24 Maret 2009

TKW Kuwait: Saya Disetrum Di Penampungan Ashkanani

Sel, Mar 24, 2009


Berita Sore


Kuwait ( Berita ) : Isak tangis dari ratusan tenaga kerja wanita (TKW) tidak tertahankan ketika Ria Nasrini (21) menceritakan dirinya disetrum di penampungan agen tenaga kerja asing Ashkanani setelah melarikan diri dari majikan yang mencederai matanya dan mematahkan kakinya.


"Saya disetrum di penampungan Ashkanani. Bukan hanya saya, TKW lain juga diperkosa di sana," kata Ria di pertemuan Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) Rusjdi Basalamah, Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus M Yamani, Ketua Bida Organisasi Indonesia Employment Agencies Asociation (Idea) Aminullah dan dihadiri Konsul I KBRI Kuwait dan 339 TKW di musholla KBRI Kuwait, Senin [23/03] .

Ria lalu mengisahkan nasib malang dengan terbata-bata, dengan tekanan emosi di setiap katanya dan uraian air mata di pipinya. Setelah lari dari majikan Ria mengadu, lalu dibawa ke penampungan agen Ashkanani di Salmiah, Kuwait.


Di sana dia disekap selama satu bulan di ruang bawa tanah. "Wajah saya diguyur air dingin tiga ember. Tangan saya diikat lalu dipukul," katanya.


Dia mempertanyakan, selayaknya agen yang memfasilitasinya menolong dari tindakan kasar majikan, tetapi sebaliknya malah dia disiksa.


Ria baru enam bulan bekerja di negara teluk itu, tetapi sudah dua kali pindah majikan dan nasib buruk menimpa pada majikan kedua. Kedua matanya buram karena dicongkel hingga berdarah oleh kuku majikan.


Gadis asal Cirebon itu sebelumnya sudah diajak untuk meninggal penampungan KBRI Kuwait, sehari sebelum tiga pengurus asosiasi itu tiba di Kuwait, Minggu (22/3). Sehari sebelumnya, Sabtu (21/3) 76 TKW yang menggunakan jasa agen Ashkanani dibawa pergi dari penampungan KBRI Kuwait.


Ria menolak dan di hadapan sekitar 300 rekan yang memadati musholla KBRI Kuwait dia bersaksi atas nasib dirinya dan rekan-rekannya.


Cerita gadis yang tidak bisa berdiri lurus itu membuat sejumlah TKW lainnya bercerita tentang nasibnya. Sebagian besar di antara mereka juga disalurkan oleh agen Ashkanani.


Yunus mengatakan KBRI sudah seharusnya menghentikan kerja sama dengan Kuwait Union of Domestic Labor Offices (KUDLO) yang dipimpin oleh agen TKA Ashkanani. "KBRI seharus sekarang juga menghentikan kerjasama yang memonopoli pengajuan perjanjian kerja (PK) di KBRI Kuwait itu. Ini agen TKA brengsek!" kata Yunus.


Dia bertanya, "Siapa saja yang ditempatkan oleh Ashkanani?" Puluhan tangan lalu mengacung. Setelah dibawa pergi dari penampungan di hari libur, ternyata masih banyak TKW bermasalah yang disalurkan Ashkanani.


Agen TKA lainnya, Abdul Wahab Al-Atwan di tempat yang berbeda mempertanyakan, mengapa KBRI Kuwait menjalin kerja sama dengan KUDLO yang dipimpin oleh Fadhel Muhammed Al-Sharaf yang memimpin agen TKA Ashkanani.


"Kamu sudah melihat dan mendengar perusahaan itu saja tidak mampu menyelesaikan masalah TKW-nya. Bagaimana mungkin dia menyelesaikan semua masalah TKW di penampungan sebagaimana janji yang diberikannya pada KBRI," kata Wahab.


Dia juga menyatakan 50 persen TKW bermasalah di KBRI adalah TKW yang diageni oleh Ashkanani. Tidak hanya itu dia juga mengatakan bahwa pemerintah Filipina memasukkan ke dalam daftar hitam (black list) hingga kini. KBRI sebelumnya juga pernah memasukkannya dalam daftar hitam, tapi kini hanya melayani Ashkanani yang legalisasi PK.


Pada 15 Februari 2009 KBRI mempercayai Ashkanani untuk menyelesaikan semua masalah TKW di penampungannya. Kepala Badan Nasional Penempatan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat yang merintis kerjasama dengan KUDLO pada akhir November 2008 mengatakan kerja sama dengan KUDLO adalah proyek percontohan yang melibatkan organisasi tenaga kerja asing.


Hari ini, di penampungan KBRI di Kuwait, dengan disaksikan oleh konsul Dino, TKW bermasalah meminta pemerintah menghentikan kerjasama perlindungan dengan KUDLO karena tidak memberi manfaat apa-apa pada mereka. "Kita hanya disidik jarinya di ke polisi, tetapi tidak kunjung pulang ke tanah air," kata salah satu TKW. ( ant )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar