MATARAM | SURYA Online - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memeriksa setiap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari luar negeri untuk mencegah peningkatan kasus HIV dan AIDS di NTB.
"Besar kemungkinan penyakit HIV dan AIDS dibawa oleh TKI yang telah bertahun-tahun berada di luar negeri," kata Wakil Sekretaris KPA NTB Arsyad Abdul Gani kepada wartawan di Mataram, Kamis (5/2/2009). Kecurigaan tanpa alas kuat ini membawa konsekuensi pada dibukanya pos pemeriksaan bagi TKI yang baru tiba. Namun, pejabat mengeluhkan soal tidak semua TKI yang baru datang melapor ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB.
Untuk mengatasi hal tersebut, kemungkinan akan ditempatkan petugas baik di bandara Selaparang Mataram maupun di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat untuk mengantisipasi kedatangan TKI dari luar negeri. Jumlah penderita HIV dan AIDS di NTB terus bertambah, hingga Desember 2008 tercatat 220 orang, terdiri atas HIV 137 orang dan AIDS 83 orang.
"Dari jumlah tersebut, Kota Mataram menempati urutan teratas dengan jumlah penderita HIV 65 orang dan AIDS 54 orang, menyusul Lombok Timur dengan 25 HIV dan 11 AIDS, Sumbawa Barat 18 HIV dan empat AIDS dan LOmbok Barat 13 HIV dan 11 AIDS," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Made Lania mengatakan, sejak 2001 hingga 2008 tercatat 22 orang meninggal dunia akibat HIV/AIDS di Kota Mataram. Jumlah korban meninggal selama delapan tahun terakhir ini terus meningkat dan terbanyak pada 2008 yakni sebanyak sembilan orang sementara pada 2007 meninggal delapan orang, dan 2001 hanya satu orang.
Jumlah kasus HIV tercatat 64 kasus dan AIDS sebanyak 42 kasus dan sebagian besar menimpa usia produktif mulai 20 tahun hingga 45 tahun. Sementara penyebab terbesar adalah dari jarum suntik dan seks dengan pasangan berganti-ganti.
Untuk mencegah meningkatnya jumlah pederita HIV/AIDS antara lain dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas hidup. "Sementara kegiatan yang akan dilakukan untuk menyambut Hari AIDS Sedunia antara lain dialog interaktif melalui Radio RRI dan swasta, sosialisasi HIV/AIDS bagi tenaga struktural dan meningkatkan mutu pelayanan HIV/AIDS," katanya. ant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar