MALANG | SURYA-Tahun ini, minat warga Kabupaten Malang untuk menjadi TKI di sektor informal diprediksi semakin turun. Penyebabnya antara lain terserap ke industri rokok, banyak hal buruk yang menimpa TKI, serta mahalnya ongkos ke luar negeri. Demikian ungkap Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang, Tedy Wiryawan.
"Tahun ini diperkirakan akan turun karena biaya untuk bekerja keluar negeri juga mahal," ujar Tedy pekan lalu.
Menurutnya, biaya ke LN untuk sektor informal butuh sekitar Rp 5 juta- Rp 6 juta. Sedang untuk tenaga formal, biaya yang dibutuhkan lebih banyak lagi, yaitu antara Rp 30 juta-Rp 35 juta.
"Tak hanya soal biaya, berbagai kasus terkait TKI juga memberi andil sehingga warga Kabupaten Malang enggan berangkat bekerja di luar negeri," tukasnya.
Disnakertrans mencatat ada beberapa masalah yang dihadapi oleh TKI di luar negeri, seperti kematian (meninggal dunia), kasus interminet (majikan tidak membayar gaji), tidak cocok dengan majikan, hubungan yang tidak harmonis dengan majikan, hingga penganiayaan.
Kasus-kasus yang dilaporkan seperti terjadi pemaksaan kontrak, tidak digaji puluhan tahun, TKI ditangkap polisi, belum pulang ke tanah air hingga pemulangan dan penyelesaian hak-hak TKI. Sedang kasus meninggal dunia hingga data Oktober 2008 mencapai enam orang dengan negara tempat kerja yaitu Hongkong, Kuwait, Arab Saudi dan Taiwan. Data pada 2007, jumlah TKI sebanyak 4.529 orang, kemudian pada 2008 menjadi 5.584 orang.vie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar