20 Maret 2009

PKL Malioboro Dilatih Berbahasa Prancis

Media Indonesia
14 Maret 2009


YOGYAKARTA--MI: Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memberi pelatihan bahasa Prancis kepada 30 pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Jalan Malioboro Kota Yogyakarta.

"Mereka memperoleh pelatihan bahasa Prancis dengan instruktur para mahasiswa jurusan Bahasa Prancis UNY, sekaligus sebagai bagian dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat," kata Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Supriyanto, di Yogyakarta, Jumat (13/3).

Ia mengatakan, bagi PKL tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan mereka terutama saat melayani wisatawan mancanegara (wisman) khususnya dari Prancis. "Wisman akan merasa senang karena PKL mampu berkomunikasi dengan bahasa mereka sendiri," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan pelatihan yang berlangsung di aula Dinas Pariwisata DIY itu akan berlangsung beberapa hari, dan diharapkan PKL memiliki sense of tourism dan sadar wisata. Sadar wisata memang harus ditumbuhkan pada semua kalangan yang peduli terhadap pembangunan pariwisata DIY. "Para PKL di Malioboro yang merupakan bagian dari pelaku pariwisata di DIY juga tidak luput dari perhatian Dinas Pariwisata Provinsi DIY dengan memberikan pelatihan bahasa Prancis," katanya.

Ia mengharapkan kegiatan seperti ini secara rutin dilakukan karena dengan penguasaan bahasa asing termasuk Prancis akan memudahkan wisman khususnya dari Prancis dan daratan Eropa lainnya mengetahui lebih banyak lagi potensi dan keanekaragaman wisata budaya Yogyakarta. "Penguasaan bahasa Prancis juga akan meningkatkan citra pariwisata Yogyakarta, sehingga mereka diharapkan datang kembali berwisata ke Yogyakarta," kata Supriyanto.

Sementara itu, Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih mengatakan semua yang terlibat dalam kepentingan pengembangan pariwisata di DIY harus memiliki kepedulian terhadap wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. "Mereka di antaranya PKL, pengemudi becak maupun kusir andong yang menjadi ujung tombak melayani wisatawan khususnya wisman," kata Widi yang yayasannya memiliki perhatian terhadap pariwisata berbasis pendidikan, studi pengembangan budaya dan pariwisata berbasis potensi lokal.

Menurut dia, mereka perlu memperoleh peningkatan kemampuan berkomunikasi untuk melayani wisman sebagai upaya memberikan citra baik pariwisata Yogyakarta, termasuk menguasai bahasa asing. Wisman akan merasa senang jika mereka dilayani dengan bahasa yang dimengerti oleh mereka. "Meskipun pengusaan bahasa asing tidak menyeluruh, namun paling tidak bisa membantu komunikasi dalam melayani wisman yang berkunjung ke daerah ini," katanya. (Anbt/OL-06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar