18 Januari 2010
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka mendesak pemerintah segera membenahi terminal khusus untuk TKI di Bandara Soekarno-Hatta dan bandar lainnya, terutama agar terbebas dari berbagai aksi premanisme, pemerasan, dan kekerasan.
Menakertrans juga harus segera membuat shelter bagi TKI yang mendapatkan masalah
"Siapa pun pelakunya (aksi premanisme dan pemerasan) harus diberi sanksi pidana seberat-berantnya," ujar Pitaloka kepada pers di Gedung DPR Jakarta, Senin (18/1/2010).
Dia mengatakan, di terminal kepulangan TKI di terminal Selapajang, Tangerang, sering terjadi penelantaran TKI hingga berhari-hari, naiknya tarif pemulangan mereka hingga tiga kali lipat, aksi pemerasan dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Terkait pembubaran terminal khusus TKI Selapajang, Tangerang, Pitaloka menyatakan dukungannya atas upaya Menakertrans membubarkan terminal itu dan kembali menggunakan terminal umum bagi kepulangan para pahlawan devisa itu.
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berencana menggunakan kembali terminal umum bagi kedatangan TKI dari luar negeri dan menutup keberadaan terminal khusus Selapajang, Tangerang, yang sering menghadirkan masalah bagi para TKI selama ini.
Lebih lanjut dikemukakannya bahwa keputusan Menakertrans tersebut harus segera disusun dasar hukumnya dan juga tidak boleh ada pembatasan bagi para TKI yang datang dari negara-negara tertentu.
"Menakertrans juga harus segera membuat shelter bagi TKI yang mendapatkan masalah," ujar Pitaloka.
Artis yang kini menjadi politisi PDIP itu juga mengingatkan Menakertrans untuk menjalin kerjasama dan koordinasi untuk menjamin keamanan TKI dari luar negeri yang pulang lewat jalur umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar