Harian Equator, Jum'at, 09 April 2010
Oleh : Pa'du Palimbong
DAPAT dikatakan sekitar 90 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Sedikit sekali yang menjadikan ubi kayu, ubi jalar, jagung dan sukun sebagai bahan pangan yang sesungguhnya.
Daerah yang menjadikan pangan nonberas sebagai makanan pokok adalah Papua. Pun demikian, fisik mereka bagus, sehat dan banyak pintar. Tidak kalah dengan daerah lain yang pangan utamanya beras. Demikian juga saudara-saudara kita dari sebagian Pulau Ambon juga sangat terkenal dengan sagu atau papeda. Coba lihat. Mereka sangat terkenal dalam segala bentuk kehidupan ini. Suara merdu ketika menyanyi. Di bidang olahraga, tidak disangsikan lagi. Bahkan di tingkat dunia, seperti Ellyas Pical dan lain-lain telah berhasil menorehkan prestasi di bidang olahraga.
Pada dasarnya kandungan karbohidrat protein, gizi dan mineral kimia bermanfaat lain dari ubi kayu, jagung, sukun dan ubi jalar tidak jauh berbeda dengan beras. Khususubi kayu, bukan hanya umbinyan yang dapat diolah menjadi makanan, akan tetapi dauna juga bisa dijadikan sayur.
Jagung, selain karbohidrat dapat juga memiliki banyak manfaat. Demikian juga sukun. Buah maupun daunnya dapat digunakan sebagai bahan makanan. Sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan atau mengurangi ketergantungan masyarakat dari beras sebagai makanan pokok.
Masyarakat sangat perlu mengetahui kandungan apa saja yang terdapat bahan pangan nonberas. Kandungan kimia beras berbeda-beda. Tergantung varietas dan cara pengolahannya.
Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati sekitar 85 persen. Sebagian kecil mengandung prutosan, sellulosa dan gula.
Protein adalah komponen kedua terbesar beras setelah pati. Sekitar 80 persen protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutelin.
Bagaimana dengan kandungan mineral ubi kayu sebagai pangan nonberas. Kandungan mineral ubi kayu/100 gram adalah 146 kalori, protein 1,2 grm, lemak 0,2 grm, hidrat arang 34,7 grm, kalsium 33 mg, fosfor 40 mg serta zat besi 0,7 mg. Selain umbi ubi kayu buah ubi kayu per 100 gram mengandung antara lain vitamin B1 0,06 mg, vit C 30 mg dan 75 persen bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu juga mengandung banyak mineral (per 100 grm) seperti Vit-A 11.000 Si, Vit C 275 mg, Vit B1 0,12 mg, kalsium 165 mg, kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, protein 6,8 mg, lemak 1,2 grm , hidrat arang 13 grm, sat besi 2 mg dan 87 persen bagian daun ubi kayu dapat dimakan.
Sedangkan buah sukun dapat diolah dalam berbagai bentuk makanan dapat digunakan sebagai bahan pangan pendamping beras karena pada dasarnya buah sukun memiliki kandungan mineral yang relatif sama dengan beras. Tidak kalah dengan jagung ubi kayu dan ubi jalar maupun kentang.
Kandungan gizi buah sukun cukup baik yaitu karbohidrat, protein, lemak, Vit B1, Vit B2, Vit C serta mineral kalsium, fosfor dan zat besi. Tepung sukun dengan kandungan pati sampai 75 persen, 21 persen gula, 5 persen protein dan 2 persen lemak. Demikian juga halnya dengan jagung. Dapat dikonsumsi sebagai pendamping atau pengganti beras sebagai bahan pangan.
Kandungan jagung sangat banyak antara lain karbohidrat, kalsium, serat, asam folat, zat besi, fosfor, Vit.B12, kalium, protein, Vit A, Vit C dan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah kandungan antioksidan, yaitu Likopen dan Vit C yang merupakan kandungan yang dapat merawat kulit dari dalam dan kesehatan rambut.
Bukan itu saja rambut jagung yang berwarna kuning dan cokelat juga dapat mengatasi problem klasik manusia, yaitu gangguan buang air kecil, mengobati pembengkakan kandungan kemih, tekanan darah tinggi, serta mengurangi pendarahan pada waktu melahirkan yang disebabkan oleh kandungan Vit K. Dari uraian tersebut di atas dan dengan kandungan berbagai mineral dari ubi kayu, buah sukun, jagung jelas dapat digunakan sebagai pendamping, atau substitusi pangan beras, sehingga kita tidak perlu memiliki ketergantungan sangat besar akan beras sebagai bahan pangan pokok.
Mengonsumsi ubi kayu, buah sukun dan jagung nilainya relatif sama dengan beras. Jadi jangan khawatir mengonsumsi bahan pangan ini akan menyebabkan kesehatan dan kekuatan kita menurun. Menurut saya, yang perlu ditingkatkan di masyarakat adalah bagaimana mengolah bahan ini sehingga rasanya nikmat, menarik dan tidak membosankan. (Penulis adalah Kepala Dinas Pertanian Landak)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar