Ari Saputra - detikNews
"Jadi kita menolak pindah. Lokasinya juga sempit. Hanya menampung 700-an pedagang," kata salah satu pedagang, Tarmin, kepada detikcom pada Rabu 24 Juni 2009.
Menurut Tarmin yang juga koordinator pedagang sembako, pasar 104 telah menghidupi seribuan keluarga selama bertahun-tahun. Seribuan pedagang bergantung pada transaksi pasar yang menjual beraneka kebutuhan seperti sembako, kelontong, daging, baju dan tas.
"Kita tidak ingin pindah. Kalau dianggap membuat kotor, kami masih bisa perbaiki," kata Roni, seorang pedagang minuman.
Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono pada 23 Juni 2009, mengatakan pasar tersebut dinilai sudah kumuh dan merusak keindahan kota. Relokasi atau penggusuran akan dilakukan usai hajatan nasional Pilpres telah rampung.
(Ari/aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar