20 Maret 2009

Ratusan Rumah Prostitusi di Cileungsi Dibongkar

Media Indonesia
14 Maret 2009


MI/DEDE SUSIANTI

BOGOR--MI: Ratusan rumah prostitusi di kawasan Pangkalan 11, Desa Limus Nunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor diratakan dengan tanah oleh  petugas dari satuan Polisi Pamong Praja, Kabupaten Bogor, Sabtu (14/3).

Pembongkaran ratusan bangunan permanen yang tersebar di lima blok yakni Blok Cokelat, Blok Anggrek, Blok Bule, Blok Lengkong dan Blok UPS ini berjalan lancar dan tidak mendapatkan perlawanan sedikitpun baik dari pemilik, maupun dari warga yang sebelumnya sempat melakukan penolakan pembongkaran.

Bahkan saat ratusan petugas Satpol PP datang membawa alat berat sebagian rumah sudah ada yang dibongkar sendiri dan semua isi bangunan sudah lebih dahulu di evakuasi ke luar oleh para pemilik. Menurut Komandan Kompi Operasional Sat Pol PP, Kabupaten Bogor, Sukanto  Bejo, Pemkab Bogor mengerahkan sebanayk 358 personil yang terdiri dari 150 personil Pol PP dan sebanyak 208 gabungan dari Polres Bogor, Brimob dan Kodim.

Adapun jumlah total bangunan tempat prostitusi di wilayah tersebut  tidak kurang dari 105 unit bangunan, dengan rincian 53 unit di Blok Anggrek, 15 unit di Blok Lengkong, 13 unit di Blok Ups, 21 di Blok Bule dan 25 di Blok Cokelat. "Tapi jumlahnya akan lebih dari itu jika dihitung dengan bangunan-bangunan gubuk kecil," kata Bejo.

Sementara Camat Cileungsi, Dace Supriyadi mengatakan proses pembongkaran bangunan di lokasi prostitusi ini dilakukan selama tiga hari. Lokasi pertama yang dibongkar adalah Blok Anggrek mengingat di titik itu jumlah bangunan rumah yang dijadikan tempat prostitusi paling terbanyak lebih dari 50 unit.

Menurut Dace seluruh lokalisasi yang ada di kawasan Limus Nunggal ini akan dijadikan tempat pelatihan (balai pelatihan kerja, red), serta sekolah. Bahkan jika ada investor yang akan berbisnis di tempat tersebut seperti membangun pabrik, akan dipersilakan.

"Pembangunan ini dilakukan untuk menghindari tumbuhnya kembali bangunan-bangunan sejenis yang dipergunakan untuk menjalankan bisnis yang sama yakni tempat hiburan dan lokalisasi," kata Dace.

Khusus di Blok Anggrek lahannya mencapai 1 hektare, kata Dace, merupakan lahan milik pemerintah. Namun hal ini dibantah warga. (DD/OL-06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar