Senin, 23 Maret 2009
Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) dan Pemerintah Jepang akan membantu upaya Indonesia mengurangi persoalan anemia akibat kekurangan zat besi (iron-deficiency anemia/IDA) di kalangan warga miskin.
Hal tersebut seperti diungkapkan Senior Social Sector Specialist of ADB's Southeast Asia Department Barbara Lochmann, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (23/3/2009).
Bantuan pertama berupa proyek yang diberikan dengan menyediakan beras yang kandungan gizinya tinggi dan sudah dicanangkan sejak Februari 2005.
Sementara program kedua untuk mereka yang kekurangan vitamin A dan saat ini masih dalam proyek percontohan dengan melihat berapa besar biayanya.
Dewan Direksi ADB pun telah menyetujui dana bantuan kedua untuk fortifikasi pangan bagi Indonesia sebesar USD2 juta. Tujuan dari proyek ini adalah menyalurkan 24 ribu metrik ton beras fortifikasi untuk 800 ribu orang di dalam dua wilayah. Yang sudah di tes di beberapa negara seperti China, Kolombia, India, dan Filipina.
Dana bantuan dari Japan Fund for Poverty Reduction itu akan membantu untuk menaksir jumlah penderita IDA, besarnya biaya, dan efek penyediaan beras berzat besi di bawah program beras bersubsidi raskin.
External Relations Officer Indonesia Resident Mission Ayun Sundari mengatakan bahwa proyek yang disetujui pada hari ini nantinya ditargetkan rampung selama satu setengah tahun.
"Dananya nanti digelontorkan sesuai dengan kebutuhan dari proyek yang berjalan selama satu setengah tahun ini. Untuk daerahnya belum pasti ditentukan. Namun ada dua wilayah yang akan diberi bantuan berbentuk hibah ini," jelas Ayun. (ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar