30 Maret 2010

Ribuan Warga di Sumba Timur Terancam Kelaparan


Jum'at, 19 Maret 2010

TEMPO/Arie Basuki

TEMPO Interaktif, Kupang - Ribuan warga di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam kelaparan. Hal itu terjadi akibat gagal panen yang melanda 121 desa di daerah tersebut.  "Ada 121 desa yang terancam rawan pangan karena gagal panen," kata Bupati Sumba Timur, Gideon Mblijora di Kupang, Jumat (19/3).

Masalah ancaman rawan pangan ini, menurut Gideon, sudah melanda Sumba Timur sejak akhir 2009 lalu. Kala itu, setelah dilakukan identifikasi, ditemukan terdapat sebanyak 35 desa yang terancam rawan pangan.

Sedangkan identifikasi pada tahun 2010, ia melanjutkan, terdapat 121 desa yang terancam rawan pangan. Bencana ini terjadi karena curah hujan di daerah tersebut sangat minim. "Hujan terakhir turun akhir Januari lalu, setelah itu tidak pernah turun lagi," kata Gideon.

Jika tak segera mendapat bantuan, rawan pangan di kabupeten tersebut akan berakibat terjadinya kelaparan bagi seribu lebih warga yang berada di 121 desa itu. "Sekitar seribu lebih warga yang terancam kelaparan di daerah itu," kata Gideon.

Untuk mengatasi masalah itu, katanya, pihaknya telah menyalurkan beras bantuan kepada warga sebanyak 100 ton yang dikelola pemerintah daerah. Selain itu, pihaknya juga akan memanfaatkan dana tak tersangka (DTT) sebesar Rp3 miliar untuk membantu masyarakat tersebut.

Tak hanya itu,  pihaknya juga telah meminta bantuan beras ke Gubernur NTT melalui Dinas Sosial Provinsi NTT sebanyak 800 ton dan 100 unit mesin pompa air. Pemerintah Sumba Timur juga meminta bantuan pompa air ke Kementrian Pertanian sebanyak 250 unit untuk membantu petani di Sumba. "Namun, semuanya belum terealisasi," kata Gideon.

Hambatan lain, ia melanjutkan, "Saya mendapat laporan dari Kapala Dinas Pertanian bahwa bantuan beras dari Pemprov NTT ditahan oleh Komisi D DPRD NTT. Komisi D minta penyalurannya dilakukan setelah pilkada."

YOHANES SEO

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/19/brk,20100319-233753,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar