12 Februari 2010

Rendahnya Kualitas Bidan Turut Meningkatkan Angka Kematian Bayi


Selasa, 09 Februari 2010
TEMPO Interaktif, Banjarnegara - Faktor utama penyebab tingginya angka kematian bayi adalah kemiskinan. Contohnya di Kabupaten Banjarnegara dimana angka kematian bayi mencapai 18,56 kematian per 1.000 kelahiran.
"Kebanyakan karena ibunya kurang gizi sehingga anaknya lahir dengan bobot kurang dari 2,5 kilogram," terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Muhammad Yusri Husein, saat dihubungi Tempo, Selasa (9/2).
Yusri mengatakan, selain faktor kemiskinan, rendahnya kualitas bidan yang menangani persalinan juga ikut menjadi faktor tingginya angka kematian bayi. Rasio bidan di tiap desa juga disebutnya masih kurang dibandingkan jumlah penduduk yang ada.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banjarnegara, Waluyo, tingginya angka kematian bayi disebabkan masih terbatasnya dokter spesialis persalinan di daerah tersebut. Tenaga paramedis terlatih juga disebutnya masih minim. "Ditambah lagi budaya masyarakat desa yang masih mengandalkan dukun bayi tanpa bantuan tenaga medis juga ikut menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi," katanya.
Waluyo menambahkan, untuk menekan tingginya angka kematian bayi, Banjarnegara bekerjasama dengan Unicef dari tahun 2006-2010. "Tapi tahun 2011, belum ada kejelasan diteruskan atau tidak program tersebut," imbuhnya.
Yusri mengatakan, Banjarnegara sebenarnya menargetkan angka kematian bayi bisa turun hingga 11 kematian dari seribu kelahiran. Ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut. "Salah satunya meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil di setiap puskesmas," katanya.
Selain itu, kata dia, Dinas juga mengadakan peningkatan kualitas bidan di desa-desa. Puskesmas dan rumah sakit swasta juga kita minta meningkatkan kualitas pelayanan persalinan. "Terutama pantauan terhadap ibu-ibu hamil yang dideteksi kurang gizi," imbuhnya.
Masih menurut Yusri, selain tingginya angka kematian bayi, angka kematian ibu saat melahirkan juga tergolong masih tinggi. Tahun lalu, angka kematian ibu melahirkan tercatat 125,2 per seribu kelahiran. "Padahal targetnya di bawah 100 per seribu persalinan," katanya.

ARIS ANDRIANTO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar