JAKARTA - Krisis ekonomi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja di Korea Selatan. Tenaga kerja Indonesia di negeri itu pun terkena imbas. Beruntung, Negeri Gingseng berjanji untuk membantu pekerja asal Indonesia.
"Teman atau sahabat yang tulus saling membantu. Kedua negara menderita kesulitan ekonomi, tapi kita harus membantu," kata Presiden Korsel Lee Myung-bak dalam jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (6/3/2009).
Saat ini ada sekira 20.000 TKI yang berkerja di Korsel. Kehadiran mereka, menurut Lee, juga turut memberikan kontribusi terhadap perekonomian dunia.
Kepada Lee, Presiden SBY meminta agar Pemerintah Korsel memberikan perhatian serius dan solusi bagi masalah yang dihadapi para TKI. Solusi yang diminta SBY antara lain agar Seoul memberi tenggat waktu kepada para pekerja yang dipecat agar mereka dapat bekerja kembali dan tidak pulang ke Tanah Air.
Merespons permintaan SBY, Lee berjanji akan segera membahasnya dengan rinci setelah kembali ke negerinya. Lee juga memastikan selama ini tidak ada diskriminasi bagi para pekerja asing yang ada di Korsel.
"Saya yakin bahwa perhatian Yudhoyono yang mendalam mengenai masalah itu akan membantu memperbaiki hubungan kedua negara secara positif," ucapnya.
Atas komitmen Lee, Presiden SBY mengucapkan terima kasihnya. Doktor ekonomi pertanian ini juga menilai jawaban Lee positif bagi penyelesaian persoalan tersebut.
"Saya berterima kasih kepada Lee ada crash program yang diberikan agar pekerja yang di-PHK memiliki tenggang waktu untuk mencari pekerjaan lain," tandas SBY. (jri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar