31 Maret 2009

Setiap Hari, Api "Ngamuk" di Jakarta

Setiap Hari, Api "Ngamuk" di Jakarta
Minggu, 22 Maret 2009 | 03:31 WIB

Berita kebakaran di Jakarta sepertinya tidak pernah absen muncul di berbagai media massa. Tidak heran, karena dalam sepekan saja, sejak Minggu (15/3) hingga Sabtu (21/3), amuk si jago merah rutin terjadi di sejumlah kawasan di Ibu Kota. Selama tujuh hari itu, tercatat sedikitnya 200 rumah terbakar habis, 850 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan kerugian materi lebih dari Rp 2 miliar.

Data dari Dinas Pemadan Kebakaran DKI Jakarta, Sabtu kemarin, terjadi kebakaran yang menghanguskan rumah sekaligus percetakan di RT 03 RW 05, Jalan Kali Baru Timur, Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Sebelumnya, api berkobar di Jalan Walang Permai RT 010 RW 012, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Jumat (20/3).

Minggu hingga Kamis, terjadi kebakaran di RT 01 RW 01 Jalan H Ten, Rawamangun, Jakarta Timur; di Apotek Greenvile di RT 012 RW 09 Durikepa, Kebonjeruk, Jakarta Barat; permukiman padat penduduk di Jalan Jatibunder VII, Tanah Abang, Jakarta Pusat; dan di Jalan Pelita, Jatipulo, Jakarta Barat. Berdasarkan hasil temuan tim pemadam kebakaran dan penyelidikan polisi, rata-rata penyebab kebakaran ialah hubungan pendek arus listrik dan ledakan kompor minyak tanah maupun gas.

Selama Januari-Februari 2009, Dinas Pemadam Kebakaran DKI mencatat telah terjadi 87 kasus kebakaran di lima wilayah kota. Tiga warga dilaporkan terluka, 10 orang meninggal dunia, dan kerugian materi mencapai Rp 31 miliar.

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2008, terjadi 792 kasus kebakaran di Ibu Kota. Penyebab 436 kasus di antaranya terkait dengan listrik. Musibah ini mengakibatkan 14 orang tewas, 33 orang luka berat, dan kerugian materi Rp 222 miliar. Kebakaran dan kerugian yang lebih kurang sama juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Akhir Februari 2009 dalam laporan rutin bulanan, Sukendar, Kepala Bidang Partisipasi Masyarakat Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, mengatakan, banyak kelurahan di Jakarta tergolong rawan kebakaran. "Dari 267 kelurahan, 53 di antaranya rawan kebakaran."

Kategori rawan kebakaran, antara lain, instalasi listrik tidak terpasang dengan benar, masih banyak warga yang menggunakan colokan bertumpuk dengan kabel kecil dan tidak rapi. Praktik pencurian listrik pun marak. Selain itu, kawasan rawan tersebut rata-rata padat penduduk dengan akses jalan sangat sempit dan tidak memiliki sarana pemadam kebakaran, seperti keran atau tandon air. Rumah-rumah di permukiman padat pada umumnya sempit dan pengap sehingga sirkulasi udara tidak berfungsi baik. Sedikit saja ada hubungan pendek arus listrik atau kecerobohan saat menggunakan kompor bisa berujung pada terjadinya kebakaran. (NELI TRIANA)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/22/03311158/setiap.hari.api.ngamuk.di.jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar