garis merah, anak tersebut sudah cukup dekat untuk disebut menderita gizi buruk. Dinas kesehatan (dinkes) telah mengintensifkan perhatian melalui petugas dan sukarelawan posyandu di desa.
Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Gizi Dinkes Kabupaten Malang Riyanto yang mendampingi Kepala Dinkes Kabupaten Malang Agus Wahyu Arifin, akhir pekan lalu. Saat ini di Kabupaten Malang tercatat terdapat 447.964 anak balita.
Status gizi merupakan akibat langsung kondisi ekonomi orangtua atau pengasuh anak. Namun, pemerintah tetap harus bertanggung jawab dengan memonitor status gizi anak balita melalui rantai manajemen puskemas dan sukarelawan keluarga berencana serta posyandu.
Meskipun tidak merinci persebarannya di 33 kecamatan, Riyanto menjelaskan bahwa lebih dari 5.000 anak balita itu ada di semua kecamatan. Sementara catatan lain menunjukkan sedikitnya lima anak di tiga kecamatan dilaporkan menderita gizi buruk. Kelima anak itu adalah dua anak balita di Kecamatan Pujon, dua anak balita di Kecamatan Ngajum, dan satu anak balita di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
"Terhadap anak-anak penderita gizi buruk, Dinkes melalui puskesmas sudah memantau. Saat ini semua anak dirujuk ke rumah sakit yang layak di Kota Malang dan Kota Batu serta terdekat dengan lokasi asal orangtua anak. Semua anak yang menderita gizi buruk berlatar belakang keluarga miskin. Maka, pembiayaan perawatannya lewat Jaminan Kesehatan Masyarakat," kata Agus.
Perawatan itu antara lain perbaikan gizi dan pemberian makanan tambahan (BMT), vitamin, serta obat anti-infeksi. "Di puskesmas, pasokan BMT dan kebutuhan perawatan gizi anak berada dalam jumlah cukup," kata Agus.
Pada April mendatang Dinkes menyurvei ulang untuk memastikan jumlah penderita gizi buruk dan status gizi anak balita. Survei ini melibatkan semua puskesmas dan sukarelawan. (ODY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar