18 Januari 2010
Jakarta, Kompas - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia menyambut positif rencana pemerintah mengizinkan TKI yang sudah mandiri untuk langsung pulang ke daerah asal tanpa melalui terminal khusus di Selapajang, Tangerang, Banten.
Namun, semua pihak harus berperan aktif menjaga agar TKI tidak menjadi korban kejahatan yang modusnya makin beragam.
Demikian disampaikan Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat di Jakarta, Minggu (17/1). BNP2TKI merupakan lembaga pemerintah yang mengelola Gedung Pendataan Kepulangan TKI di Selapajang, Tangerang.
"Saya setuju saja. Memang seharusnya seperti itu. Bila (TKI langsung pulang) itu berlaku, kita semua harus menjaga agar para TKI itu tidak jadi santapan para preman dan orang jahat yang sering kali mengancam jiwanya," ujar Jumhur.
Setiap hari, sedikitnya 1.000 TKI pulang ke Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta. Sebagian besar pulang setelah bekerja bertahun-tahun di Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyebutkan, TKI dari Hongkong dan Taiwan nanti bisa langsung pulang ke daerah asal masing-masing.
Praktik pemerasan
Pemerintah terus mendapat komplain dari serikat buruh TKI, organisasi nonpemerintah, dan DPR terkait praktik pemerasan dan pelayanan buruk dari oknum petugas terhadap TKI yang ingin pulang ke kampung asal.
Selama ini, TKI yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta diarahkan petugas ke ruang tunggu khusus di Terminal 2.
Mereka kemudian diangkut bus khusus ke Terminal Khusus di Selapajang. Kemudian, mereka diangkut mobil khusus TKI ke berbagai daerah.
Pada tahun 2008, sebanyak 343.229 TKI pulang lewat Terminal Khusus Selapajang. TKI di Hongkong dan Taiwan merupakan pekerja informal dengan standar kerja tertinggi di antara enam juta TKI di luar negeri.
Ketua Indonesian Migrant Workers Union Sringatin di Hongkong mengatakan, pemerintah harus menutup terminal khusus TKI karena sering menjadi tempat pemerasan TKI.
(Ham)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar